Dokter Kristiana, Sp. KJ mengatakan hampir 90 persen pasien judol yang berobat ke RSCM juga terjerat pinjol.Â
Kecanduan judol tidak hanya perilaku semata, namun merupakan sebuah proses yang melibatkan otak. Jadi kecanduan ini adalah gangguan kronis pada otak dan dapat mengalami kekambuhan sehingga perlu intervensi medis.Â
Sistem 'stop' dalam otak pecandu sudah mengalami kerusakan, sehingga setelah hutang-hutang pinjol lunas pun tidak bisa menghentikan perilaku seseorang untuk berjudi walaupun orang tersebut sangat menginginkannya. Hal ini karena ada area otak yang sudah rusak, sama seperti orang yang kecanduan narkoba.Â
Orang yang sudah kecanduan judol akan terlibat pinjol dan kemudian masuk ke dalam lingkaran setan ini yang selanjutnya membuatnya frustasi, depresi, dan muncul keinginan untuk bunuh diri.Â
Psikoterapi kecanduan
Kecanduan judol dan pinjol ini dapat disembuhkan dengan serangkaian terapi. Pemikiran-pemikiran yang salah diterapi dengan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yaitu terapi yang fokus untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku.Â
Psikoterapi jenis ini biasanya digunakan untuk menangani gangguan cemas dan depresi, namun juga dapat berguna untuk gangguan mental dan fisik lainnya, seperti kecanduan (adiksi). Â
Dalam kondisi berjudi, pikiran-pikiran yang salah berjalan dengan sangat cepat. Pikiran-pikiran yang salah atau negatif tersebut beserta pemicu-pemicunya diidentifikasi dan selanjutnya dimodifikasi atau diganti dengan alternatif yang lebih realistis dan positif.Â
Prinsip CBT adalah menolong seseorang untuk mengenali pola pikirnya yang sudah melenceng atau maladaptif sehingga menyebabkan sakit psikis dan pola pikir yang terdistorsi ini dapat dilepaskan.Â
CBT mengenali perilaku-perilaku yang merusak akibat pola pikir yang melenceng dan menggantinya dengan tindakan-tindakan yang lebih adaptif dan konstruktif (membangun).
CBT untuk adiksi meliputi serangkaian latihan untuk manajemen stres, memecahkan masalah (problem solving), dan teknik-teknik menolak (refusal skills).Â