Sebab, dengan adanya ImersifA membuat pengunjung kembali tertarik dengan rasa penasaran ingin melihat pertunjukan wahana yang disediakan. "ucapnya saat diwawancarai langsung di kantor gedung Museum Nasional, Senin (19/12).
Penayangan pertunjukkan, lanjut Fahmi, memiliki durasi 30 menit dengan menceritakan berbagai sejarah kehidupan manusia. Dari awal pembentukan alam semesta, awal pembentukan bumi, dan letusan gunung berapi.Â
Selain itu, ImersifA mempertunjukan kebudayaan dari luar, diantaranya pengaruh Hindu dan Budha, sejarah masuknya Islam ke nusantara, bahkan menceritakan persebaran Islam melalui budaya. "Bukan hanya itu, wahana Imersifa juga menunjukkan sejarah Museum Nasional," lanjutnya.
Fahmi menuturkan, tidak hanya mengenai sejarah, tetapi tontonan estetik sering kali dipersembahkan sebagai cuplikan hiburan bagi pengunjung. Seperti video ombak, animasi, dan pertunjukan unik lainnya.Â
Science ImersifA berbeda-beda tiap tahunnya. Sebab menyesuaikan dengan aturan yang sudah dibuatkan. Fahmi menegaskan, jika ingin melihat pergantian tema pada pertunjukan Imersif bisa stay tune di Youtube Imersif dengan channel "Museum Nasional".
Salah satu pengunjung, Adinda---bukan nama sebenarnya mengungkapkan tertarik terhadap ruang ImersifA. Sebab, ruangan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang membuat pengunjung tidak bosan berada didalam ruangan tersebut. "Jujur, setelah tahu ada ruangan baru di Museum Nasional, saya tertarik dari cuplikan Tiktok, status WhatsApp teman, bahkan di media sosial banyak yang mempromosikan ruangan ImersifA ini," ungkapnya saat diwawancarai di Museum Nasional, Senin (19/12).
Pengunjung lainnya, Ragid menuturkan senang saat mengetahui ada ruangan baru di Museum Nasional. Apalagi ruangan imajinasi ini mampu mempertunjukkan sejarah dan kebudayaan di Indonesia. Sehingga pengunjung tidak hanya meluangkan waktunya untuk healing, namun sekaligus belajar sejarah yang sudah pernah dipelajari waktu SD. "Tidak hanya menampilkan sejarah, namun ruang imajinasi ini memudahkan pengunjung untuk mengetahui semua karya yang ada di museum ini dalam satu cuplikan," tutur Ragid saat ditemui langsung di lokasi ImersifA, Senin (19/12).Â
Adinda dan Ragid berharap, pengunjung yang datang ke ImersifA bukan hanya memanfaatkan untuk berfoto estetik saja. Namun juga bisa melihat dan mempelajari video yang sudah ditayangkan dalam proyektor yang disediakan oleh staf-staf yang bekerja dibalik layar ruang ImersifA tersebut.Â
PENULIS; SHINTIA RAHAYU SAFITRI, MAHASISWA JURNALISTIK SEMESTER III UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H