Mohon tunggu...
Cahaya
Cahaya Mohon Tunggu... Lainnya - Dualisme Gelombang-Partikel

Penyuka pohon johar, cahaya matahari, dan jalan setapak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pekerjaan Baru

17 April 2020   12:52 Diperbarui: 17 April 2020   13:08 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah tikungan ke sekian tapi masih juga belum terjadi apa-apa. Hujan mulai berhenti dan angin tetap menerbangkan kerudung gadis di sebelah saya. Sedang lelaki yang duduk di kursi belakang masih terus memperhatikannya, konsisten dengan senyuman yang sama seperti sebelumnya.

Tiga jam sudah, namun masih saja tidak terjadi apa-apa. Bus tetap melaju dengan kencang. Tiukungan, tanjakan, turunan tetap dilewati dengan lancar. Saya jadi berpikir kesulitan yang teman-teman maksud bukan behubungan langsung dengan manusia yang akan dijemput melainkan waktu menunggu hingga tiba giliran manusia tersebut untuk dijemput. Entahlah. Saya hanya dapat menduga-duga karena belum pernah menjalani pekerjaan ini sebelumnya.
Hingga saat bus berhenti untuk makan siang pun, masih tidak ada kejadian yang mengharuskan saya untuk menjemput gadis ini. Bahkan, saat bus kembali meneruskan perjalanan masih saja tidak ada kejadian khusus. Saya bukan bosan menunggu hanya saja penasaran bagaimana rasanya menjemput seseorang untuk pertama kali.

Memikirkan itu saya mulai berdebar, dan semakin berdebar saat dentuman amat keras terdengar ketika bus menuruni jalanan menikung, di mana di balik tikungan itu ada truk pengangkit sawit yang kelebihan muatan berjalan amat pelan dan menghalangi hampir separuh jalan raya. Membuat supir bus refleks membanting kemudi ke arah kanan yang mengakibatkan bus oleng dan keluar dari jalan raya, setelah sebelumnya menumbuk bagian belakang truk pengangkut sawit. Sepertinya sebentar lagi saya sudah bisa melaksanakan tugas.

Sebab, sesaat setelah keluar jalur, bus mulai hilang kendali, bagian samping sudah bertukar posisi menjadi bagian bawah dan bagian atap menjadi samping. Terus seperti itu, karena bus berguling bebas menuruni jurang yang dipenuhi pepohonan sawit.

Meski tidak begitu dalam, tapi dapat dipastikan hampir semua penumpang di bus ini akan kami jemput. Seperti itulah pekerjaan kami sebagai scheduler. Memastikan orang yang mendapatkan jadwal untuk dijemput adalah orang yang tepat. Setelah itu melaporkan nama, waktu, lokasi penjemputan dan lain sebagainya pada bagian administrasi untuk mereka data dan diserahkan pada departemen pengantaran.

Baru saja saya hendak menjalankan tugas, namun pandangan saya tiba-tiba terhalang oleh silaunya cahaya emas yang berasal dari laki-laki di kursi belakang, yang dengan cepat menyelimuti gadis di samping saya. Benar-benar menyilaukan, membuat kepala saya seketika pening. Saya sampai tidak bisa melakukan tugas dengan maksimal.

Seharusnya saya menjemput gadis itu hari ini. Bukan cuma mata, tangan, kaki, atau anggota tubuh tertentu melainkan semua. Seluruh bagian yang menghuni jasadnya harus saya jemput dan laporkan ke bagian administrasi.  

Namun saya kesulitan karena cahaya keemasan yang tidak berhenti memancarkan kilauannya dan menutupi hampir seluruh tubuh gadis  yang sejak tadi saya awasi untuk dijemput itu.

Saya heran apa sebenarnya cahaya menyilaukan ini sehingga berhasil menghalangi tugas saya, dan membuat saya hanya dapat menjemput sebagian dari ingatan gadis ini dan bukan seluruh bagian yang menghuni jasadnya. Lantas setelah menceritakan pada teman seprofesi soal kendala saya di hari pertama kerja sebagai scheduler, teman saya tertawa.

"Hal itu jarang terjadi, tapi dapat saya pastikan sosok yang kamu sangka penumpang lelaki di kursi belakang itu sebenanrnya adalah doa-doa ibu dari gadis yang harus kamu jemput itu."

Teman saya kemudian menceritakan bahwa meski kita mudah sekali mengenali rekan seprofesi, tapi sulit mendeteksi doa-doa ibu yang dipanjatkan. Mereka bisa saja berwujud anak kecil, kupu-kupu, ataupun sekuntum bunga. Namun apapun bentuk awal mereka, saat orang yang didoakan mengalami kesulitan, maka wujud-wujud yang beragam itu akan serempak berubah menjadi cahaya keemasan yang menyilaukan. Mereka tidak hanya menghalangi pekerjaan scheduler seperti kami tapi juga menghalangi pekerjaan petugas kemalangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun