Pertama, murid tutorial tidak selalu ada. Berharap boleh, tapi kenyataannya tidak demikian. Kalau pun ada, belum tentu kelas itu langsung diberikan ke dia karena guru bukan ia satu-satunya, bukan?
Ketidakpastian itu jelas bisa menjadi masalah karena sebagai pekerja kita mengharapkan ada sedikit jaminan penghasilan.
Ketika kelas tutorial sedang berlangsung pun, masalah bisa muncul kalau murid mempunyai hobi menunda kelas.
"Saya tidak bisa hari ini. Besok saja ya Miss."
Nah ini semakin membuat tidak lancarnya pemasukan. Hahaha.
Jadi sepertinya pemilihan mengajar kelas tutorial ini tidak bisa dijadikan contoh untuk work smart, walaupun tidak ada jeleknya tentu kalau kita mencobanya.
Solusi saya adalah tetap mengajar kelas reguler, dan ditambah dengan kelas tutorial. Pekerjaan memang bertambah tetapi yang kita dapat juga bertambah. Jadi dalam hal ini yang terjadi adalah work hard and smart.
Bagaimana contoh pelaksanaan work smart di konteks pekerjaan Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI