Mohon tunggu...
Shintapermata Permata
Shintapermata Permata Mohon Tunggu... Seniman - pribadi

let it flow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dahsyatnya Istighfar

6 Juni 2022   09:43 Diperbarui: 6 Juni 2022   09:47 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istighfar bukan sekedar permohonan ampun kepada Allah Ta'ala dengan lisan melalui pengakuan kesalahan. Namun lebih dari itu, istighfar harus disesuaikan dengan perbuatan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan berharap agar kesalahan yang telah dilakukannya diampuni olehn Allah Ta'ala, serta berjanji untuk tidak mengulanginya dilain waktu. Jadi kesimpulannya, istighfar merupakan permohonan ampunan dari manusia selaku hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada Allah Ta'ala sebagai Tuhannya. Artinya, permohonan ampunan itu tumbuh dari hati nurani untuk mencapai hubungan yang bersih dengan Allah, karena ketakutan akan ditimpa cobaan ataupun nasib buruk. Untuk itulah beristighfar, memohon ampunan dilakukan. Istighfar juga dapat dikatakan sebagai benteng bagi diri kita sendiri yang harus dibangun setelah syukur, sabar, dan istiqamah.

Beristighfar untuk Membuka Pintu Rezeki

Ketika kita merasakan harta kita sedikit tersendat, mungkin karena istighfar kita juga kurang. Maka, salah satu hal terpenting yang harus dilakukan adalah memperbanyak istighfar kepada Allah. Ada baiknya dizaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini, kita menjadikan istighfar sebagai salah satu amalan sehari-hari kita. Karena istighfar adalah salah satu sumber utama dan terbesar dari datangnya rezeki dan banyak sekali manfaat atau keutamaan dari istighfar tersebut. Dalam sebuah riwayat hadis lain diterangkan bahwa:

"Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan melapangkan baginya dari kedudukan, dan memberikan jalan keluar dari tiap-tiap kesempitan dan memberikan kepadanya rezeki yang tidak terduga-duga." (HR. Muslim, Abu daud, dan Nasa'i).

Oleh karena itu, sebagai hamba yang penuh dosa ini, seharusnya senantiasa mengamalkan istighfar setiap hari sebagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam melakukannya. Sebab, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa salam pernah bersabda:

"Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya." ( HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah).

Maka, bagi orang yang menginginkan rezeki yang lebih banyak lagi membawa barakah, hendaknya bergegas untuk beristighfar sebanyak-banyaknya, baik berupa bacaan (lafal) dan perbuatannya. Jangan sampai kita mengucapkan istighfar secara lisan saja tanpa disertai dengan amalan atau perbuatan yang baik. Sebab, yang demikian itu adalah perbuatan para pendusta.

Dengan banyak membaca istighfarlah, Allah akan mengampuni dosa kita. Allah juga akan menambah nikmat rezeki kepada kita. Sebagaimana janjinya-Nya, melapangkan setiap kesempitan, memberi kebahagiaan disetiap kesedihan serta memberi rezeki dari arah yang tiada kita sangka-sangka sebelumnya. Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rezeki, maka bersegeralah memperbanyak istighfar dan taubat.

Penutup

Setelah membaca, menyimak, dan mencermati karya Ahmad Joemadi ini dengan saksama, maka pengulas buku dapat menyimpulkan perihal penting yang ditulis dan dianalisa oleh penulis. Di antara simpulannya itu adalah: Istighfar merupakan salah satu bacaan dzikir yang akrab dengan kehidupan kita. Seperti arti katanya, memohon ampun, istighfar dibaca dengan harapan agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah. Dengan bacaan itu diri kita kembali bersih. Umumnya istighfar didzikirkan selepas shalat oleh umat Islam. Meski tidak jarang juga bacaan tersebut kita dengar di waktu-waktu lain.

Rezeki adalah karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Ada rezeki yang harus diupayakan manusia serta rezeki yang datangnya secara tidak disangka-sangka. Rezeki yang harus diupayakan, yaitu dengan bekerja, berdagang, dan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun