3.  Istirahatlah yang Cukup
Sangatlah wajar ketika manusia merasa panik atau gelisah diatas deadline yang  menumpuk. Tapi ingat, dirimu sangat berhak untuk rehat sejenak, bersantai dan menyegarkan pikiran: seduh secangkir teh atau kopi, menonton TV, mendengarkan musik atau memasak makanan favorit. Sehingga semangat untuk melanjutkan tugas-tugas lain terbangun kembali. Inilah intisari dari slow living, menyeimbangkan tanggung jawab sembari menikmati setiap momen dalam hidup.
    4. Pelajari  Skill Baru Atau Passionmu
Khusus untuk kamu yang belum bekerja atau masih mencari, janganlah memaksa diri untuk 24 jam berkutat dengan laptop dengan kecemasan yang mendera. Saatnya kamu slow-down, bersikap tenang. Ambil sepucuk kertas dan pena, tuliskan hal yang kamu sukai, skill baru apa yang hendak kamu gali dan perdalami, contohnya passion tersembunyimu terletak pada desain grafis. Ini sekaligus memberikan nilai tambah untuk melamar kerja nanti. Atau mungkin, membuka jasa desain grafis ? Keren bukan !!Slow living menitikfokuskan pada kualitas, bukan kuantitas. Sebab, ketika manusia mulai menikmati proses dan progress, ia akan melimpahkan segenap tenaga dan hatinya. Its okay to be slow and still productive.
"Slow living is all about creating time and space and energy for the things that matter most to us in life, so ask yourself what you stand to gain."-Brooke Mcalary