Mohon tunggu...
Shirly Arayana
Shirly Arayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik yang memiliki minat di bidang media

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tren Tote Bag Sebagai Fashion, Meminimalisir Penggunaan Sampah Kantong Plastik

30 Juni 2024   11:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   14:19 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup di negara penghasil sampah terbesar dan sulit terurai sangatlah menyiksa. Mengapa tidak, negara ini masih saja dihinggapi oleh makhluk-makhluk tak berprikemanusiaan yang terus menerus mengonsumsi kantong plastik. Imbas pun turut dirasakan sebab, plastik yang sudah tak terpakai menjadi sampah yang menimbun sehingga merusak bentala ini. Memangnya apakah tidak ada yang dapat menggantikan plastik sebagai wadah penampung? Ada, salah satunya dengan menggunakan tas ramah lingkungan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan tote bag.

Tote bag merupakan tas jinjing berbentuk kotak dan terbuka atau cenderung tidak menggunakan ritsleting. Tas ini juga dilengkapi dengan dua tali pegangan yang terletak pada bagian atasnya. Tote bag sendiri memiliki aneka ragam desain dan ukuran mulai dari yang berukuran besar, sedang, hingga kecil. 

Bahan yang digunakan untuk membuat tote bag yakni material yang kuat seperti kain kanvas. Selain kuat, harganya pun lebih murah, namun memang terasa berat karena tingkat kerapatannya erat. Tak hanya bahan kanvas, biasanya tote bag juga sering menggunakan kain blacu sebagai bahan utama dengan berat yang lebih ringan namun ketahanannya masih kurang.

Untuk menambah minat penggunaan tote bag, desain dari tote bag telah berevolusi dari tahun ke tahun dari yang awalnya polos hingga memiliki beragam warna dan motif-motif klasik dengan tujuan mempercantik produk. 

Awalnya tote bag hanya sering dipakai oleh kaum hawa namun, makin kesini tote bag juga dipakai oleh laki-laki sebagai pilihan style yang minimalis atau kasual. Ternyata begitu banyak kegunaan tote bag hingga dapat dijadikan salah satu tren fashion dan tanpa sadar sudah mulai membantu secara perlahan untuk menyelamatkan bumi ini.

Tote bag juga mengalami perkembangan dari yang semula berfungsi untuk kemudahan, kini menjadi salah satu item paling digemari dan diincar oleh industri fashion. Kita saat ini dapat dengan mudah menemui tote bag dimanapun, bahkan salah satunya banyak digunakan sebagai goody bag pada acara-acara seminar dan ulang tahun.

Kembali dalam persoalan pengguna kantong plastik masih banyak kita temui lantaran memang kegunaan plastik sendiri sebagai wadah atau pembungkus yang sederhana, tahan lama, mudah didapat, dan harganya murah. Faedah kantong plastik yang multifungsi ini tidak setara dengan dampak yang dihasilkan dari timbunan sampah plastik sampai dengan tahun-tahun mendatang. 

Proses terurainya kantong plastik ini memerlukan waktu yang cukup lama bahkan bisa sampai ribuan tahun untuk mendapatkan hasil uraian yang sempurna. Hal ini juga disebabkan oleh bahan yang digunakan untuk membuat plastik didominasi oleh bahan kimia berbahaya. Efek yang timbul dari penggunaan bahan tersebut adalah datangnya masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian.

Untuk menanggulangi masalah ini salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menetapkan sebuah peraturan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019. Peraturan ini berisi tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Belakangan ini sudah mulai banyak minimarket dan supermarket yang tidak memakai plastik sebagai wadah penampung belanjaan. Namun, beberapa diantaranya masih menyediakan dengan catatan membayar lebih untuk kantong plastik tersebut senilai Rp 200-500 rupiah. 

Hal ini kurang efektif dilakukan karena konsumen akan merasa tidak terbebani oleh tarif yang diberikan, sehingga penggunaan plastik pun masih saja berlanjut. 

Maka dapat dipastikan program penanggulangan sampah plastik yang dilakukan oleh minimarket dan supermarket tersebut tidak berhasil, karena tidak sepenuhnya melepaskan plastik dari perusahaannya. Meskipun begitu, sudah banyak gerai yang menyediakan tote bag sebagai wadah penampung barang belanjaan contohnya di minimarket seperti alfamart dan indomaret.

Terlepas dari permasalahan tersebut masih dapat kita temui beberapa daerah atau wilayah yang menerapkan sistem pelarangan menggunakan plastik. Salah satunya adalah Pulau Dewata. Hal tersebut tercantum pada Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Atas komitmen dan aksi yang digalakkan tersebut Bali perlahan terbebas dari penumpukan sampah yang melimpah.

Penanggulangan sampah plastik di Bali juga membantu pencemaran yang terjadi di area perairan, karena seperti kita ketahui bersama Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang dikenal dengan pantai terindah di Indonesia. 

Seperti halnya Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Yedyasyeda Elpretana Memorisa (20) beranggapan bahwa sampah plastik di Indonesia menjadi problema yang masih sulit untuk dihentikan dan merugikan perairan Indonesia "Menurutku sampah plastik di Indonesia sudah overload banget, apalagi masih belum bisa didaur ulang/dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jadi masih sangat mengganggu ekosistem, terutama di laut" ujar Elta, begitu sapaan karibnya

Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah terbanyak di dunia. Hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 132 Kabupaten/kota se-Indonesia pada tahun 2023 terlihat bahwa Indonesia memiliki 15.464.683,44 (ton/tahun) timbulan sampah. Namun, berbagai pihak telah melakukan berbagai cara. 

Terbukti terdapat 16,45% (2.543.424,47 ton/tahun) pengurangan sampah, 51,87% (8.020.994,97 ton/tahun) penanganan sampah, 68,31% (10.564.419,44 ton/tahun) sampah terkelola, dan 31,69% (4.900.264,00 ton/tahun) sampah tidak terkelola. Berdasarkan data terdapat beragam jenis sampah. Terdapat 40.9% sampah sisa makanan, 18.4%sampah plastik, 12.4% sampah kayu/ranting/daun, 10.3% sampah kertas daun, 7% sampah lainnya.

Sampah plastik menjadi salah satu masalah serius di Indonesia karena sulit terurainya. Terutama negara Indonesia yang memiliki kebiasaan buruk dalam penggunaan plastik. Masyarakat Indonesia menggunakan plastik sebagai wadah dalam menyimpan berbagai barang, seperti barang belanjaan di berbagai tempat. Plastik tersebut memiliki manfaat yang besar, namun dampak negatif yang diterima lebih besar. 

Plastik dapat bertahan selama bertahun-tahun sehingga sampah ini sulit untuk didaur ulang. Terutama kebiasaan masyarakat yang tidak peduli akan sampah menjadi masalah besar. Sampah-sampah dibuang sembarangan sehingga tidak ada pemilahan yang baik antara sampah yang bisa didaur ulang dan tidak.

Kebiasaan jelek masyarakat Indonesia dapat ditanggulangi dengan berbagai cara. Salah satunya mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa plastik bukan menjadi salah satu cara dalam menyimpan barang belanjaan. Masyarakat dapat menggunakan tote bag menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi sampah plastik. Tote bag dibuat dari kanvas atau bahan lain yang kuat dan tahan lama sehingga digunakan dalam berbagai situasi.

Tote bag menjadi alternatif dalam penggunaan plastik karena ramah lingkungan. Tote bag dapat digunakan secara berulang kali sehingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang dapat merusak lingkungan. Tote bag juga umumnya dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. 

Hal tersebut yang membuat tote bag cocok digunakan secara berulang kali tanpa perlu khawatir akan kerusakan. Arsa (19) mahasiswa Agroteknologi Universitas Padjadjaran dan Tian (20) mahasiswa Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia menyatakan bahwa mereka menggunakan tote bag sebagai salah satu cara dalam mengurangi sampah plastik. 

Arsa mulai tersadar karena melihat salah satu postingan akun di media Instagram yang menunjukkan sampah plastik Indomie yang tetap utuh selama 19 tahun pada tahun 2019. Berbeda halnya dengan Tian yang tersadar karena menumpuknya sampah plastik di kamarnya pada tahun 2020. Hal tersebut karena kebiasaan penjaga warung yang menggunakan plastik untuk menyimpan barang belanjaan. Sejak itu, mereka mencoba mengurangi sampah plastik dengan cara menggantinya dengan tote bag.

Tote bag umumnya didesain dengan sederhana dan fleksibel sehingga penggunanya dapat digunakan di berbagai situasi. Biasanya tote bag digunakan bukan hanya untuk membawa barang belanjaan, tapi tote bag juga dapat digunakan untuk membawa barang-barang penting dan tas pribadi untuk kegiatan sehari-hari. 

Jeslyn Yoshino (19) mahasiswa Manajemen Bisnis Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa dirinya merupakan pengguna setia tote bag sejak 2 tahun lalu karena salah satu fungsi tote bag yang memiliki kapasitas yang cukup besar dalam membawa barang-barang, sehingga pengguna merasa nyaman dalam membawa barang yang cukup banyak. Namun, tote bag memiliki harga yang lebih terjangkau daripada tas-tas lain sehingga bisa menjadi alternatif yang ekonomis dan bermanfaat untuk digunakan.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Eunike Bintang (20) menyebutkan jika dirinya sudah sangat resah akibat sampah plastik di Indonesia yang makin lama makin banyak dan sudah tidak terkontrol lagi, maka dari itu menjadikan tote bag sebagai alternatif dalam menggantikan kantong plastik merupakan solusi yang tepat. 

Bintang juga mengatakan bahwa, "Semenjak aku sadar kalau tote bag ini penting pol buat jadi alternatif gantiin kantong kresek, aku jadi suka koleksi tote bag yang lucu-lucu selain buat fashion, juga sebagai bentuk kepedulianku sama lingkungan, bahkan aku juga sering himbau temen-temenku yang lain buat ikut pake tote bag, dari situ kami mulai ngerasain dampak yang cukup baik, dimana sampah plastik di sekitar kami sudah sedikit berukurang."

Beberapa mahasiswa asal lintas universitas telah membuktikan bahwa tote bag sangat penting digunakan sebagai pengganti kantong plastik. Kegunaan dan efisiensinya memberikan pengaruh positif saat memakainya. Mereka juga setuju bahwa tote bag menjadi salah satu sasaran utama dalam memberantas kantong plastik yang masih bertebaran di sekeliling kita saat ini. Tak hanya itu, rupanya tote bag menjadi acuan fashion bergaya kasual yang trending masa kini.

Hal tersebut juga yang menjadikan kami mengangkat "Trend Tote bag sebagai fashion, meminimalisir penggunaan sampah kantong plastik" sebagai topik dalam tulisan ini, kami sadar bahwa semakin hari sampah plastik semakin menumpuk maka dari itu dengan mengangkat topik ini besar harapan kami kepada masyarakat Indonesia khususnya Generasi Z supaya aware terhadap lingkungan dan mulai menggunakan tote bag sebagai pengganti kantong plastik, tak hanya itu menjadikan tote bag sebagai trend fashion juga merupakan salah satu solusi yang akan memiliki dampak besar dalam pengurangan kantong plastik, mengapa demikian? 

Karena dengan sendirinya masyarakat akan membawa tote bag sehari-hari, yang otomatis ketika mereka hendak berbelanja mereka akan langsung memasukkan belanjaan mereka ke dalam tote bag tersebut tanpa meminta kantong plastik pada pusat perbelanjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun