Diferensiasi konten dapat dilakukan guru dengan menyediakan bahan ajar dari berbagai sumber sesuai dengan kebutuhan siswa seperti artikel, gambar, video, podcast, dan lain-lain. Diferensiasi proses guru dapat memberikan keleluasan siswa dalam belajar misalnya dengan duduk di bangku, duduk di lantai, duduk didepan kelas sesuai dengan kenyamanan mereka. Penerapan differensiasi produk dapat dilakukan dengan memberikan keleluasan seperti infografis, PPT, video, mind mapping, dan lain sebagainya. Guru dapat memutuskan bagaimana ke elemen ini akan dimasukkan ke dalam pembelajaran di dalam kelas berdasarkan profil siswa saat ini dalam perjalanannya.
Merdeka Belajar
Merdeka Belajar adalah sebuah kebijakan pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih metode belajar, mengakses sumber belajar, dan menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menghasilkan lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Kebijakan Merdeka Belajar menawarkan pendekatan baru dalam pendidikan yang memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih terbuka, responsif dan fleksibel, sehingga siswa dapat mengambil kendali atas pendidikan mereka sendiri.
Salah satu manfaat dari Merdeka Belajar adalah adanya pengembangan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai metode dan sumber belajar yang berbeda, sehingga mereka dapat menemukan cara belajar yang paling efektif dan menarik untuk mereka sendiri.
Impelementasi Pembelajaran Diferensiasi di Kelas
Implementasi pembelajaran diferensiasi di kelas adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang efektif dan efisien bagi setiap siswa, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, minat, dan gaya belajar mereka. Dengan memperhatikan perbedaan ini, guru dapat membuat strategi pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi setiap siswa.
Implementasi differensiasi ini sudah dilakukan oleh beberapa guru seperti penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari et al., 2020) dengan hasil respon peserta didik terhadap pembelajaran model differensiasi memperoleh hasil yang positif dengan menunjukkan bahwa peserta didik memiliki ketertarikan terhadap penerapan produk yang dikembangkan. Penerapan lainnya seperti pada materi matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah yang menggunakan strategi pembelajaran differensiasi dapat meningkatkan hasi belajar peserta didik (Mulbar et al., 2017).
Adanya referensi tersebut membuat saya tertarik untuk menerapkan sendiri pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran diferensiasi tersebut saya terapkan pada saat praktik mengajar di SMA Negeri 12 Semarang pada kelas X-3. Materi yang digunakan yaitu konsep mol dengan model pembelajaran discovery learning.
Sebelum menerapkan praktik pembelajaran langkap awal yaitu membuat rencana pembelajaran berupa modul ajar dan perangkat pembelajaran yang akan diimplementasikan.
Pada pendahuluan pembelajaran diberikan apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi yang digunakan yaitu me recall materi sebelumnya dengan mengerjakan game soal secara kelompok menggunakan teknologi aplikasi Kahoot. Teknologi ini diterapkan karena pada zaman sekarang untuk menunjang pembelajaran agar tidak membosankan. Peserta didik kelas X-2 sangat semangat dan antusias dalam mengerjakan game kuis soal secara cepat-cepatan. Kecepatan menjawab akan mempengaruhi poin kelompok yang dihasilkan.