Meskipun ketika pasangan bertahan, tidak menjamin kebagagiaan dan kesehatan mental anak-anak. Jika memang keadaan mengharuskan kita berpisah, usahakan lakukan dengan baik-baik tanpa melukai keluarga terutama anak-anak kita, coba putuskan dengan kepala dingin dan tenang.Â
Libatkan pembicaraan dengan anak, dengan bahasa yang mudah dimengerti olehnya sebelum mengambil keputusan, sehingga anak-anak kita tidak akan bertanya-tanya dan melalui fase duka dengan menyalahkan seseorang, menyalahkan dirinya atau bahkan menyalahkan Tuhan atas keadaan yang tidak siap dialaminya.Â
Semoga kedepannya kita semua bisa belajar banyak menghadapi dinamika kehidupan ini termasuk persoalan rumah tangga, dan menyikapi segala sesuatu dengan bijak terutama saat mengambil keputusan agar tidak menyesal dikemudian hari.
"Perceraian adalah salah satu pengalaman traumatis yang paling merusak dan emosional yang bisa dilalui manusia, tidak peduli apakah Anda penghasut atau penerima. Sulit, dan sakit, dan butuh waktu lama untuk merasa normal kembali." - Emily V. Gordon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H