Saat itu FDA memperingatkan konsumen untuk tidak membeli dan memakan produk-produk yang mengandung RYR karena kuatir produk-produk tersebut mengandung obat yang belum resmi yang berpotensi membahayakan kesehatan. Hal ini juga dikarenakan konsumen belum tentu memahami bahaya monakolin yang ada dalam RYR adalah sama dengan obat-obat statin yang diresepkan.Â
Dalam suatu laporan analisis produk di tahun 2010 yang menguji 12 produk RYR yang beredar di AS, diketahui dalam kapsul 600 mg terkandung total monakolin dari rentang 0.31 mg hingga 11.15 mg.
Suatu studi di tahun 2017 yang meneliti 28 merek suplemen yang mengandung RYR di pasar AS menunjukkan jumlah kandungan monakolin K yang bervariasi, dari tidak ada hingga sejumlah monakolin yang kekuatannya setara dengan obat antikolesterol yang diresepkan.Â
Banyak dari produsen yang kemudian untuk menghindari aturan FDA ini dengan sengaja membuat produknya tidak memiliki kandungan monakolin yang berarti. Mereka mencantumkan di label kemasan produk dan menyatakan di situsnya bahwa produknya hanya "mengandung sejumlah monakolin yang tidak lebih besar daripada jumlah yang merupakan hasil fermentasi seturut dengan metode fermentasi tradisional orang-orang Asia" atau "mirip dengan kandungan dalam masakan". Produk-produk suplemen tersebut juga tidak mencantumkan atau mengklaim apapun terkait fungsi menurunkan kolesterol.Â
Namun dua penelitian telah mengkonfirmasi bahwa kandungan monakolin dari aneka suplemen RYR yang beredar sangatlah lebar variasinya.Â
Bukti Klinis Efek Penurunan Kolesterol Suplemen Mengandung Beras Angkak Merah
Dosis per hari dari suplemen RYR atau angkak yang biasa digunakan dalam berbagai uji klinis adalah 1.200 hingga 2.400 mg, yang setara dengan sekitar 10 mg total monakolin (rentang variasi 4.8 mg–24 mg), di mana separuhnya adalah jenis monakolin K.Â
Sebuah tinjauan atau review ilmiah meta analisis terkait khasiat RYR pernah dipublikasikan pada April 2015 dengan judul "Traditional Chinese lipid-lowering agent red yeast rice results in significant LDL reduction but safety is uncertain" atau "Angkak, bahan penurun kolesterol tradisional dari China berhasil menurunkan LDL secara signifikan namun keamanannya belum pasti".Â
Tim peninjau tersebut berhasil mendapatkan 286 publikasi ilmiah terkait suplemen RYR dan setelah diseleksi mereka menganalisis 36 publikasi pada 20 penelitian. Sebanyak 26 publikasi adalah dalam bahasa Inggris dan sisanya dalam bahasa Mandarin. Â Total subjek penelitian adalah 6.663 orang, di mana sebagian besar juga adalah subjek dalam Studi Pencegahan Sekunder Koroner Tiongkok (CCSPS/Chinese Coronary Secondary Prevention Study).Â
Sebagian besar subjek dalam review pertama (sejumlah hampir 5000 pasien selepas serangan jantung) selama rata-rata 4,5 tahun diberikan plasebo atau produk RYR Xuezhikang (血脂康). Produk uji ini adalah ekstrak etanol dari angkak dengan kandungan monakolin K 11,6 mg per hari. Hasilnya pada kelompok yang diterapi dengan Xuezhikang, resiko serangan jantung berikutnya menurun hingga 45 persen, kematian karena serangan jantung menurun 31 persen, dan kematian karena penyebab keseluruhan menurun hingga 33 persen. Hasil ini lebih baik daripada yang pernah dilaporkan pada penggunaan obat statin.Â
Review ilmiah pertama ini melaporkan produk suplemen RYR berhasil menurunkan LDL sebesar 1.02 mmol/L (setara dengan 39.4 mg/dL) dibandingkan dengan plasebo, di mana efek ini tidak berbeda bila pasien menggunakan obat statin yang berhasil menurunkan LDL sejumlah 0.03 mmol/L [-0.36; 0.41 mmol/L]. Insiden gagal hati dan ginjal sebesar 0–5% dan resiko ini tidak berbeda antara kelompok terapi dan kontrol.