Â
Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagianya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandunga surat Al-Alaq. Dalam dunia pendidikan Islam, adapun konsep pendidikan karakter, dan hal tersebut bukanlah hal yang baru. Bahkan sejak wal, ajaran Islam secara keseluruhan mengajarkan akhlak yang luhur, mencakup akhlak terhadap Tuhan, akhlak terhadap diri sendiri dan sesama manusia serta akhlak terhadap alam sekitarnya.
Bidang Sosial
Ajaran Islam dibidang sosial ini termasuk yang paling menonjol karena seluruh bidang ajaran Islam sebagaimana telah disebutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun, khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egalite (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan.
Dalam Bidang Kehidupan Sosial
Ekonomi syariah hadir sebagai alternatif jawaban atas persoalan ekonomi umat. Sistem ekonomi kapitalisme global yang diadopsi oleh banyak sistem perekonomian negara-negara berkembang dirasa telah gagal. Dengan dalih menyodorkan solusi atas persoalan ekonomi bangsa, justru mendorong iklim dan sistem ekonomi nasional menjadi kian terpuruk.
Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.
Dalam Bidang Politik
Dalam Al-Qur'an surat Al-Nisa ayat 156 terdapat perintah menaati ulil amri yang terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintah dan negara. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan rasul-Nya maka wajib ditaati. Sebaliknya, jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan rasul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif.