Mohon tunggu...
SHINTA SANTI MARIANI 1
SHINTA SANTI MARIANI 1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed

Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adaptasi Analisis SWOT dalam Perencanaan Pengembangan Desa

8 Oktober 2021   21:22 Diperbarui: 8 Oktober 2021   21:30 4993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesi (Menurut UU No. 6 tahun 2014)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018,  terdapat 83.931 wilayah administrasi setingkat desa. Jumlah tersebut terdiri atas 75.436 desa (74.517 desa dan 919 nagari di Sumatera Barat), kemudian 8.444 kelurahan serta 51 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT)/Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT). Adapun berdasarkan informasi terbaru pada awal tahun 2021, khusus untuk jumlah desa telah berkembang  menjadi 74.961 desa. Dari jumlah tersebut, provinsi yang memiliki wilayah setingkat desa terbanyak adalah Jawa Tengah & Jawa Timur.

Banyaknya jumlah desa dan penduduknya yang mencapai setengah jumlah penduduk nasional, menjadi perhatian serius pemerintah dengan berbagai program dan kebijakan yang diarahkan untuk pembangunan desa. Kemajuan desa dan masyarakatnya akan berdampak pula pada kemajuan secara nasional. 

Pada sebuah kesempatan di awal tahun 2021 ini, menteri keuangan menyampaikan bahwa total dana desa yang telah dikucurkan tahun ini meningkat tiga kali lipat dari awal diluncurkan pada tahun 2015 silam, yakni dari 20,8 triliun menjadi 72 triliun. Ini belum termasuk berbagai alokasi lain yang diperuntukkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Besarnya kucuran dana dan banyaknya berbagai program tersebut menyimpan potensi besar kemajuan yang bisa dihasilkan. Namun, untuk memanfaatkan dana desa dan program lain dengan baik, harus diawali perencanaan yang baik pula. Sebuah ungkapan menyatakan bahwa gagal merencanakan adalah seperti merencanakan kegagalan. 

Sebagai contoh, ada desa-desa yang berbondong-bondong membangun taman desa dan sarana rekreasi, karena latah dengan tren desa wisata. Hasilnya, hanya dalam hitungan bulan, tempat-tempat tersebut sudah mangkrak dan terbengkalai. Ratusan juta rupiah yang bisa jadi jauh lebih bermanfaat, jika direncanakan dengan matang.

Banyak cara dan metode bisa dilakukan bagi masyarakat untuk membuat perencanaan pembangunan desanya. Salah satu yang bisa dicoba untuk dilakukan adalah dengan adaptasi metode analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan suatu metode  perencanaan yang mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). 

Analisis ini lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk mencapai target maupun evaluasi persaingan dengan kompetitor. Terisnpirasi dari analisis SWOT untuk bisnis, perencanaan pengembangan dan pembangunan desa, bisa juga dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT. Berikut adalah contoh analisis SWOT perencanaan pengembangan desa.

1. Strength (Kekuatan)

Pada aspek ini, poin unggulan yang bisa didata sebagai kekuatan pendukung pengembangan desa yaitu :

a. Potensi Fisik

Termasuk dalam potensi fisik adalah potensi alam serta potensi sarana dan prasarana. Adapun potensi alam diantaranya sumber daya alam,  letak geografis dan topografis, kesuburan tanah dan sumber mata air. Sedangkan potensi sarana & parasarana misalnya jalan desa yang bagus, irigasi yang baik, serta fasilitas umum yang lengkap. Dengan memahami potensi fisik yang dimiliki, pengembangan desa akan menjadi lebih terarah dan dan mudah.

b. Potensi Non Fisik

Termasuk dalam potensi non fisik yaitu :

  • Aspek sumber daya manusia

Aspek  sumber daya manusia meliputi, sebaran tingkat pendidikan warga, angka buta huruf, kemampuan literasi, kesehatan, serta penguasaan teknologi komunikasi dan informasi. Potensi sumber daya manusia yang terpetakan dengan baik akan memudahkan pemilihan program yang tepat sesuai karakter, potensi  dan kapasitas warganya.

  • Aspek sosial, ekonomi & budaya

Yang termasuk lingkup sosial, ekonomi dan  budaya diantaranya sebaran mata pencaharian, tingkat kesejahteraan, struktur sosial masyarakat, kelembagaan desa, warisan budaya, serta tradisi & kearifan lokal yang unik. Potensi sosial, ekonomi dan budaya  yang terdata dengan baik akan meminimalisasi risiko gesekan dan benturan dengan sistem budaya lokal.

  • Letak, posisi dan peran desa dalam kaitannya dengan wilayah sekitar

Letak dan posisi desa dalam jalur perdagangan, atau di sekitar kawasan industri, tentu berbeda arah pengembangan dengan desa yang berada di daerah sentra pertanian. Demikian pula desa sebagai pemasok bahan baku produksi, tentu berbeda dengan desa sebagai pemasok tenaga kerja. Dengan memperhatikan aspek ini akan memudahkan menentukan garis besar perencanaan.

2. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan meliputi segala sesuatu yang memiliki potensi sebagai penghambat kemajuan. Hampir serupa dengan aspek kekuatan, potensi kelemahan juga bisa dianalisis pada faktor alam dan lingkungan, sumberdaya manusia, serta aspek sosial, ekonomi dan budaya. Misalkan, desa yang subur, punya bentang alam yang sangat indah, tetapi terletak jauh di daerah pegunungan, dengan akses yang sangat sulit akan menjadi titik kelemahan jika akan dikembangkan jadi desa wisata.

3. Opportunities (Kesempatan)

Kesempatan terkait dengan prospek, dan proyeksi ideal yang mendukung pengembangan desa di masa sekarang dan masa mendatang. Termasuk dalam kesempatan misalnya, pembangunan kawasan industri di dekat desa, serta pembangunan waduk dan saluran irigasi baru. Generasi muda yang  sedang menempuh  pendidikan yang memadai juga bisa menjadi suatu peluang di masa mendatang.

4. Threats (Ancaman)

Ancaman bisa dimaknai segala hal yang berpotensi menganggu, mempertinggi risiko kegagalan,  atau bahkan menggagalkan program yang dilaksanakan. Ancaman bisa berasal dari dalam dan luar. Ancaman dari dalam misalnya pergantian kepala desa maupun struktur lembaga desa lain di masa mendatang, yang  bisa  melemahkan soliditas tim dan kinerja yang sudah dicapai saat ini. Ancaman dari luar misalnya berasal dari perkembangan wilayah sekitar, pergesaran tren dan perubahan kebijakan pemerintah.

 Dengan menerapkan analisis SWOT ini, para pemangku kepentingan desa, tokoh masyarakat dan lembaga terkait bisa memetakan, memilih dan memilah berbagai ide, inovasi, dan aspirasi masyarakat, sebelum direalisasikan. Adaptasi analisis ini bisa pula dipersempit hingga lingkup RT, sehingga masing-masing RT juga bisa berkembang dengan baik, yang pada akhirnya juga akan membawa kemajuan desa secara keseluruhan. Kemajuan desa secara kumulatif akan membawa kemajuan bangsa dan negara. Dan semuanya bisa dimulai dengan perencanaan yang baik melalui analisis SWOT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun