Mohon tunggu...
Cahaya
Cahaya Mohon Tunggu... Lainnya - Dualisme Gelombang-Partikel

Penyuka pohon johar, cahaya matahari, dan jalan setapak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kotak Tissu

17 Februari 2018   20:59 Diperbarui: 17 Februari 2018   21:09 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sam lalu menggeser kursi dan mendaratkan pantat ke alasnya. Sesaat sebelum itu dia menyempatkan untuk memberi kabar pada Kak Nir, kalau dirinya sudah ada di rumah makan yang dimaksud.

"Saya heran, di hampir semua tempat makan yang pernah saya datangi, nasi goreng selalu saja tidak pernah absen dari daftar menu," ucap Sam sambil membolak-bolak lembaran menu di atas meja.

Perempuan di depannya menanggapi, "Iya, padahal nasi goreng kan bisa dibikin sendiri di rumah, lebih murah, higienis pula."

Pemikiran seorang dokter memang beda, apa-apa yang diutamakan pasti soal kebersihan, kata Sam dalam hati. Dia lalu menimpali, "Tapi tetap saja, dari lima orang yang makan di luar, tiga di antaranya barangkali akan memilih nasi goreng ketimbang menu lain."

Perempuan di depan Sam tertawa, "Betul, bahkan ada warung makan yang khusus menyediakan nasi goreng saja sebagai menunya."

"Biasanya warung tenda, tuh! Segala ada nasi goreng thailand, nasi goreng jakarta, nasi goreng sosis, nasi goreng bakso-"

"Nasi goreng ikan asin!" seru Lisa sambil mengangkat telunjuk ke atas meja.

"Betul!" Sam mengulangi gerakan Lisa, "dan satu lagi, nasi goreng mawut! Awalnya saya pikir apa, ternyata cuma nasi goreng biasa, lalu diberi macam-macam sayuran, yang ditata secara awut-awutan!" Sam lalu tertawa. Perempuan di hadapannya juga tertawa. Lepas. Tidak jaim. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Lekat Sam menatap penuh arti. Dalam hati dia berterima kasih Kak Nir telah memaksanya datang ke acara makan malam ini.

Sam masih menatap perempuan itu, ketika seorang pemuda berpakaian hitam dengan celemek putih datang membawa dua porsi hot plate, segelas jus jeruk dan teh dingin.

"Ini juga paling banyak dipesan, padahal bisa bikin sendiri di rumah," kata Sam sambil mengaduk teh dinginnya dengan sedotan.

Lisa tertawa lagi, "Bahkan sekarang sudah ada kemasan kotak, botol, sama gelasnya juga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun