Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sulit Tidur Bisa Waham dan Halusinasi?

4 Desember 2024   01:49 Diperbarui: 4 Desember 2024   06:13 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang tidur sendiri tidak dianggap sebagai penyakit mental. Namun kurang tidur digolongkan sebagai gejala yang biasanya menyertai psikosis dan hampir semua jenis penyakit mental. Orang-orang dengan gangguan psikologis hampir selalu melaporkan diri mereka tidak tidur dengan baik.  

Kurang tidur kronis yaitu yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih perlu diwaspadai sebagai pemicu berbagai gangguan mental. 

Memang kejadian psikosis karena kurang tidur ini relatif jarang pada populasi secara umum, namun hal ini umum ditemui pada individu-individu yang bekerja di bidang dengan tekanan stres yang tinggi, kelompok yang mengalami gangguan tidur namun tidak diobati, dan mereka yang mengalami perubahan hidup secara drastis yang mengubah pola tidur mereka yang biasanya. 

Jadi kita perlu mewaspadai beberapa kondisi yang mendasari diri kita ataupun anggota keluarga kita kurang tidur sehingga beresiko menyebabkan psikosis, antara lain:

  • Siklus tidur dan bangun alami yang terganggu terus menerus. Hal ini dapat disebabkan karena jadwal pekerjaan yang tidak menentu, jet lag, atau faktor lingkungan seperti kebisingan, cahaya yang terang, kasur atau bantal yang tidak nyaman, kamar yang panas. 
  • Gangguan mental yang sudah ada pada seseorang, seperti gangguan bipolar, depresi, atau skizofrenia, akan secara otomatis membuat seseorang lebih rentan mengalami psikosis.
  • Stres yang berlebih dan berkepanjangan, baik berasal dari pekerjaan, akademik, ataupun krisis identitas pribadi, dapat memicu ketidakseimbangan hormonal dan fluktuasi neurotransmiter otak. 
  • Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan tertentu. 
  • Gaya hidup yang kurang bergerak, pola makan yang tidak teratur, kebiasaan konsumsi kafein sebelum tidur, waktu melihat layar yang berlebihan, dapat mengganggu irama sirkadian yang menyebabkan kurang tidur kronis dan menjadi awal yang potensial untuk psikosis.
  • Kondisi kesehatan tertentu seperti nyeri kronis, gangguan pernafasan seperti asma dan sleep apnea, dan kondisi ketidakseimbangan hormon seperti pada disfungsi tiroid dan gangguan hormonal lainnya dapat berdampak pada kualitas dan durasi tidur.  

Durasi psikosis akibat kurang tidur (sleep deprivation) tentunya bervariasi, tergantung pada kondisi seseorang, sudah berapa lama kekurangan waktu tidur, dan faktor-faktor lain yang mendasari. 

Dalam banyak kasus, dengan istirahat yang cukup dan terapi yang tepat, gejala psikosis dapat hilang dalam beberapa hari atau minggu. 

Tidur yang lebih baik mencegah psikosis

Bila hendak memperbaiki kualitas tidur, Anda dapat mencoba beberapa tips di bawah ini. Pilihlah yang dirasa sesuai dengan kondisi Anda. Bila suatu tips dirasa tidak bekerja, jangan memaksakan diri, atau Anda dapat mencobanya di lain waktu. 

Beberapa tips untuk kualitas tidur yang lebih baik, antara lain: 

1. Bangun rutinitas tidur secara konsisten

Membiasakan rutinitas tidur pada waktu tertentu adalah hal yang baik. Tentukan waktu tidur dan bangun untuk meregulasi jam internal tubuh kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun