Orang berjudi online sering kali tidak menggunakan identitas sebenarnya (anonim) sehingga membuatnya merasa lebih nyaman dari risiko stigma sosial.Â
Judi online sangat berbahaya bagi kesehatan mental juga karena faktor adanya instant gratification atau pemberian manfaat secara instan atau cepat. Judi konvensional seperti togel, judi bola mengharuskan para pemain menunggu selama waktu tertentu. Sedangkan pada judi online tidak perlu menunggu hasilnya.
Selain itu situs perjudian online menawarkan bonus, hadiah dan promosi yang beragam untuk pemainnya secara kreatif. Judi online juga pintar dalam memanipulasi sehingga seseorang yakin akan kemampuan mereka.Â
Banyak pemain judi online juga mengaku terlibat karena ajakan teman atau anggota keluarganya yang sudah terlibat. Oleh karena itu sangat penting seseorang yang mau putus dari kecanduan ini untuk memutuskan hubungan dengan komunitas atau orang yang mendorongnya untuk terlibat dalam judi online.Â
Banyak orang yang putus asa mencari uang dan menginginkan cara yang cepat dan mudah mendapatkannya. Judi online tampak memberi harapan bagi mereka, padahal judi adalah bisnis yang hasilnya sudah pasti akan rugi.
Sudah menjadi pola, kalau seseorang kerap kali diberi kemenangan di awal, namun hasilnya berbeda ketika terus mencobanya.Â
Sudah banyak yang mengaku mendapat "jackpot" dalam jumlah tertentu, namun setelahnya kalah dua kali lipat dari kemenangan-kemenangan yang sudah ada.Â
Risiko besar iseng bermain judi onlineÂ
Selain itu ada beberapa risiko yang sering tidak diketahui bila kita bermain judi online. Seorang influenser yang kerap membahas isu-isu finansial Roy Shakti mengatakan ada bahaya ketika nomor telepon dan informasi lain diketahui oleh bandar judi.Â
Roy bercerita kepada Uya Kuya kalau salah satu anggota keluarganya pernah iseng mencoba judi online hanya sekali saja dan hanya bertaruh Rp 100.000. Ternyata ia didatangi oleh oknum polisi yang kemudian memasukkannya ke sel tikus.Â
Yang digerebek ternyata tidak hanya kalangan tertentu. Kuli bangunan, tukang ojek, dan lain-lain juga tidak luput menjadi sasaran penggerebekan yang kemudian juga diperas oleh oknum polisi.Â