Dari hari pertama hingga hari keenam, kegiatan yang saya kerjakan sama. Pagi hari saya sarapan dengan suami, setelah suami berangkat kerja, saya mencuci pakaian dan bersih-bersih kamar kost. Kemudian mainan handphone, nonton drama korea, nonton tv, dan tidur siang. Itulah rutinitas saya selama 6 hari tinggal di Kabupaten Enrekang. Cukup membosankan.Â
Lelah mencuci pakaian setiap hari, meskipun pakaiannya tidak banyak sih. Tapi mencuci pakaian adalah pekerjaan yang tidak pernah lakukan ketika di rumah orangtua saya. Menjadi seorang istri, saya harus mencuci dan bersih-bersih setiap hari. Kegiatan yang dulu tak pernah saya lakukan, kini saya harus melakukannya. Lelah rasanya. Tapi saya tidak bisa mengeluh kepada suami saya. Why? Suami saya begitu bahagia hingga tak tega untuk mengeluhkan keadaan saya.Â
Lagu Afgan yang berjudul Untukmu Aku Bertahan, lagu yang tepat untuk menggambarkan kondisi saya saat ini.
Mengapa bertahan??
Pertama, itu sudah pilihan hidup saya. Saya yang memilih untuk ikut dengan suami, maka saya harus menjalaninya. Kedua, raut wajah bahagia suami saya yang dia selalu berikan ketika pulang kerja. Apakah saya tega untuk mengatakan bahwa saya tidak betah disini dan ingin pulang ke Tangerang? Tentu saja tidak. Terakhir yang membuat saya bertahan adalah  ingat tujuan awal saya ketika memutuskan untuk ikut dengan suami, ibadah kepada Allah SWT. Andaikan, suami di Enrekang, saya di Tangerang. Apakah saya bisa beribadah sebagai seorang istri kepada suami saya?Â
Salam dari EnrekangÂ
Untuk para calon istriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H