Para bapa gereja dan Gereja sebagai pusat peradaban : Babak empat
Zaman apostolik atau zaman para rasul berakhir pada saat rasul Yohanes meninggal sekitar tahun 101. Dan zaman setelahnya disebut zaman bapa Apostolik yang berjalan sampai hingga kira-kira tahun 156. Selanjutnya kemudian adalah zaman yang disebut zaman patristik gereja atau biasa disebut sebagai zaman para bapa gereja. Zaman para bapa gereja ini merupakan zaman yang sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini akan sangat mempengaruhi “ruh” zaman abad pertengahan. Dimana generasi para bapa ini memiliki masa kejayaan pada sosok st. Agustinus yang ditandai lewat karyanya “teh city of god (kota tuhan)” yang kemudian menjadi dasar metafisis peradaban abad pertengahan.
St Agustinus (430) adalah seorang pemikir dan penulis terbesar dikalangan gereja Kristen barat. Sebagaimana kaisar Konstantin, st Agustinus juga merupakan seorang anak dari pengikut agama kristen meskipun menurut sejarah beliau padamulanya kurang tertarik dengan agama ini dan lebih memilih tradisi-tradisi kafir yang berkembang. Dalam karyanya kota tuhan, beliau mengatakan bahwa dunia ini terbagi kedalam dua buah kota yang tidak mengasumsikan adanya kota netral. Kota pertama adalah kota surgawi yang penuh dengan keadilan sebagaimana ditunjukkan oleh kristen, dan yang kedua adalah kota kejahatan yang sebagaimana diperlihatkan oleh kebejatan moral manusia pada umumnya. St Agustin mengatakan bahwa jalannya sejarah terjadi secara linear dan memiliki sebuah tujuan akhir tertentu. Sejarah yang dimaksud adalah sejarah dua kota tersebut yang selalu berada dalam pertarungan dan pada akhirnya suatu saat Kristus akan menampakkan diri kembali untuk mengalahkan kekuatan-kekuatan jahat tersebut. Sejarah tersebut telah dirancang oleh Tuhan untuk menguji manusia yang telah dimulai semenjak zaman adam. St Agustin dalam tulisannya tersebut menjelaskan secara rinci bagaimana kemudian proses itu berawal hingga berakhir sehingga minimal bagi dirinya dan para penganutnya, karya filsafat sejarah ini dapat menjelaskan semua kejadian-kejadian sejarah yang pernah, sedang dan akan terjadi dimasa depan. Sebagai sebuah masa dimana Tuhan menang.
Dari sinilah kemudian menurut HSL gereja berperan sebagai wadah persekutuan bagi umat manusia yang meyakini Kristus. Tidak ada institusi yang memiliki pengaruh besar pada abad pertengahan selain gereja kristen yang menjadi pusat "kegembalaan". Gereja dipimpin oleh Petrus sebagai wakil dari kristus kemudian para paus. Gereja berperan sebagai pusat tempat dimana perintah-perintah keagamaan dikhutbahkan untuk mengimbangi kehidupan sekular duniawi. Di dalam gereja sendiri terdiri dari dua jenis pendeta. pendeta yang pertama adalah pendeta yang mengurusi hal-hal yang ebrsifat sekuler. atau hal-hal yang berkaitan dengan semua pengaturan penyelenggaraan gereja dan pendisiplinan umat. pendeta jenis kedua adalah pendeta yang hanya berkegiatan untuk hal-hal yang sifatnya bukan keduniaan. mereka adalah para pendeta yang menarik diri dari kehidupan ramai dan menjalani satu kehidpan damai untuk menghayati kehidupan sepenuhnya. pendeta jenis kedualah yang pada akhirnya yang memiliki suara paling lantang dan akan mengimbangi kehidupan diluar gereja tersebut yang dianggap "jahat".
Penutup
meskipun kepercayaan yang cukup kuat terhadap metafisikan abad pertengahan yang dirumuskan oleh st. Agustin ini tidak serta merta begitu saja bahwa kehidupan pada saat itu tidak berjalan melalui faktor-faktor sosial, politik dan ekonomi melainkan akan adanya sebuah kepercayaan teleologis yang bersifat ilahiah, tidak berarti menunjukkan bahwa sejarah yang terjadi di eropa abad pertengahan begitu bersih dengan hal-hal yang bersifat sekuler. Struktur sosial masyarakat, moment-moment politik dan faktor ekonomi pasti memiliki peranan yang besar dalam mendorong dan membentuk peradaban abad pertengahan pada saat itu, seperti struktur hierarkis feodalisme, kekaisaran Konstantin, dan meruntuhnya mekanisme ekonomi pasar dan kembali kepada struktur ekonomi pedesaan, merupakan aspek yang tidak mungkin begitu saja tidak dipertimbangkan.
*tulisan ini hasil dari membaca buku
Judul: Sejarah Peradaban Barat Abad Pertengahan
Penulis: Henri S. Lucas
Penerbit: Tiara Wacana Jogja
Tahun: Cetakan I 1993
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H