Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kekayaan Nusantara yang Hilang di Muara Jambi

2 Juli 2024   00:14 Diperbarui: 2 Juli 2024   00:14 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Candi Muaro Jambi (Foto: IG Wisata Sejarah Jambi)

Masa Lalu Candi Muara Jambi

Keberadaan Candi Muara Jambi pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris bernama SC Crooke pada tahun 1820-an. Terletak di Kecamatan Maro Sebo dan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, di tepi Sungai Batanghari, candi ini disebut-sebut oleh banyak sejarahwan sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Candi Muara Jambi adalah candi dengan corak Buddhisme.

Penelitian dan pemugaran mulai dilakukan pada tahun 1975 setelah diketahui fungsi candi ini pada zaman dahulu sebagai tempat pendidikan agama Buddha. Situs ini juga dijadikan sebagai kawasan cagar budaya nasional (KCBN) yang dapat diakses oleh umum.

Revitalisasi menjadi semakin signifikan saat ini setelah beberapa temuan baru di situs Candi Muara Jambi. Salah satunya adalah arca Buddha perunggu dari abad ke-6. Arca ini cukup berat walau ukurannya kecil yaitu hanya bagian kepala saja. Penemuan arca ini membalikkan pendapat lama bahwa Kerajaan Muara Jambi baru ada di abad ke-7.

Temuan artefak kepada Buddha bergaya Gupta di kawasan Candi Muara Jambi (Sumber: Youtube Najwa Shihab)
Temuan artefak kepada Buddha bergaya Gupta di kawasan Candi Muara Jambi (Sumber: Youtube Najwa Shihab)

Selain arca kepala Buddha, tim arkeologi juga menemukan artefak lain seperti pecahan-pecahan genting yang cukup banyak dan kayu bekas tiang-tiang. Penemuan ini mengindikasikan dulunya sudah ada bangunan yang dibangun di atas struktur bata dengan konstruksi kayu dan beratap genting sehingga hal ini merubah pandangan kalau arsitektur candi yang selama ini dianggap sama dengan candi-candi di Jawa yang umumnya dari bawah sampai atas dibangun dari batu semua atau  dari bata semua.


Dari  struktur yang khas ini juga dapat diperkirakan peruntukannya, antara lain bangunan candi digunakan untuk menyimpan arca Buddha dan untuk ritual yang berhubungan dengan ajaran Buddha.

Penggalian (ekskavasi) yang terus dilakukan semakin dalam sampai ditemukannya dasar bangunan dan tidak adanya aktivitas manusia yang lain juga memperkuat investigasi terkait dengan usia candi ini. Dari analisa karbon di laboratorium yang sudah dilakukan, diketahui ada rentang antara abad ke-6 hingga abad ke-13 (hampir 600 tahun) di mana kompleks bangunan atau candi ini digunakan.

Arca Buddha yang ditemukan di area Candi Kotomahligai adalah bergaya Gupta, di mana ukiran kepala Buddha bergaya khas arca Gupta yang berkembang di abad ke-5 dan ke-6, yaitu bentuk telinga yang panjang, rambut keriting, hidung dan juga bibir yang khas. Analisis karbon juga menunjukkan artefak ini berasal dari abad ke-6, kemungkinan dari Dinasti Gupta di India. Raja Gupta jugalah yang membangun mahavihara di Nalanda.

Dari investigasi lebih mendalam diketahui bahwa dulunya area ini adalah suatu perguruan atau pusat pendidikan. Investigasi dilakukan dengan membandingkannya dengan model perguruan-perguruan Buddhis yang sezaman.

Selain itu dari sumber sebuah ‘copperplate’ Nalanda, diketahui terdapat relasi antara kawasan ini dengan sebuah vihara terbesar yang dibangun oleh Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sumatera). Suwarnadwipa atau pulau Emas adalah julukan bagi Pulau Sumatera di era kejayaan Muara Jambi. Balaputradewa adalah Maharaja Sriwijaya ke-11 yang namanya dicantumkan dalam Prasasti Nalanda.  Prasasti Nalanda sendiri bukanlah prasasti yang ditemukan di Nusantara. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1921 di sebuah ruangan depan Biara Nalanda di Bihar, India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun