Mohon tunggu...
Shinta Nur Awalia
Shinta Nur Awalia Mohon Tunggu... Guru - shinta

SHINTA AWALIA ESSAY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi dan Teknik Bimbingan Pribadi Sosial

3 November 2019   20:49 Diperbarui: 3 November 2019   20:52 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses usaha yang diberikan konselor/guru untuk memfasilitasi/ membantu konseli/ individu/ murid agar mampu mengembangkan potensi atau mengatasi masalah. Potensi atau masalah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat area/ wilayah garapan bimbingan dan konseling, yaitu: Pribadi, sosial, akademik (belajar) dan karir. Secara berturut-turut dan mendalam keempat area tersebut akan dibahas secara medalam. Dalam paket ini, akan dibahas secara mendalam mengenai bimbingan pribadi sosial.
Bantuan dalam bimbingan adalah proses bantuan yang sifatnya memandirikan murid. Misalnya bantuan yang diberikan kepada seorang murid yang belum dapat menyeberang jalan raya. Pertama kali bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan membantu dia menyeberang, tetapi berikutnya diberikan pengetahuan/keterampilan melihat ke kanan kiri manakala mau menyeberang, jangan lari sekaligus sampai akhirnya murid tersebut dapat menyeberang jalan raya sendiri dengan selamat.
Berkaitan dengan bimbingan pribadi sosial, pada intinya adalah membentuk pribadi yang matang dan mandiri para murid, dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Pemahaman diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya sendiri akan potensi yang dimiliknya serta permasalahan yang dihadapinya. Misalnya saja dapat diajukan kepada murid pertanyaan siapa saya (who am I). Tentu saja jawabannya di sekedar nama, usia, tempat tinggal, tinggi badan, berat badan, urutan kelahiran,tetapi lebih jauh jawabannya apakah saya termasuk murid yang pintar,sedang-sedang saja atau kurang (potensi intelegensi), apakah bakat saya (bahasa, hitungan, menggambar, baca puisi, menyanyi, dll), bagaimana kepribadian saya (pemaaf, pemarah, periang, derwaman, suka menolong,egois, dan lain sebagainya).
2. Penerimaan diri (self acceptance-Qona'ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat menerima diri apa adanya potensi-potensi dan anugerah dari Allah, baik itu yang sesuai dengan harapan murid tersebut ataupun tidak (perbedaan antara ideal self dengan actual self). Misalnya, seorang murid laki-laki menerima kondisi dirinya yang tidak ganteng, kulitnya hitam, rambutnya keriting, karena diberikan bimbingan pribadi sosial bahwa dalam dirinya ada kelebihan yang dimilikinya dibandingkan dengan murid-murid lainnya, misalnya dia seorang murid yang cerdas atau pandai bergaul dan lain-lain. Setelah dapat menerima dirinya, maka murid tersebut akan mampu mengarahkan dirinya (self direction) untuk akhirnya mampu untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya (self improvement). Pada akhirnya murid tersebut dapat menyesuaikan diri (self adjustment) baik dengan dirinya maupun dengan tuntutan lingkungan sosialnya.

Departemen Kesehatan (2005), mengemukakan pengertian istilah pribadi sosial, yaitu setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik terhadap individu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Chaplin (2000: 406)menyatakan bahwa pribadi sosial adalah sesuatu yang digunakan dengan menyangkut relasi sosial yang mencakup faktor-faktor psikologi. Drever (1998:447) menegaskan dengan menyatakan sesuatu yang digunakan dengan menyangkut hubungan sosial, sehingga hubungan- hubungan ini ditentukan oleh lingkungan fisik.
Bimbingan dan konseling pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh murid, dengan mempertimbangkan nilai (value), keterampilan pengambilan keputusan untuk penyesuaian sosial yang memadai sebagai suatu keterampilan hidup (life skills).
Teknik atau Strategi Bimbingan dan Konseling Pribadi sosial Juntika dan dipertegas dengan ABKIN dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal, mengemukakan beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu perkembangan murid, yaitu:

1. Konseling individual

Konseling individual adalah merupakan bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku murid. Konseling
dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan murid. Konseling ditujukan kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan
dan kehidupan sosial.
Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis. Murid merasaditerima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan tersebut, konselor menerima murid secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Murid merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan keluhan dan curahan perasaannya. Dalam konseling, berisi proses belajar yang ditujukan agar murid dapat mengenal, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri secara relialistis dalam kehidupannya di sekolah maupun di rumah. Dalam konseling tercipta hubungan pribadi yang unik dan khas, dengan hubungan tersebut murid diarahkan agat dapat membuat keputusan, pemilihan, dan rencana yang bijaksana, serta
dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannya.
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas murid atau sekolah.
2. Nasehat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru.

Salah satu tujuan dari penyelenggaraan bimbingan dan konseling adalah tercapainya kehidupan efektif sehari-hari (KES) dalam kehidupan diri siswa,
khususnya disini diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari keluarga broken home. Adapun layanan yang dapat diberikan kepada siswa adalah:
1. Layanan Informasi
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangannya, individu membutuhkan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari
sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya di masa depan. Prayitno dan Erman Amti (2004: 260) menjelaskan "layanan informasi berguna untuk memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan". Layanan informasi ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada individu tentang berbagai hal yang berguna dalam diri individu tersebut.
Dari penelitian kasus tersebut maka konselor dapat memberikan layanan informasi dengan materi layanan seperti pentingnya kontrol diri dalam pergaulan,dampak perilaku agresif dan lain sebagainya.
2. Layanan Penguasaan Konten
Prayitno (2004: 3) menjelaskan pengertian layanan penguasaan kontenadalah layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan penilaian, sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya.
Jadi, dapat disimpulkan layanan penguasaan konten adalah suatu layanan yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan
penilaian, sikap, dan menguasai berbagai hal untuk memenuhi kebutuhan dan mengentaskan masalah yang dialami oleh klien itu sendiri.Dengan layanan penguasaan konten, kita sebagai calon konselor bisa mencontohkan bagaimana bersikap yang baik dengan masyarakat disekitar tempat
tinggalnya. Siswa dilatihkan untuk bersikap baik sehingga dia benar-benar paham dan mampu menerapkannya di lingkungannya.
3. Layanan Konseling Individual
Prayitno (2004) menjelaskan kegiatan layanan konseling perorangan berlangsung secara tatap muka antara klien dengan konselor dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahannya, fungsi utama layanan ini adalah fungsi pengentasan. Jadi, layanan konseling perorangan ini adalah layanan yang bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami oleh klien.
Oleh sebab itu, konselor perlu bekerja sama dengan personil sekolah lainnya dalam mengidentifikasi siswa, khususnya siswa yang berasal dari keluarga broken home yang terindikasi mengalami perilaku agresif tersebut yang selanjutnya diberikan layanan konseling individual. Pemberian layanan konseling individual adalah agar siswa yang terindikasi mengalami perilaku agresif tersebut
nantinya lebih mampu menyadari dampak dari perilaku agresif yang berlebihan dan diharapkan lebih mampu mengontrol emosi dirinya.
4. Layanan Bimbingan Kelompok
Prayitno (2004) menyatakan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Dalam bimbingan kelompok
ini memungkinkan siswa untuk memperoleh informasi tentang keperluan tertentu untuk anggota kelompok. Lebih jauh, informasi itu berguna untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau keputusan lain yang relevan dengan dengan informasi yang dibutuhkan.
5. Layanan Konseling Kelompok
Prayitno (2004) menerangkan layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan
masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Dengan layanan ini, diharapkan siswa atau klien, mampu untuk secara terbuka menyampaikan masalah yang dialaminya sehingga masalah yang dialaminya dapat dientaskan bersama-sama melalui dinamika kelompok. Selain itu layanan ini juga bertujuan untuk melatih keberanian siswa atau klien untuk berbicara di depan umum. Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilakukan di dalam suasana kelompok. Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:311) mengatakan "di dalam kegiatan konseling kelompok ada konselor yang langsung menjabat sebagai pemimpin kelompok, dan para anggota kelompok yang jumlahnya bervariasi antara 5-10 orang". Dengan layanan konseling kelompok, konselor bersama-sama siswa dapat membahas apa penyebab dari perilaku agresif. Siswa diminta untuk menyampaikan pendapat tentang perilaku- perilaku agresif yang ada disekitar dan bagaimana akibat dari perilaku agresif. Jika siswa sudah benar-benar paham akan buruknya perilaku agresif, maka siswa tidak akan mau lagi untuk berperilaku agresif di lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.ar-raniry.ac.id
https://ejournal.stital.ac.id
digilib.uinsby.ac.id
[1] S. A. Hakim. 1974. Hukum Perkawinan. Bandung
[2] Djiwandono, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan.
[3] Hurlock, E.B. 2000. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
[4] Anjani, C. Dan Suryanto. 2006. Pola Penyesuaian Perkawinan Pada Periode Awal.
[5] Mahfud, Moh. 2006. Bunga Rampai Politik dan Hukum. Semarang: UNNES Perss.
[6] Syaodiah, Agustin. 2010. Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Jakarta: UT.
Dari Jurnal Ilmiah Counsellia. 2016. volume 6 No. 2, pada tanggal 2
november 2019.
Suharni dan B D Pratama. 2016. Pemberian Layanan Bimbingan Pribadi Sosial. Dalam Menumbuhkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah
Counsellia. 6(2): 31-40.
Srinahyanti. 2018. Pengaruh Penceraian Pada Anak Usia Dini. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 16(32).
M Yusuf. 2014. Dampak Penceraian Orang Tua Terhadap Anak. Jurnal Al-
Bayan. 20(29).
R Pratama, Syahniar, Y karneli. 2016. Perilaku Agresif Siswa Dari Keluarga Broken Home. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor. 5(4) :238-246.
R N Azizah. 2017. Dampak Penceraian Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologis Anak. Jurnal Al-Ibrah. 2(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun