Mohon tunggu...
Shinta Lailatul Udzmah
Shinta Lailatul Udzmah Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Kesehatan Mental Siswa Penting di Masa Pandemi?

18 November 2021   10:12 Diperbarui: 18 November 2021   10:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret 2020 memiliki berbagai implikasi ekonomi, politik, sosial dan pendidikan. Upaya pemerintah Indonesia untuk menekan  penyebaran Covid-19 adalah dengan menjaga jarak dalam rangka penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah  Indonesia. Pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan telecommuting (WFH) bagi  pegawai dan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem online untuk seluruh  pelajar  Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. 

Selain itu, layanan harus dijalankan dari rumah. Pedoman ini disusun oleh pemerintah dalam menghadapi kedaruratan terkait dengan peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dalam praktiknya, hal ini ditemukan menimbulkan masalah baru, terutama di komunitas seperti pelajar dan pekerja, tetapi optimalisasi pembelajaran online  dapat dicapai selama pandemi. Banyak faktor, seperti  spiritualitas dan agama, membantu mendukung manajemen kesehatan mental siswa. Sebuah studi awal oleh Shinta (2020) menemukan hubungan positif yang signifikan antara religiusitas, makna hidup, dan  kesehatan mental siswa. 

Semakin tinggi agama dan makna hidup maka semakin tinggi pula kesehatan mental siswa tersebut. Sebaliknya jika agama atau makna hidup buruk maka  kesehatan mental siswa akan menurun. Fatchia (2020) juga menyarankan dalam kajiannya bahwa masyarakat pada umumnya, khususnya mahasiswa, harus lebih religius sehingga dapat mencegah, mengatasi, bahkan mengatasi gangguan kecemasan akibat pandemi Covid19

 alam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Abidah dan Salma (2019), spiritualitas dan agama mempengaruhi kesehatan mental individu karena mereka dapat memberdayakan orang-orang dengan emosi negatif dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap tekanan hidup. 

Salah satu cara yang dapat dilakukan siswa adalah dengan melakukan berbagai kegiatan keagamaan yang memperkuat aspek spiritualnya. Dengan meningkatnya aspek spiritual, dapat memberdayakan mahasiswa untuk mengatasi berbagai hambatan dan tekanan selama kuliah online.

Selain agama, faktor lain yang dapat membantu siswa mengelola kesehatan mentalnya adalah dengan menjaga kesehatan fisiknya. Kebijakan PSBB memang membatasi ruang gerak  mahasiswa, namun bukan berarti juga membatasi gerak/latihan tubuh mahasiswa di masa pandemi Covid19. Sebuah studi oleh Zhang, Zhang, Ma,  Di (2020) tentang kesehatan mental siswa sekolah menengah di Beijing selama pandemi. 

Merenungkan Itu bisa menenangkan pikiran. Studi ini menemukan bahwa efektif dan murah untuk mengatasi emosi negatif yang ada dalam situasi pandemi. Mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusip and Boy (2020), aktivitas fisik  terprogram dan terstruktur  20-30 menit memiliki efek positif harian pada siswa tiga kali seminggu. Endorphin z dikatakan membawa sukacita dan mengurangi. Sakit dan stres. 

Di masa pandemi, aktivitas fisik/olahraga sangat dibutuhkan dan penting bagi siswa agar tidak hanya mempengaruhi kebugaran fisiknya tetapi juga meningkatkan kesehatan mentalnya.

Banyak faktor penyebab stres dalam kuliah online membutuhkan pertahanan diri yang kuat dari pihak mahasiswa agar dapat menghadiri kuliah secara optimal. Mahasiswa harus mampu mengelola kesehatan mental pribadinya, misalnya dengan mengetahui keadaan emosinya. Mengetahui emosi seperti ketakutan, kesedihan, kebahagiaan, dan  penyebab emosi tersebut. Siswa juga perlu memiliki strategi sendiri untuk mengatasi rasa takut. Ketika siswa mengalami stres dan memahami faktor-faktor penyebabnya,  akan lebih mudah bagi mereka untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi stres. 

Seperti  penelitian yang dilakukan oleh Fira (2020), menekankan pentingnya keterampilan manajemen stres siswa untuk mengurangi stres bahkan depresi. Kemampuan ini dapat dicapai melalui program pelatihan manajemen stres kognitif yang mengajarkan siswa untuk mengelola pikiran negatif agar tidak mendominasi kehidupan mereka. Program ini juga mengajarkan bagaimana  pikiran, perasaan dan tindakan saling berhubungan. Oleh karena itu, penting untuk berlatih menghadapi pemikiran yang muncul ketika menghadapi berbagai kendala saat belajar online.

 Berbagai strategi yang diuraikan di atas dapat menjadi alternatif bagi siswa untuk mengelola kesehatan mentalnya. Berbagai strategi tersebut diharapkan dapat memungkinkan siswa untuk mempertahankan bahkan mengoptimalkan kondisi mental mereka dalam menghadapi berbagai tekanan kehidupan sehari-hari mereka.

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai jurnal ilmiah dan  pembahasan lebih lanjut tentang kesehatan mental mahasiswa di masa pandemi Covid19,  dapat disimpulkan bahwa:

1. Pandemi Covid19  berdampak kuat pada banyak aspek. Terutama dalam bidang pendidikan. Munculnya metode pembelajaran baru memberikan tekanan pada siswa. Tekanan emosional dan pemikiran selama kuliah online dapat menyebabkan stres dan mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa.  Mahasiswa juga memiliki masalah tidur karena melakukan begitu banyak tugas dari kuliah online.

 2. Ada beberapa cara mahasiswa  dapat  mengelola kesehatan mentalnya baik secara internal maupun eksternal untuk menjaga kesehatan mentalnya. Secara internal, Anda bisa melakukan aktivitas positif seperti  meditasi, olahraga, dan  pola tidur yang teratur. Siswa juga dapat melakukan kegiatan keagamaan yang dapat meningkatkan aspek mentalnya sehingga berdampak positif bagi kesehatan mentalnya. Selain itu, siswa dapat berlatih  mengenali pikiran dan emosi untuk mengelolanya secara aktif.

 3. Orang luar dapat mencari bantuan dan motivasi dari keluarga, perguruan tinggi, guru, teman dan orang-orang kehidupan siswa lainnya. Siswa juga dapat mencari bantuan dari profesional  kesehatan mental seperti: B. Konselor, psikolog, psikiater.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun