Mohon tunggu...
Shiloh Lumaris
Shiloh Lumaris Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Atlet renang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tiga Dara di Lapangan Bulu Tangkis Olimpiade yang Menginpirasi

20 Agustus 2016   15:03 Diperbarui: 20 Agustus 2016   15:16 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goh Liu Ying rendah hati dan tahu kelebihan lawan. photo credit the star.com

Final bulutangkis Olimpiade segera  berakhir,  tinggal nomor tunggal putra saja yang belum bertanding, tetapi  ada beberapa peristiwa yang sungguh menginspirasi. Berikut ini adalah pesan inspirasi yang disampaikan oleh tiga pemain putri  yang berhasil merebut medali di Olimpiade Rio 2016.

Inspirasi pertama datang dari Lilyana Natsir atlit ganda campuran kita yang baru saja memenangkan olimpiade Rio 2016. Di final olimpiade kemarin Lilyana Natsir sempat marah kepada pasanganya Tontowi ahmad. Pada saat skor kedudukan 20-12 Tontowi Ahmad jingkrak jingkrak seolah kemenangan sudah ditangan. Lilyana Natsir terlihat marah dan  meminta Tontowi untuk tetap fokus dan konsentrasi. Untung saja mereka akhirnya menang 2 set langsung atas pasangan Goh Liu Yong/Chan Peng Soon. Dan satu satunya  medali emas olimpiadepun berhasil direbut Indonesia.

Misaki akhirnya bisa nangis juga setelah bendera Jepang dikerek sampai puncak. photo credit sport. sindonews.com
Misaki akhirnya bisa nangis juga setelah bendera Jepang dikerek sampai puncak. photo credit sport. sindonews.com
Inspirasi kedua datang dari Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi atlit ganda putri dari Japan yang juga baru saja memenangkan pertandingan di Olimpiade Rio 2016. Pasangan ini adalah pasangan yang selalu bermain dengan senang  tanpa ada beban. Jika Ayaka Takahashi salah misaki Matsutomo selalu tersenyum dan sebaliknya, walau menang atau kalah mereka tetap senyum. Kemarin ketika final ganda putri Olimpiade 2016 Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi bertanding melawan pasangan dari Denmark Kamilla Ryter Juhl/Christinna Pedersen. Pasangan dari Denmark bertanding dengan taktik seolah olah tidak ada beban, sering kali mereka terlihat saling senyum dan ketawa sekalipun dalam keadaan tertekan. Taktik ini dipakai supaya memberi tekanan pada Misaki Matsutomo/Ayaka takajashi yang baisa bermain tenang.

memang dalam pertandingan itu  Ayaka Takashashi terlihat tegang karena inilah peluang jepang untuk mendapat emas di olimpiade dari badminton untuk pertama kali, Misaki Matsutomo masih saja sering tersenyum bahkan ketawa tawa. Pada set ketiga Misaki Matsutomo berhasil membongkar perilaku palsu pasangan denmark yang seolah bermain tenang dan tanpa beban. Ketika itu bola barusan mati dan Rytter juhl minta ganti bola. Tetapi pasangan jepang menolak, Rytter Juhl pun mendekat dan meminta ijin ganti bola ke wasit, karena terjadi pembicaraan yang lama tiba tiba Misaki Matsutomo mendekat menyodorkan raketnya ke arah Rytter juhl untuk minta bola yang masih dipegangnya. Tiba tiba Rytter Juhl marah dan bola dibanting ke arah Misaki Matsutomo. Wasitpun memberi peringatan kepada Rytter Juhl.

Sebetulnya pasangan denmark hampir memenangkan pertandingan dan merebut emas karena kedudukan sudah 19-16. Tinggal dua angka lagi tetapi Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahasi dengan luar biasa tenang bisa mengejar ketertinggalannya dan membalik keadaan. Akhirnya pasangan Japan menang dari pasangan Denmark. Tetap saja Misaki Matsutomo masih tersnyum dan tertawa lebar meskipun Ayaka takahashi menangis terharu. Pada saat penghormatan pemenang pun Misaki matsutomo masih tersenyum senyum dan ketawa kecil meskipun pasangannya sudah menangis ketika bendera dinaikan. Misaki Matsutomo baru terlihat nangis pada saat pengerekan bendera udah sampai puncak dan lagu kebangsaannya sudah habis.

Goh Liu Ying rendah hati dan tahu kelebihan lawan. photo credit the star.com
Goh Liu Ying rendah hati dan tahu kelebihan lawan. photo credit the star.com
Inspirasi ketiga datang dari Goh Liu Ying pemain ganda campuran Malaysia yang berpasangan dengan Chan Peng Soon. Semula ia  tidak menyangka  bisa masuk final di Olimpiade 2016 ini,  bisa ikut Olympiade 2016 saja sudah seperti mimpi kata Goh Liu Ying.  2 tahun yang lalu dia harus berhenti bermain badminton karena cedera lutut dan harus dioperasi. Tapi  dia bisa  bertanding dan bisa ikut ikut Olimpiade. Meskipun cuma merebut perak karena kalah dari pasangan Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad tapi dia sudah sangat bersyukur. Goh Liu Ying menjadi wanita pertama di cabang bulutangkis yang merebut medali di Olympiade. Meskipun begitu dia tetap rendah hati atas pencapaiannya. Dalam akun facebooknya dia menulis dia beruntung bisa masuk final olympiade sekalipun   bukan pemain cina yang memang hebat,  bukan pemain korea yang punya program latihan sangat bagus,  bukan pemain Indonesia yang punya tradisi hebat di bulutangkis, juga bukan pemain eropa yang hebat dalam taktik, tapi Goh tetap bisa masuk final olympiade 2016 sekalipun lawan lawan yang dihadapi menuju final juga sangat berat.

Yah, Atlit memang harus mampu menguasai diri tetap fokus ke pertandingan apapun yang terjadi bahkan ketika di ambang kemenangan seperti Lilyana Natsir. Salah sedikit saja peluang menang yang sudah di pelupuk mata bisa hilang. Ketika bertanding atlet  juga harus  tampil tanpa beban seperti Misaki Matsutomo, yang tidak gampang tertekan menghadapi hasil dan situasi pertandingan. Atleit  juga harus rendah hati dan  tahu keungggulan dan kelemahan lawan seperti Goh Liu Ying.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun