Mohon tunggu...
Shinada Cikass D
Shinada Cikass D Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Live today

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Tuhan

5 Maret 2015   13:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14255131471227895938

[caption id="attachment_354014" align="aligncenter" width="438" caption="liasutandio.files.wordpress.com"][/caption]

Misteri illahi, yang kurang lebih sering mendengarnya begitu.

Menggambarkan suasana yang misterius dan tidak akan ada yang pernah tahu.

Seolah sains kadang sulit untuk menggapai maknanya.

Bagaimana tidak, ketika suatu visi telah di rancang dengan matang selalu ada hambatannya.

Ketika tidak memiliki visi, tidak ada yang tahu juga bagaimana keadaannya untuk didepan.

Hanya spekulasi-spekulasi yang bermunculan datang di suatu pikiran.

Hikmah terus memaksa untuk dicari oleh umat ini.

Ketika memiliki suatu keinginan, yang mana itu pun bersifat positif, masih akan mengalami hambatan.

Yang terkadang dapat membuat kita pada titik kejenuhan.

Keinginan positif yang kita inginkan terkadang tidak terkabul, apakah ada yang lebih baik dari positif ?

Lalu bagaimana dengan yang negatif ? apakah umat ini harus melalui dengan hal yang negatif ?

Atau hal negatif itu adalah suatu solusi untuk suatu dendam dari yang tidak terkabulkan ?

Perspektif dari positif dan negatif suatu keinginan umat ini akan lebih meluas lagi.

Dalam hal perjodohan dalam hidup paling banyak akan hal yang seperti ini.

Ketika keinginan positif, visi kedepan untuk kehidupan baru, di dikalahkan oleh Jarak.

Ketika Materi, akan dikalahkan dengan hati mulia.

Ketika hati yang mulia nan tulus, di kalahkan oleh orangtuanya yang seakan mewujudkan keinginan anaknya.

Dari siapa, untuk siapanya, dimana, kapan, apa dampaknya dan apa hikmahnya.

Banyak pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendapatkan atau bahkan merubah suatu keinginan.

Kata-kata 'Berdoa' akan terus bermunculan, karena hal itu mungkin terpenting ketika keinginan kita tidak tercapai.

Mengapa seorang yang berbasis semisal sejarah dapat berjalan di bidang suatu interior ?

Mengapa juga seorang yang tidak berpendidikan tinggi dapat menjadi orang yang penting untuk negara ?

Apakah mereka menginginkan untuk berperang ?

Apakah mereka menginginkan untuk menyebarkan agama ?

Apakah mereka menginginkan untuk bekerja malam ?

Apakah itu tuntutan yang akan ada hikmahnya ?

Lalu pernahkah berfikir jika orang tuamu berbeda, apakah akan terlahir dirimu ?

Ketika hikmah memaksa untuk dicari, maka carilah.

Keinginan dari hikmah akan memaksa kita menjadikan itu keinginan kita.

Adakah kita bisa membaca bagaimana sesungguhnya Jalan Tuhan itu ?

Yang ada yaitu hanya kita dipaksa untuk percaya bahwa itu ada dan yang terbaik.

Karena hari kemarin adalah sebagai pengontrol batin untuk hari ini dan hari esok.

Sedangkan hari ini adalah hari yang tidak akan terlupakan untuk hari esok.

Serta Hari esok adalah Jalan Tuhan yang kita percaya.

-Shinada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun