Anggur Shine Muscat
Shine Muscat memiliki memiliki ukuran buah yang besar dengan warna hijau cerah, tekstur daging yang renyah, aroma muskat, dan kadar keasaman yang rendah.Â
Anggur ini juga tidak berbiji di mana hal ini dihasilkan dengan memberikan asam giberilat pada klaster bunga dan buahnya yang telah mekar penuh, masing-masing selama 10 hingga 15 hari.Â
Tanaman Shine Muscat cukup toleran terhadap penyakit busuk buah, penyakit bulai, dan penyakit bercak putih seperti tepung akibat jamur. Namun Shine Muscat masih sensitif terhadap serangan Anthracnose (sekelompok penyakit jamur yang mengakibatkan bercak gelap pada daun, batang, bunga, dan buah).Â
Anggur Shine Muscat matang dari pertengahan hingga akhir Agustus di Akitsu, Jepang. Buahnya berkisar antara 10 hingga 12,4 gram, masing-masing pada buah yang berbiji dan tanpa biji.Â
Shine Muscat adalah varietas hasil persilangan Akitsu-21 dan Hakunan pada tahun 1988. Akitsu-21 sendiri adalah hasil persilangan jenis 'Steuben' (V. labruscana) dengan 'Muscat of Alexandria' (V. vinifera).Â
Muscat of Alexandria, dikenal dengan Muscat di Jepang, adalah anggur dengan rasa dan tekstur yang enak. Namun jenis Muscat ini sebagaimana jenis-jenis anggur Eropa lainnya, rentan pecah atau retak, rentan penyakit bila ditanam di daerah dengan curah hujan tinggi, dan tidak sesuai dengan iklim di Jepang, sehingga budidayanya membutuhkan rumah kaca.Â
Sedangkan jenis anggur Amerika Steuben memiliki keunggulan lebih resisten terhadap penyakit dan lebih toleran dengan iklim di Jepang, namun secara umum rasanya dianggap kurang enak dibandingkan dengan varian anggur-anggur Eropa.
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan ini, maka disilangkan jenis-jenis anggur Amerika yang mengandung kadar gula tinggi dengan Muscat of Alexandria. Demikianlah Akitsu-21 dilahirkan.
Akitsu-21 memiliki tekstur daging yang mirip dengan Muscat Alexandria dengan ukuran yang besar, namun aromanya tidak terlalu enak (campuran aroma Muscat dan seperti rubah 'foxy').Â