Faktanya, kebanyakan lulusan sarjana pendidikan lebih memilih berkarier di BUMN maupun perusahaan swasta, baik yang berskala lokal maupun nasional. Padahal, seandainya setiap lulusan sarjana pendidikan menemukan satu saja 'berlian' yang terpendam, bukan mustahil Indonesia akan semakin maju, berkilau dan diperhitungkan di mata dunia. Lalu, bukan tidak mungkin pula daerah terdepan, terluar dan tertinggal negeri ini hanya akan kita kenang sebagai sejarah. Â
Kisah anak negeri yang hidup di daerah tambang gas, dimana perusahan gas negara sekelas LNG berdiri di tanah kelahirannya, namun sama sekali tidak tahu seperti apa bentuk kompor gas itu; lalu, kisah anak negeri yang tanahnya sebagian besar ditanami berhektar-hektar kelapa sawit namun, harga minyak goreng di sana bahkan hampir tiga kali lipat dari harga minyak goreng di Ibu Kota, tidak akan kita temukan lagi karena telah bertebaran putra-putri terbaik daerah yang akan memajukan tanah kelahirannya sendiri.
Cita-cita pemerataan pembangunan yang selama ini digaungkan, tidak mustahil dapat terwujud. Orang-orang hebat akan terlahir dari tangan sarjana pendidikan kita. Sama halnya apa yang dilakukan oleh Nancy Eddison, guru sekaligus ibu yang telah berjasa mengarahkan seorang anak yang disangka idiot oleh gurunya menjadi penemu hebat yang dikenal sepanjang masa.
Sekarang, mari kita sama-sama renungkan, jika semua guru menjadi apatis dan masa bodoh terhadap perkembangan anak didiknya, mungkin tidak akan ada Eddison-eddison di masa depan. Seperti kalimat yang sempat populer di beranda facebook kita beberapa waktu lalu, bahwa: penemu hebat akan melahirkan sesuatu yang luar biasa; tapi  guru hebat akan melahirkan penemu hebat. Maka, sudah siapkah kita menjadi guru hebat?
 Salam, Maju Bersama mencerdaskan Indonesia.