Perhatikan Tanggal Publikasi: Informasi yang sudah lama mungkin tidak relevan atau telah diperbarui. Pastikan Anda mendapatkan informasi terbaru agar tidak terjebak dalam berita usang atau salah.
Contoh Perbandingan:
Sumber Tidak Tepercaya:
- Judul: Lada Hitam dan Jus Jahe Bisa Sembuhkan Pasien COVID-19
- Penjelasan: Postingan viral di media sosial mengklaim lada hitam dan jus jahe dapat menyembuhkan COVID-19. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, sehingga informasi ini menyesatkan dan berpotensi membahayakan pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Sumber Tepercaya:
- Judul: Memanfaatkan Baricitinib dan Sotrovimab dalam Manajemen COVID-19
- Sumber: Beranda UNAIR
- Penjelasan: Artikel dari situs resmi Universitas Airlangga (UNAIR) membahas penggunaan Baricitinib dan Sotrovimab berdasarkan penelitian ilmiah yang valid. Informasi disampaikan oleh institusi yang memiliki reputasi baik dalam bidang medis, sehingga lebih dapat diandalkan.
Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa sumber tepercaya menyajikan informasi berdasarkan penelitian dan pengakuan dari lembaga yang diakui, sedangkan sumber tidak tepercaya sering menyebarkan informasi tanpa dasar ilmiah yang valid. Verifikasi informasi sangat penting untuk menghindari hoaks yang dapat merugikan.
Di era digital saat ini, mengakses informasi sangat mudah, namun tidak semua informasi yang kita temukan dapat dipercaya. Survei menunjukkan bahwa hanya 35% masyarakat Indonesia rutin memeriksa kredibilitas penulis dan sumber artikel sebelum mempercayainya, sementara 60% masyarakat sering kesulitan membedakan antara fakta dan opini. Selain itu, 70% masyarakat lebih mempercayai informasi dari sumber resmi dibandingkan media sosial. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengevaluasi kredibilitas sumber informasi online, memahami perbedaan antara fakta dan opini, serta membedakan sumber yang tepercaya dengan yang tidak tepercaya menjadi sangat penting, untuk mencegah penyebaran informasi yang salah dan membangun kesadaran akan literasi media digital. Sehingga pengembangan kemampuan evaluasi informasi adalah investasi penting untuk membangun masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap informasi, serta menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi yang sehat dan konstruktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H