Clara wiped her tears with the back of her hand and asked hesitantly, "Really? You really want to walk with me?" I nodded and helped her up.
"Of course. We'd like to visit your mom and see if she may need a doctor."
Suddenly Clara hugged me. "Thank you! I'm sorry I didn't let you play with my Barbie this morning."
I just smiled, "Just forget about it. Let's go! Your mom is waiting!"
~^~^~^~^~^~
Temanku Clara
Di kelasku ada anak baru. Namanya Clara. Dia sangat cantik dan sangat kaya, tapi dia tidak suka bermain dengan aku atau teman-temanku.
Suatu hari, waktu istirahat, Clara mengeluarkan boneka Barbie yang cantik dari tasnya. Aku jalan mendekatinya dan ingin melihat boneka itu. Tapi dia cepat-cepat memasukkannya kembali ke dalam tasnya dan dengan nada angkuh ia bilang, "Kamu tidak boleh main dengan Barbieku! Siapapun tidak boleh main dengan bonekaku!"
Aku kaget dan mundur. Ya udah, aku juga tidak butuh bonekanya. Aku punya bonekaku sendiri. Aku bilang, "Eh, Clara, aku ..." tapi temanku Seno menarik tanganku dan mengatakan, "Udahlah, Sita. Udah biarkan dia."
Aku juga tidak peduli dan langsung pergi dengan Seno. Siapa pula yang mau berteman dengan gadis angkuh itu? Aku sih tidak mau! Aku punya teman-temanku sendiri, banyak! Ada Seno, Robi, Listi, dan Mila. Mereka semua teman-teman dekat.
Usai istirahat, aku balik ke tempat dudukku. Aku mencoba untuk tidak memikirkan kejadian tadi. Aku bahkan tidak mau melihat ke arah Clara. Waktu sekolah usai, aku sudah lupa sama sekali soal Clara. Seperti biasa aku pulang jalan kaki bersama Seno, Listi, dan Dina. Kita tinggal di daerah sama. Kita keluar sambil bergurau dan tertawa dan ngobrol sampai gerbang sekolah dan sampai ke jalan.