Lesi dapat muncul di area dalam mulut, alat kelamin (genital), sekitar anus dan rektum (anorektal), dan mata. Biasanya ruam mulai muncul dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap.
Terkadang ruam atau lesi cacar monyet disalahartikan sebagai herpes atau sifilis. Hal ini karena lesi juga menimbulkan rasa nyeri dan gatal pada fase pemulihan.
Pada umumnya gejala MPox sifatnya ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu.Â
Namun pada beberapa individu dapat terjadi komplikasi medis hingga kematian, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan gangguan imunitas tubuh.Â
Dilansir dari Kompas, dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Fitria Agustina, mengatakan lesi cacar monyet pada anorektal dapat menyebabkan komplikasi lain seperti tinja bernanah atau berdarah, rasa nyeri, dan pendarahan di sekitar anus.Â
Menurut dr. Fitria, lesi cacar monyet lebih besar, seragam, dan lebih padat dibandingkan cacar air. Lesi lepuhan ini berisi cairan dan akan menjadi luka keropeng.Â
Perlu diketahui cacar air disebabkan oleh virus yang berbeda yaitu varicella-zoster dan hanya menyerang serta menular dari manusia ke manusia. Gejala cacar monyet cenderung lebih berat daripada cacar air dan bisa menyebabkan komplikasi yang parah.Â
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tertentu antara lain infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan mata, dan gangguan kesadaran. Komplikasi ini harus diwaspadai pada anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun.Â
Untuk mencegah komplikasi, penyakit ini harus segera ditangani secara medis.Â
Vaksin bekerja dengan menstimulasi respon kekebalan (imun) tubuh yang mirip dengan infeksi alamiah, sehingga menghasilkan perkembangan imunitas jangka panjang.Â