Di era digital saat ini, sangat mudah mengakses informasi. Namun, tidak semua informasi yang kita temukan dapat dipercaya. Informasi hoaks, opini yang disamarkan menjadi fakta dapat dengan mudah menyebar. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengevaluasi kredibilitas sumber informasi online, memahami perbedaan antara fakta dan opini, serta membedakan sumber yang tepercaya dengan yang tidak tepercaya menjadi sangat penting. Literasi media digital menjadi kunci untuk memerangi informasi yang salah. Namun, kebanyakan masyarakat Indonesia dalam mengevaluasi informasi digital masih tergolong rendah.
- Mengajarkan Cara Mengevaluasi Kredibilitas Sumber Informasi Onlin
Periksa Penulis dan Sumbernya: Siapa yang menulis artikel tersebut? Apakah mereka memiliki kredibilitas atau keahlian di bidang yang dibahas? Apakah situs web atau platform tempat informasi dipublikasikan memiliki reputasi baik dan dapat dipercaya?
Evaluasi Tujuan: Apa tujuan dari informasi tersebut? Apakah untuk memberikan informasi, menjual sesuatu, atau mempengaruhi opini? Apakah informasi tersebut menunjukkan hal yang mencurigakan? Bagaimana hal ini mempengaruhi cara informasi disajikan?
Verifikasi dengan Sumber Lain: Cari informasi serupa dari sumber yang berbeda untuk memastikan keakuratannya. Gunakan sumber yang tepercaya seperti jurnal ilmiah, situs berita terkemuka, dan organisasi resmi.
Misalnya, Berita "Viral Kasus Agus Salim yang Disiram Air Keras dan Dugaan Penyalahgunaan Donasi Rp 1,5 Miliar, Begini Penanganan Pertama Terkena Air Keras?" di situs web Radar Kudus. Artikel tersebut mengklaim bahwa Agus Salim, seorang korban penyiraman air keras, diduga menyalahgunakan donasi yang terkumpul sebesar Rp 1,5 miliar untuk pengobatan dan mengalami masalah emosional akibat kejadian tersebut. Tetapi tidak digunakan dengan semestinya. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat mengevaluasi kredibilitas informasi.
- Memahami Perbedaan antara Fakta Dan Opini
Fakta adalah pernyataan yang dapat diverifikasi kebenarannya melalui bukti atau data yang valid. Misalnya, hasil laboratorium yang menunjukkan kandungan bahan berbahaya dalam produk skincare adalah fakta karena didukung oleh data ilmiah. Sedangkan Opini adalah pandangan, penilaian, atau perasaan seseorang terhadap suatu hal. Opini tidak memerlukan bukti dan seringkali bersifat subjektif. Contoh sebagaimana kasus "Fakta Hasil Lab Skincare Daviena oleh Dr. Richard Overclaim vs. Opini ElizabethMUA."
Fakta: Dr. Richard Overclaim melakukan tes laboratorium pada produk skincare Daviena dan menemukan bahwa produk tersebut mengandung bahan yang dapat berbahaya bagi kulit. Hasil ini didukung oleh data laboratorium yang valid dan dapat diverifikasi. (Seorang dokter kecantikan yang memaparkan hasil lab dari produk kecantikan tersebut Daviena).
Opini: ElizabethMUA, seorang influencer kecantikan, menyatakan bahwa produk Daviena tersebut baik-baik saja selama cocok di kulitnya. Pendapat ini didasarkan pada pengalaman pribadi dan tidak memiliki dasar ilmiah. (Seorang influencer kecantikan yang mengatakan bahwa produk skincare tertentu bagus di kulitnya adalah opini pribadi).
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya membedakan antara fakta dan opini sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi dan menggunakan atau merekomendasikan suatu produk.
- Membedakan Sumber yang Tepercaya dengan yang Tidak Tepercaya
Sumber Resmi vs. Sumber Pribadi: Utamakan informasi dari sumber resmi seperti pemerintah, lembaga pendidikan, atau organisasi nirlaba yang terkemuka. Sumber pribadi atau media sosial sering kali tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Cek Ulasan dan Reputasi: Sebelum percaya pada informasi atau produk, periksa ulasan dari berbagai pihak. Reputasi sumber bisa menjadi indikator yang baik tentang kredibilitasnya.