Dengan keberadaan "katup penyelamat" ini, kelompok yang terlibat dalam konflik dapat menyampaikan penyebab konflik dan diberikan solusi, sehingga konflik tersebut dapat diredam bahkan diatasi. Selain itu, upaya dapat dilakukan dengan memanfaatkan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), meningkatkan kinerja dan kepekaan aparat intelijen, memperkuat peran bhabinkamtibmas, serta mengembangkan HTCK (hubungan tata cara kerja) antara Polres Tanjung Balai dengan Polres di sekitarnya untuk memastikan komitmen kerjasama dalam menangani konflik antar agama.Â
Selain itu, perlu juga meningkatkan kesiapsiagaan polisi dalam menangani konflik di Tanjung Balai dengan mobilisasi personel secara cepat ke tempat kejadian konflik. Transformasi toleransi beragama di Tanjung Balai membutuhkan upaya kolektif dari semua pihak terkait. Hanya melalui kerja sama dan komitmen yang kuat untuk membangun harmoni antar agama, Tanjung Balai dapat mencapai transformasi yang positif menuju masyarakat yang beragam namun tetap saling menghormati dan hidup berdampingan dalam perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H