Kita juga diingatkan bahwa Pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Saya pribadi sebagai pendidik juga kembali dengan ingatan sebelumnya, bahwa keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan social dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga juga ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat. Hal ini sesuai dalam semboyan Ki Hadjar Dewantara yakni berbunyi "Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".Â
Seorang guru adalah penggerak, didepan memberikan contoh/panutan, ditengah memberi semangat dan dibelakang mendorong untuk semangat belajar. Selain itu pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga mencerminkan 6 profil pelajar pancasila, meliputi beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; kebhinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif. Dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang kita dapatkan, tentunya kita sebagai pendidik harus mampu dan mau berusaha mencontoh perilaku-perilaku dan menerapkannya kepada peserta didik.Â
Bagaimana langkah yang kita ambil? Kita bisa memulai dengan menyesesuaikan model belajar kita dengan tahap perkembangan anak, dengan kita jadikan siswa sebagai subjek konkrit dalam belajar, kita merdekakan anak dengan bebas mengekspresikan hasil karyanya, jangan lupa untuk kita bimbing dalam proses berkolaborasi. Kita yakin dengan kita pancing  beberapa pertanyaan, akan membuat  siswa berfikir kritis. Yakinlah akan banyak hal yang tidak terduga yang akan muncul dari anak-anak hebat di hadapan kita.
Kita tidak boleh melupakan kalau kita sebagai pendidik :
- Tidak perlu berperan banyak terhadap proses pembelajaran.
- Kita hanya menuntun, iya...sekali lagi kita hanya menuntun.
- Biarkan anak melakukannya sendiri dan beri kepercayaan pada anak kalau mereka mampu.
- Berikan sedikit bantuan jika mereka membutuhkan.
- Jangan lupa untuk memberikan semangat
- Jangan pelit untuk memberi pujian hasil kerjanya, agar anak bangga dan menambah kepercayadirinya
- Bebaskan anak-anak untuk lebih banyak terlibat.
Pola asuh yang kita contoh seperti pemikiran Ki Hadjar Dewantara yakni momong, among dan ngemong  dengan cinta bisa kita terapkan agar tercipta pembelajaran yang memerdekakan anak. Semoga artikel ini bermanfaat dan membuat kita semakin tertantang sebagai pendidik dan pengajar yang profesional. Â
Salam guru penggerak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H