Mohon tunggu...
Shinta Rahmawati
Shinta Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjaga Kesehatan Mental Dengan Cara Meningkatkan Religiusitas Dalam Diri

19 Juni 2023   14:31 Diperbarui: 19 Juni 2023   14:36 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 

  • Beribadah dengan khusuk
  •  
  • Ibadah atau beribadah merupakan bentuk perilaku sebagai wujud penghambaan dari seorang makhluk keapada Penciptanya. Ibadah didasarkan pada rasa syukur seorang hamba kepada Penciptanya yang telah memberikan nikmat dan sebagai sarana untuk memperoleh keridhaan-Nya dengan melakukan beberapa amalan yang diperintahkan Sang Pencipta.
  •  
  • Secara etimologis, ibadah berasal dari bahasa Arab dari kata   --   -  yang berarti melayani patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologis, ibadah merupakan sebutan untuk segala sesuatu yang mencakup seluruh ucapan atau perbuatan yang zahir maupun batinnya dicintai dan diridhai Allah swt. Dalam agma islam, ibadah dibagi menjadi dua jenis yaitu ibadah mahdah dan ibadah ghairu mahdah. Ibadah mahdah merupakan ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah baik tata caranya, tingkatannya, dan perincian-perinciannya seperti wudhu, tayammum, salat, puasa, haji dan umrah. Ibadah mahdah adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah swt secara langsung. Sedangkan iabdah ghairu mahdah adalah ibadah yang umum yaitu segala sesuatu yang diizinkan oleh Allah seperti belajar, zikir, dakwah, tolong menolong, dan lain sebagainya.
  •  
  • kekhusukan dalam beribadah, khususnya dalam ibadah mahdah dapat kita peroleh dengan cara belajar memahami tata cara beribadah dengan benar sesuai Alquran dan Hadits. Misalnya ketika kita melaksanakan salat, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa saja yang menjadi syarat, rukun, dan sunah-sunah di dalam salat. Kita juga harus mengetahui dan memahami bacaan apa saja yang kita baca ketika salat agar kita dapat meresapi bacaan tersebut sehingga hati dan pikiran kita menjadi tenang dan merasa damai. Perasaan tenang dan damai inilah yang dapat meningkatkan kesehatan mental kita menjadi jauh lebih baik.
  •  
  • Zikir di waktu luang
  •  
  • Zikir merupakan salah satu ibadah ghairu mahdah yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun kita mau. Zikir memiliki makna mengingat, yaitu mengingat Allah. Secara umum, zikir dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu berzikir dengan pikir, berzikir dengan amal atau gerak, dan yang terakhir berzikir dengan lisan.
  •  
  • Berzikir dengan lisan dapat dilakukan dengan cara melihat dan merenungi kebesaran-kebesaran Allah, baik dengan melihat ciptaan-Nya yang berupa alam dan segala isinya, atau melihat diri sendiri. Selanjutnya, zikir dengan amal atau gerak biasa kita lakukan dalam salat, salat sendiri merupakan media atau perantara untuk mengingat Allah swt. Zikir juga dilakukan dengan lisan dengan cara mengucapkan lafaz atau kalimat tertentu seperti lafaz tasbih, tahmid, istighfar, serta sholawat, dan lain-lain.
  •  
  • Ketiga metode zikir ini memiliki dampak yang sama, meski dengan kadar yang berbeda-beda. Ada yang merasa lebih dekat dengan Allah ketika sedang shalat, namun ada juga yang ketika berzikir dengan lafaz tertentu justru mersa tenang dan lebih dekat dengan Allah. Ada pula yang dapat merasakan keberadaan Tuhan ketika melihat ciptaan-Nya, ketika sedang berada di atas gunung, atau di tengah laut, atau mengamati ciptaan Allah yang sangat beragam.
  •  
  • Secara psikologis, zikir memiliki dampak yang positif di antaranya, menjadikan hati tenang, percaya diri dan penuh optimisme. Ada kebahagiaan yang terpancar di balik wajah mereka-mereka yang berdzikir, walaupun kadang mereka terlihat sedih karena meneteskan air mata yang mengalir perlahan. Namun kenyataannya, di balik air mata tersebut, ada kepuasan batin, juga harapan yang penuh, serta adanya rasa kemenangan, kebahagiaan, dan optimisme dari dalam diri orang yang berzikir.
  •  
  • Meningkatkan kesabaran dalam diri
  •  
  • Sabar adalah usaha keras untuk mengatasi kesulitan dengan tetap tegar dan penuh keyakinan akan datangnya keberuntungan di kemudian hari.[6] Sabar merupakan sifat yang paling dicintai Allah, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kata sabar disebut di dalam Alquran yaitu sebanyak 103 kali dan tersebar di 45 surah. Sabar merupakan sifat yang terpuji dan Allah akan meninggikan derajat hidup seseorang yang memiliki sifat ini. Dibalik suksesnya orang-orang besar pastidibarengi dengan rasa sabar dan tekun dalam dirinya. Seorang pelajar tidak akan berhasil dalam usahanya belajar jika tidak dibarengi dengan rasa sabar
  •  
  • Dalam perspektif psikologi,sabar merupakan konsep pengendalian diri yang berkaitan dengan emosi dan keinginan. Sabar juga dapat diartikan sebagai kegigihan, keuletan untuk mencapai suatu tujuan. Sabar dapat dimulai dari hal-hal yang paling kecil dan sederhana seperti mengantre panjang ketika hendak membeli sesuatu.
  •  
  • Istiqomah menjalankan ibadah
  •  
  • Istiqomah dapat dimaknai dengan sikap konsisten, tabah, perwira, dan kemengan di medan pertempuran antara ketaatan, hawa nafsu, dan keinginan yang ada dalam diri individu. Istiqomah dapat diartikan pula dengan berpegang teguh kepada Allah. Ditinjau dari aspek psikologi, istiqomah berkaitan dengan konsep diri (self concept) dan citra diri (self image) yaitu gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri. Istiqomah memiliki dampak positif yang sangat besar bagi kehidupan seseorang dalam membentuk citra dirinya. Citra diri yang positif akan membentuk pola sikap, cara berpikir, corak penghayatan, dan ragam perbuatan yang positif juga, demikian pula sebaliknya. Dengan beristiqomah kita dapat mengevaluasi diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

 

PENUTUP

 

Kesimpulan

 

Kesehatan mental merupakan aspek paling mendasar tetapi sangat penting bagi individu untuk menentukan kesejahteraan hidupnya. Kesehatan mental juga berpengaruh terhadap kebahagiaan individu dalam menjalani hidupnya. Kesehatan mental dapat dilihat dari berbagai aspek di antaranya aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral-religiusitas. Kesehatan mental dapat ditingkatkan melalui perilaku religiusitas. Tingkat kereligiusan yang tinggi dapat mengindikasikan kesehatan mental yang baik, kita merasa tenang, damai, bahagia, dan sejahtera karena merasa dekat dengan Tuhan. Perasaan bahagia dan sejahtera yang dialami seseorang inilah yang akan mendukung kesehatan mentalnya dan dapat mengurangi potensi munculnya gangguan mental. Sebaliknya, jika tingkat kereligiusan kita rendah maka kesehatan mental kita dapat menjadi buruk. Kesehatan mental yang buruk dapat menjadi indikasi bahwa hubungan yang jauh dengan Tuhan. Kesehatan mental yang buruk ditandai dengan stres yang terus-menerus, gangguan kecemasan, hingga depresi. Kesehatan mental yang buruk dapat dikurangi dengan cara selalu berusaha menjaga religiusitas dalam beragama seperti meningkatkan kekhusukan dalam salat, bezikir di waktu luang, meningkatkan kesabaran dalam diri, serta selalu berusaha untuk istiqomah dalam menjalankan ibadah.

 

Saran

 

Setelah menyelesaikan penulisan artikel ini, penulis berharap agar generasi muda sekarang lebih memperhatikan kesehatan mentalnya juga kesehatan mental orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara lebih peduli terhadap orang lain dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun