Mohon tunggu...
Butet Pagaraji
Butet Pagaraji Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Penggila Tuhan dan Pencinta Ilmu, Alam Semesta serta Sesama Manusia

aku ruang di labirin jiwa, menganga, menelan makna, menuang cerita, tanpa bangga, hanya cinta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

David Allen Kolb: Experiential Learning

5 Desember 2021   17:20 Diperbarui: 17 Mei 2022   07:12 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.timetoast.com/timelines/intc-5410-adult-learning-theorists

Momentum Pencerahan 

Sebagai seorang guru, kita terlibat dalam banyak sekali aktifitas dan hal-hal yang sangat praktis, dimana kita seringkali; kemudian, merenungkan apa yang kita telah katakan dan lakukan di dalam suatu acara tertentu atau setelah acara tersebut berlalu.

Dan, dimana refleksi itu mungkin menemukan koreksi dan menghasilkan kesimpulan bahkan ide-ide baru tentang pengajaran yang kita lakukan, dan ingin kita terapkan di kemudian hari, dengan merencanakan berbagai penyesuaian sesuai hasil refleksi kita tadi.

Kegiatan refleksi tersebut di atas, bisa kita lakukan dalam siklus yang disengaja untuk tujuan meningkatkan pengajaran secara berkelanjutan.

Kita melakukan sesuatu, memikirkannya, menarik beberapa kesimpulan tentang itu, lalu berdasarkan kesimpulan itu kita beradaptasi; dan tentu saja, melakukannya lagi untuk melihat apa yang terjadi sebagai hasil dari adaptasi itu. Untuk kemudian memikirkan hal baru dari pengalaman itu, lalu menarik kesimpulan (lagi) dan beradaptasi lagi. Berlanjut begitu untuk seterusnya seperti sebuah siklus.

Proses ini disebut belajar dari pengalaman untuk membentuk dasar atau ide pembelajaran, yang  merupakan konsep EXPERIENTIAL THEORY OF LEARNING dari David Kolb, seorang ahli teori pendidikan Amerika.

David Allen Kolb

David Allen Kolb seorang tokoh besar berasal dari Amerika yang lahir pada 12 Desember tahun 1939 di Moline Illinois, dan dibesarkan di kota New York. 

Kolb dikenal sebagai tokoh filosof beraliran humanistik dan seorang psikolog sosial serta ahli teori pendidikan yang sangat berminat dan fokus pada perubahan individu dan sosial, pengembangan karir, dan pendidikan eksekutif dan profesional.

Ia dikenal karena penelitian gaya belajar dan belajar pengalaman. Pada tahun 1984 ia mempresentasikan model siklus pembelajaran pengalaman (experiential learning). Ia memperoleh gelar sarjana di Knox College pada tahun 1961 dan kemudian melanjutkan studinya ke Harvard serta mendapatkan gelar Ph.D. dalam psikologi sosial. 

Kolb adalah pendiri dan ketua ELBS atau Experience Based Learning Systems, Inc. Ia juga seorang Profesor Emeritus Perilaku Organisasi dalam Weatherhead School of Management di Case Western Reserve University Cleveland, Ohio.

Experiential Theory of Learning

Menurut Kolb, experiential learning adalah proses belajar melalui pengalaman; dan lebih spesifik didefinisikan sebagai "belajar melalui refleksi dengan melakukan."

Kita dapat memahami pengalaman dengan dua cara yang berbeda; melalui pengalaman konkret dan konseptualisasi abstrak. Orang kemudian dapat mengubah pengalaman dalam dua cara; melalui observasi reflektif atau eksperimen aktif. 

Proses ini menunjukkan interaksi dari empat kutub yang sering digambarkan sebagai sebuah siklus:

1. Pengalaman Konkret (feeling); yaitu pengalaman baru dari situasi yang dihadapi, atau reinterpretasi dari pengalaman yang ada.

2. Pengamatan Reflektif (watching)-- dari pengalaman baru; dimana terdapat ketidakkonsistenan antara pengalaman dan pemahaman.

3. Konseptualisasi Abstrak (thinking); dimana ide baru yang muncul akibat proses refleksi sebagai modifikasi dari konsep abstrak sebelumnya.

4. Eksperimen Aktif (doing); yaitu dengan menerapkan ide-ide baru untuk melihat hasilnya.

Siklus belajar yang mencakup keempat kutub di atas, terjadi secara berkesinambungan dan berlangsung diluar kesadaran siswa dan menghasilkan karakteristik gaya belajar yang beragam. 

Menurut Kolb, terdapat beberapa gaya belajar yang dihasilkan dari kombinasi keempat kutub, tetapi setiap gaya biasanya didominasi oleh salah satu dari keempat kutub dalam siklus tersebut. Empat gaya belajar hasil kombinasi tersebut antara lain:

1. Gaya diverger, adalah erpaduan dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching).

Anak dengan tipe ini memiliki pendekatan "mengamati" serta mampu melihat situasi konkrit dari sudut pandang yang berbeda-beda, sehingga cenderung menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan gagasan. Mereka juga suka mengumpulkan berbagai informasi dan berminat dengan isu budaya.

2. Gaya asimilator, adalah perpaduan dari berpikir dan mengamati (thinking and watching).

Anak dengan tipe ini cenderung lebih teoritis, lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak dan kurang perhatian pada orang lain. Mereka punya kemampuan memahami berbagai sajian informasi serta merangkumkannya dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas.

3. Gaya konferger, perpaduan dari berfikir dan berbuat (thinking and doing).

Anak dengan tipe ini mampu menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori dan punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah serta pengambilan keputusan. Mereka cenderung lebih menyukai tugas yang bersifat teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau hubungan antar pribadi.

4. Gaya akomodator, perpaduan dari perasaan dan tindakan (feeling and doing).

Anak dengan tipe ini, mampu belajar dengan baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri, bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis, dan selalu mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan masukan/informasi) dalam pemecahan masalah dibanding analisa teknis. Mereka juga mampu membuat perencanaan dan senang terlibat dalam berbagai pengalaman baru yang menantang. 

Kekuatan dan kelemahan

Teori Kolb sangat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang besar dalam psikologi perkembangan dan pendidikan. Namun, sama halnya seperti teori ilmiah pada umumnya, terdapat kekuatan dan kelemahan dalam teori Kolb. 

Penerapan teori Kolb menghasilkan peran guru yang punya sensitifitas tinggi terhadap strategi belajarnya yang mungkin berbeda dengan orientasi belajar peserta didik satu dengan yang lain. 

Hal ini memotivasi guru untuk semakin terampil dalam menyediakan model, metode dan iklim pembelajaran yang bisa mengakomodir kebutuhan siswanya. Dengan demikian, guru dapat membantu murid memahami "gaya belajarnya"nya, untuk tujuan mengoptimalkan kemampuan murid serta memperbaiki sisi kelemahan dari murid.

Kelemahan dari penerapan teori ini adalah perbedaan orientasi belajar peserta didik di kelas denganragam gaya tersebut, dapat menimbulkan kesulitan dalam kegiatan belajar-mengajar diantaranya dalam hal interaksi, komunikasi, kerjasama, dan penilaian. Teori ini mencakup banyak hal yang luas dan kompleks sehingga membutuhkan banyak persiapan dan peralatan, serta waktu yang relatif lebih panjang. Kemudian siswa juga merasa malu dan tidak percaya diri untuk mencurahkan pengalamannya.

Permasalahan dalam penerapan teori ini dapat diatasi dengan cara membatasi atau memilih teori berdasarkan materi yang diajarkan, membuat lesson plan dan memastikan pilihan metode yang sesuai; kemudian mendorong murid agar berani untuk mencoba sehingga mereka dapat diharapkan berhasil secara fisik dan emosional serta dapat memahami bahwa sesuatu yang nampaknya sulit atau bahkan mustahil untuk dilakukan ternyata bisa dilakukan. Akan lebih baik apabila teori ini juga mempertimbangkan tipe cara belajar siswa yang visual, auditory, dan kinestetik.

Kesimpulannya, teori ini menekankan pembelajaran melalui pengalaman yang dialami sendiri oleh murid. Siklus dari keempat kutub yang menjadi triger dalam proses belajar siswa membentuk beragam gaya belajar yang dapat dikenali dengan baik dan bisa membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat nagi murid-muridnya.

Demikian tulisan ini mencoba menguraikan hasil dari pemahaman yang diperoleh dalam pembelajaran materi Teori Belajar di ruang kuliah online. Semoga bermanfaat dan semakin menikmati kemerdekaan kritis dalam belajar.***

Note: Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar - Dosen: Ibu Clara Evi Citraningtyas, Ph.D.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun