Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Berkunjung ke IGD RS THT dan "Choking Hazard"

12 April 2022   04:39 Diperbarui: 12 April 2022   04:49 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gawat Darurat (Sumber: Unsplash)

Penulis memutuskan untuk pulang setelah mendapat surat rujukan ke RSCM dari bu dokter. Tindakan di sana pun tidak mungkin dilakukan malam itu juga, apalagi kalau sampai di ruang operasi. Yang menandakan satu untuk mengetahui hal menjadi lebih gawat, yaitu apabila penulis muntah saat minum atau makan sesuatu. Sampai itu terjadi, keadaan mungkin akan baik-baik saja.

Makanan tertahan di pertengahan ketika menelan sesuatu bukan pertama kalinya dialami penulis. Sepertinya ia mengalami kecenderungan seperti ini. Menelan obat dengan ukuran besar pun merupakan masalah baginya.

Ditambah lagi, mungkin penulis punya kebiasaan buruk tidak mengunyah makanan dengan seksama sampai hancur dan lembut. Kunyah, kunyah, kunyah, terus langsung glek. Kadang ukuran makanan masih lumayan besar dan itu mudah sekali untuk tertahan di tengah jalan. Nasi sering bisa membantu melancarkan jalan, tetapi tetap ada risiko untuk membuat penulis tercekik walau makanan itu sudah lanjut ke saluran pencernaan kalau memang terlalu besar dan berhenti di sana.

Apa yang diajarkan sedari kecil untuk mengunyah selama 32 kali itu memang benar adanya. Bukan hanya supaya makanan lebih mudah dicerna dan diserap gizinya, tetapi juga agar makanan itu lebih mudah masuk ke perut sejak awal.

Nabi Muhammad SAW pun meneladani hal yang sama. Beliau bahkan mengunyah makanannya 40 kali karena akan membuat perut kita senang memproses makanan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun