Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Jam Berdentang 12 Kali di Malam Tahun Baru, Apa yang Berubah?

30 Desember 2021   19:45 Diperbarui: 30 Desember 2021   19:48 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chinese lanterns (Sumber: Pixabay)

Tahun Baru, malam yang selalu dinanti sebagian besar orang di dunia. Banyak yang berencana menghabiskannya di tempat-tempat liburan atau wisata seperti Puncak dan Bali. Banyak yang mengadakan pesta dengan teman dan kerabat dekat. Banyak yang menghadiri konser-konser musik dan mengadakan pesta petasan dan kembang api.

Di kota-kota besar di dunia, acara-acara diadakan secara terpusat di mana masyarakat luas dapat datang dan berkumpul bersama menyambut pergantian tahun. Yang paling menarik perhatian bagi saya tentunya menyaksikan acara malam tahun baru di Times Square, New York. Melalui televisi tentu saja, karena saya belum pernah ke sana.

Sebagian orang lagi lebih memilih untuk menjauhi hingar-bingar dalam melewati malam yang nampaknya istimewa ini, seperti menghabiskannya di puncak gunung atau di rumah saja.

Kecuali yang di rumah saja, semua acara tahun baru yang disebutkan di atas tentunya mengalami penyesuaian dalam situasi pandemik ini.

Saya sendiri termasuk golongan yang lebih suka di rumah saja, menjadi saksi pergantian tahun mulai dari waktu Indonesia bagian timur, tengah, dan akhirnya bagian barat tempat saya tinggal.

Zone waktu ini saya anggap penting karena saya pernah di sana di bagian timur di mana saat pukul menunjukkan pukul 12 malam WIT (pukul 10 malam di Jakarta), kami akan keluar ke halaman depan dan berkumpul dengan tetangga yang tinggal di rumah belakang (baca: Papua yang Saya Kenal). Kemudian kami akan menikmati sedikit makanan kecil, ngobrol-ngobrol sebentar, dan berpisah untuk pergi tidur. Saya ingat pernah membeli sekaleng permen berwarna-warni yang ber-merk Fox's untuk dinikmati bersama saat malam tahun baru.

Setelah pindah kembali ke Jakarta, ada beberapa malam tahun baru yang terus lekat di ingatan walau saya sudah lupa tahun-tahun berapa itu.

Yang pertama adalah saat-saat awal ada televisi swasta dulu. Kami sudah dapat menonton beberapa channel ketika ada berita ada satu lagi TV swasta yang mulai memiliki siaran, yaitu A*teve.

Namun setelah beberapa lama tidak ada seorangpun di rumah yang tergerak mencari channel nya sampai kemudian saya penasaran dan belajar cara mencari channel. Saya senang sekali ketika akhirnya berhasil mendapatkan siaran TV itu. Hari pertama tahun baru saya bisa menonton satu film yang sangat menarik.

Masih berkenaan dengan acara televisi, saat malam tahun baru sampai lewat tengah malam saya tidak kunjung selesai menyeterika pakaian. Saat itu di televisi diputar film Anna Karenina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun