Tahun Baru, malam yang selalu dinanti sebagian besar orang di dunia. Banyak yang berencana menghabiskannya di tempat-tempat liburan atau wisata seperti Puncak dan Bali. Banyak yang mengadakan pesta dengan teman dan kerabat dekat. Banyak yang menghadiri konser-konser musik dan mengadakan pesta petasan dan kembang api.
Di kota-kota besar di dunia, acara-acara diadakan secara terpusat di mana masyarakat luas dapat datang dan berkumpul bersama menyambut pergantian tahun. Yang paling menarik perhatian bagi saya tentunya menyaksikan acara malam tahun baru di Times Square, New York. Melalui televisi tentu saja, karena saya belum pernah ke sana.
Sebagian orang lagi lebih memilih untuk menjauhi hingar-bingar dalam melewati malam yang nampaknya istimewa ini, seperti menghabiskannya di puncak gunung atau di rumah saja.
Kecuali yang di rumah saja, semua acara tahun baru yang disebutkan di atas tentunya mengalami penyesuaian dalam situasi pandemik ini.
Saya sendiri termasuk golongan yang lebih suka di rumah saja, menjadi saksi pergantian tahun mulai dari waktu Indonesia bagian timur, tengah, dan akhirnya bagian barat tempat saya tinggal.
Zone waktu ini saya anggap penting karena saya pernah di sana di bagian timur di mana saat pukul menunjukkan pukul 12 malam WIT (pukul 10 malam di Jakarta), kami akan keluar ke halaman depan dan berkumpul dengan tetangga yang tinggal di rumah belakang (baca: Papua yang Saya Kenal). Kemudian kami akan menikmati sedikit makanan kecil, ngobrol-ngobrol sebentar, dan berpisah untuk pergi tidur. Saya ingat pernah membeli sekaleng permen berwarna-warni yang ber-merk Fox's untuk dinikmati bersama saat malam tahun baru.
Setelah pindah kembali ke Jakarta, ada beberapa malam tahun baru yang terus lekat di ingatan walau saya sudah lupa tahun-tahun berapa itu.
Yang pertama adalah saat-saat awal ada televisi swasta dulu. Kami sudah dapat menonton beberapa channel ketika ada berita ada satu lagi TV swasta yang mulai memiliki siaran, yaitu A*teve.
Namun setelah beberapa lama tidak ada seorangpun di rumah yang tergerak mencari channel nya sampai kemudian saya penasaran dan belajar cara mencari channel. Saya senang sekali ketika akhirnya berhasil mendapatkan siaran TV itu. Hari pertama tahun baru saya bisa menonton satu film yang sangat menarik.
Masih berkenaan dengan acara televisi, saat malam tahun baru sampai lewat tengah malam saya tidak kunjung selesai menyeterika pakaian. Saat itu di televisi diputar film Anna Karenina.
Seperti telah disebutkan di atas, banyak orang bepergian menjelang malam tahun baru, yang berarti untuk mereka yang bekerja tentulah sudah mengambil cuti. Saya sendiri tetap masuk kantor di tanggal 31.
Saat itu pinggir saluran dekat rumah sudah selesai diperlebar dan enak untuk dipakai lari pagi atau jalan-jalan sore. Hari itu gerimis kecil saat pulang kantor. Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan naik kendaraan umum menuju rumah. Saya jalan kaki sambil berpayung ria. Cuaca sejuk di bawah rintik hujan. Rasanya begitu menyenangkan.
Sayangnya hal itu tidak pernah terjadi lagi karena di tahun-tahun berikutnya, setiap hujan di sekitar perumahan akan berakhir dengan banjir. Seperti tahun baru 2020. Banjir tepat pada malam tahun baru sehingga saat itu untuk pertama kalinya saya tidak menyaksikan detik-detik pergantian tahun di Times Square. Sebal rasanya.
Yah, malam tahun baru tidak selalu menyenangkan. Dan setelah mengalami itu semua, apa yang berubah setelah pergantian tahun terjadi? Orang yang skeptis akan berpendapat bahwa bulan-bulan yang datang kemudian akan sama saja. Kegiatan kita yang berulang serupa dengan tahun sebelumnya.
Benarkah demikian? Saya sendiri tidak akan melihat waktu yang akan datang dan kegiatan yang akan dijalani. Saya akan melihat kembali ke diri saya sendiri. Apakah saya juga akan sama saja, begitu-begitu saja?
Buat saya, jangan sampai itu terjadi. Begitu banyak yang kita alami di tahun sebelumnya. Pengalaman baru mempelajari hal-hal baru. Kesempatan melakukan kegiatan baru seperti mendapat pekerjaan sebagai penerjemah yang datang beberapa kali.
Mengajar murid yang berbeda-beda yang ternyata sangat cerdas atau terinspirasi oleh kita. Mengikuti banyak webinar tentang pengajaran online untuk menambah ilmu. Melewati masa sulit ketika harus kehilangan beberapa sahabat akibat penyakit yang terus mendera.
Bergabung di Kompasiana. Menulis dan membaca begitu banyak hal yang sangat menambah pengetahuan kita.
Senyum dan air mata datang silih berganti, namun itu semua telah memperkaya diri kita. Dengan pengalaman, pengetahuan, dan kenangan-kenangan di tahun yang telah lewat, kita sudah pasti berubah. Dan kita akan lebih siap menghadapi segala tantangan yang akan datang menghias lembaran-lembaran kalender tahun 2022.
Selamat Tahun Baru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H