Mohon tunggu...
Shinta Nur Kholila
Shinta Nur Kholila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswi BIASA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gak ah! Banyak MALAS!

10 September 2017   18:48 Diperbarui: 10 September 2017   19:01 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"heh! Belajar yuk!"

"gak ah. Males!"

Percakapan yang singkat sekali ini mewakili 80% sifat orang, eh bukan 80% tapi tiap orang pasti punya sifat malaskan?? Yap! Tiap individu pastinya mempunyai sifat malas, apalagi malasnya sudah akut.

Terkadang iman seorang mengalami pasang surut air laut. Eh bukan ding. Maksutnya mengalami pasang surut naik dan turun sesuai dengan kadar ketaatannya. Semakin kuat dan semangat, maka hal itu sebagai indikasi imannya sedang naik. Namun sebaliknya begitu.

Malas sendiri merupakan permasalahan yang selalu menjadi penghalang dalam mencapai tujuan yang akan kita capai menuju kesuksesan. Namun bagaimana jika kita malas untuk belajar? Malas tentunya sudah menjadi penghalang bagi kita, jika kita tidak melawannya bagaimana kita akan mencapai kesuksesan?? Nah tentunya kita harus rajin belajar dong.

Belajar itu apa sih??

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dari sebelumnya. Pastinya belajar mempunyai banyak arti dari beberapa para ahli yang dilihat dari beberapa aspek yang mereka lihat.

Seperti, menurut pendapat Gagne (1985) belajar sebagai sebuah proses dimana organisme mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman.

Dilihat dari sisi kemampuan atau kemantapan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memantapkan atau menambah pengetahuan yang sebelumnya sudah ia ketahui namun dia akan memantapkan pengetahuan tersebut lewat dari jenjang-jenjang yang ada karena sebelumnya ia sudah mendapatkan pengetahuan tersebut dari orang sekitar atau lainnya.

Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : "Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat dari pengalaman dan latihan.

Belajar tidak hanya disekolah saja, tapi diluar lingkungan sekolah seorang dapat belajar dari luar lingkungan sekolah. Dengan cara, kita dapat mengikuti kegiatan warga sekitar, seperti kumpul karangtaruna, rapat dengan remaja masjid, mengikuti organisasi warga dan lain-lain yang tentunya positif.

Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi'i " Bila kamu tak tahan dengan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan". Ketika seseorang bermalas-malasan dengan berbagai aktivitas yang ingin ia lakukan tapi malas menjalankannya, maka apa yang akan ia dapat?? Tentulah yang akan ia dapat adalah "KERUGIAN" yang sangat besar sekali. Dia tidak mendapatkan ilmu atau wawasan yang luas, malah ia tidak mendapat apa-apa.

Senada dengan Imam Syafi'i, Aristoteles pun juga mengatakan : "ada seorang yang bermalas-malasan ketika ia diperingatkan oleh gurunya, dia menjawab : "Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk membaca dan saya juga tidak memiliki kesabaran terhadap menuntut ilmu serta kejenuhan belajar". Kemudian Aristoteles menjawab : " Kalau demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak, kecuali harus sabar menghadapi "KESENGSARAAN dan KEBODOHAN".

Banyak sekali pengertian belajar, namun belajar sendiri itu sangat terkait dengan bangku sekolah. Padahal sebelumnya belajar itu belum tentu diambil dari bangku sekolah, apa yang ada disekitar kita pun, itu bisa dikatakan belajar. Lalu bagaimana kita dpaat menghilangkan rasa malas dalam diri kita sendiri? Tentunya tergantung pada diri kita sendiri, seorang tidak akan membiarkan bibit-bibit kemalasan tumbuh sampai mengikat kita. Karena jika bukan kita sendiri, lalu siapa lagi?? Sesungguhnya kitalah yang berkuasa penuh atas diri kita sendiri. Kita dapat memotivasi diri dan kita dapat mengendalikan rasa malas dengan membuat rencana dan tujuan untuk masa depan yang jelas.

Kemalasan akan bangkit dari diri masing-masing orang dan seorang bisa mendapat kata belajar dari kemalasan itu apabila dia sudah merasa dan mengetahui rasa kemalasan dan dia sudah menyadari bahwa dia mempunyai rasa malas, dia akan keluar dan bangkit dari kemalasan. Sehingga dia akan mempunyai pengetahuan dan dia akan keluar dan dia akan mempunyai pelajaran  dari kemalasan yang dia punya sebelumnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun