Mohon tunggu...
Shinta Ananda
Shinta Ananda Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang hobi traveling dan berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Klasik Sikat Gigi dan Sabun

12 Mei 2019   14:11 Diperbarui: 12 Mei 2019   14:15 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kamar mandi, hiduplah sebuah sikat gigi dan sabun. Mereka selalu bersama di kamar mandi dalam waktu yang lama, tetapi mereka tidak pernah akur dan selalu saja berdebat. Si Sabun merasa dirinya hebat karena Si Sabun tidak butuh barang lain agar Dia dapat berguna bagi manusia. Si Sabun selalu menjelekkan Si Sikat Gigi yang selalu butuh bantuan pasta gigi agar Dia berguna untuk manusia.

            Pada suatu ketika, Si Sabun mengejek Si Sikat Gigi yang tampak sudah lusuh.

            "Hei Sikat Gigi, Kamu sudah lusuh dan tidak berguna lagi. Untuk apa masih saja disini? Lihatlah Aku, Aku tidak pernah kotor apalagi lusuh seperti Kamu". Kata Si Sabun dengan sombongnya.

            "Kamu memang tidak pernah kotor dan lusuh seperti Aku, tetapi Kamu itu akan habis. Lihat saja dua sampai tiga minggu lagi, Kamu tidak akan lagi berada disini". Kata Si Sikat Gigi untuk membalas kesombongan Si Sabun

            "Tidak mungkinlah. Aku akan abadi di tempat ini. Aku lah penguasa kamar mandi ini. Aku tidak butuh bantuan benda lain untuk berguna bagi manusia. Coba lihat dirimu, Kamu selalu bersama pasta gigi, tanpa Dia, Kamu tidak berguna". Kata Si Sabun.

            "Tanpa Pasta Gigi, Aku masih bisa berguna. Meskipun, Aku lusuh seperti ini. Manusia pasti akan tetap menggunakanku, sedangkan Kamu akan lenyap dan tidak meninggalkan sisa sama sekali, Kamu akan diganti secara berkala. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan bertahan lebih lama di kamar mandi ini". Si Sikat Gigi tidak mau kalah, Dia merasa bahwa dirinya lebih hebat dari Si Sabun.

            Ketika Manusia masuk kamar mandi. Dia melihat keadaan Sikat Gigi yang sudah tak layak pakai. "Sudah waktunya ganti sikat gigi ini. Aku buang saja deh". Ketika akan membuang Si Sikat Gigi, tiba-tiba Manusia berubah pikiran. "Daripada Aku buang, lebih baik gunakan untuk membersihkan sela-sela kamar mandi".

            "Kenapa tidak jadi dibuang sih?" Si Sabun kesal karena Si Sikat Gigi masih bertahan di kamar mandi ini.

            "Hei Sabun, Kamu bisa lihat sendiri kan? Meskipun Aku lusuh, Aku masih dipertahankan oleh Manusia. Sebentar lagi, Kamu yang akan dibuang oleh Manusia". Ejek Si Sikat Gigi.

            "HIIIIIHHHHHHH.... sombong sekali Dia". Kata Si Sabun.

***

            Dua Minggu berlalu, badan Si Sabun semakin mengecil.

            "Kok badan Akum akin mengecil gini sih? Ada apa denganku? Apa benar yang dikatakan oleh Sikat Gigi? Kalau Aku akan menghilang. Tidak... Tidak .... Tidak mungkin". Keluh Si Sabun dalam hati.

            Melihat kondisi badan Si Sabun yang semakin kecil, Si Sikat Gigi pun berkomentar.

            "Makin kecil aja tuh badan. Udah siap pergi dari kamar mandi ini belum?" Ejek Si Sikat Gigi.

            "Diam Kamu. Tidak usah ikut campur urusanku". Jawab Si Sabun

            Manusia pun datang ke kamar mandi. Hari ini waktunya Manusia untuk membersihkan kamar mandi. Dia pun memeriksa seluruh kamar mandi.

            "Sikat gigi ini sudah terlalu lusuh bulunya. Setelah Aku gunakan untuk bersihkan WC, Aku buang saja sikat ini". Kata Manusia yang membuat Si Sikat Gigi panik.

            "Bagaimana ini? Aku akan dibuang. Aduhh". Kata Si Sikat Gigi.

            "Rasakan Kamu Sikat Gigi, Kamu yang akan pergi dari kamar mandi ini". Kata Si Sabun dalam hati.

            Ketika Manusia mandi, Dia baru menyadari bahwa sabunnya akan habis.

            "Sabunnya sudah tidak ada busanya. Buang saja lah". Manusia mengambil persediaan sabun yang baru dan membuang Si Sabun ke tempat sampah.

            "TIDAAAAAAAKKKKKKKK!!!" Teriak Si Sabun.

            Tak lama kemudian, Manusia membuang Si Sikat Gigi.

            "Jangan buang Aku. TOLOOOOOONNGGGGGGG!" Teriak Si Sikat Gigi.

            Mereka berdua pun bertemu di tempat sampah. Si Sabun tidak menyadari bahwa kedatangan Si Sikat GigI. Si Sabun meratapi nasibnya. Dia sedih karena selama ini Dia sangat sombong. Melihat Si Sabun yang termenung, Si Sikat Gigi tidak ingin berkomentar karena Dia juga malu mengingat saat Dia mengejek Si Sabun. Semalaman Mereka hanya termenung dan tidak saling berbicara satu sama lain.

            Keesokan harinya, Si Sikat Gigi mendengar bahwa Manusia akan membuang seluruh isi tempat sampah ke pembuangan akhir. Itu artinya Dia akan berpisah selamanya dengan Si Sabun. Sebelum perpisahan itu terjadi, Si Sikat Gigi berkeinginan untuk meminta maaf kepada Si Sabun.

            "Sabun, kamu baik-baik saja?" Tanya Si Sikat Gigi dengan lemah lembut.

            "Jika Kamu ingin mengejekku, lebih baik Kita tidak usah bicara". Jawab Si Sabun dengan sinis.

            "Tidak Sabun. Aku ingin minta maaf. Maafkan Aku karena selama ini Aku telah mengejekmu".

            "Ejekanmu sekarang menjadi kenyataan, seharusnya Kamu bahagia". Kata Si Sabun.

            "Aku tidak bahagia sama sekali. Aku justru menyesal telah mengatakan hal seperti itu padamu. Aku sombong selama ini. Aku pikir, Aku tidak akan dibuang ternyata hidupku juga akan berakhir di pembuangan. Aku sadar bahwa segala sesuatu tidak ada yang bertahan lama. Barang seperti Kita akan digantikan oleh yang baru. Kita akan diganti secara berkala karena Manusia membutuhkan barang yang lebih baik".

            Mendengar perkataan seperti itu, Si Sabun akhirnya menoleh ke belakang dan memandang Si Sikat Gigi.

            "Kamu benar. Aku tidak sadar bahwa Aku bukanlah barang abadi. Aku akan habis dan lenyap begitu saja. Perdebatan Kita selama ini tidak ada gunanya. Baik Sikat Gigi ataupun Sabun, Kita sama-sama bermanfaat oleh Manusia. Tidak ada yang lebih baik atau paling baik diantara Kita. Karena Kita berbeda dan Kita punya tugas masing-masing. Aku tidak bisa melakukan tugasmu, begitu juga Kamu tidak bisa melakukan tugasku. Seharusnya Kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Maafkan Aku juga ya, Sikat Gigi".

            Akhirnya Mereka menyadari kesalahan yang Mereka perbuat. Mereka pun saling berpelukan dan memaafkan satu sama lain. Setidaknya, akhir kebersamaan Mereka berujung manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun