Pelatihan ini akan menolong seseorang untuk lebih baik dalam menghadapi perasaan candunya (craving) dan situasi-situasi berisiko tinggi lainnya, serta memperbaiki kemampuan seseorang untuk mengelola tekanan-tekanan hidup tanpa jatuh ke dalam kecanduan narkoba.Â
CBT juga menolong seseorang menemukan dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang berharga dan bermakna, tanpa melibatkan zat-zat adiktif.Â
CBT adalah proses terstruktur berjangka pendek yang bersifat kolaboratif. Sesi-sesi terapinya berfokus pada masalah yang spesifik dan mempunyai tujuan yang terukur. Teknik-teknik dan intervensi-intervensi dalam CBT adalah berdasarkan penelitian ilmiah dan telah terbukti efektif melalui berbagai uji. Â
Efektivitas CBT sangat bergantung pada partisipasi aktif dan komitmen setiap pribadi yang mencari pertolongan.Â
CBT adalah terapi yang paling umum untuk mengobati adiksi judi. CBT terbukti dapat mengurangi depresi, rasa cemas, dan mengurangi jumlah uang untuk berjudi.
Medikoterapi penting untuk candu judol
Karena kecanduan melibatkan kimiawi otak yang sudah berubah, maka pasien perlu diberikan terapi dengan obat (medikoterapi) untuk mengurangi keinginan yang sangat kuat untuk berjudi. Tentunya obat-obat ini hanya dipakai dalam jangka waktu tertentu, bukan seumur hidup.Â
Dikutip dari J. Flowers Health Institute, sebuah institusi yang beranggotakan konselor-konselor rehabilitasi, obat-obat dari golongan antagonis reseptor opioid seperti naltrexone dan nalmefene bekerja dengan menghambat reseptor 'rasa senang' di otak sehingga menurunkan keinginan untuk bermain judi dan membuat waktu-waktu yang dihabiskan dengan berjudi menjadi terasa tidak menyenangkan.Â
Obat-obat antidepresan tertentu (misalnya citalopram dan escitalopram) terkadang diberikan untuk mengendalikan keinginan berjudi dengan menurunkan rasa cemas dan depresi yang kerap muncul bersamaan dengan rasa candu.Â
Obat-obat penstabil mood seperti lithium dan divalproex ditemukan efektif untuk mengurangi kegawatan adiksi judi. Namun penelitian akan sejauh apa manfaatnya masih perlu dilakukan.Â
Obat-obat tertentu bekerja efektif pada orang-orang yang impulsif, namun sebaliknya pada mereka yang tidak terlalu impulsif, sehingga perlu kehati-hatian dokter di dalam meresepkan.Â