Mohon tunggu...
Shildi Suhendar
Shildi Suhendar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Ibu dan Istri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyayat Hati Sampai ke Menyayat Diri

19 Desember 2023   11:42 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:30 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang sedang trend dengan kata "barcode"

Barcode disini bukanlah kode batang atau kode palang yang menjadi suatu kumpulan data optik yang dibaca oleh mesin, namun kata "barcode" pada kalangan remaja hingga dewasa awal merupakan bentuk suatu kekecewaan dari individu dalam menghadapi segala permasalahan terutama masalah cinta.

Barcode menjadi trend bahkan sampai dibuat konten tiktok oleh beberapa remaja. 

Fenomena ini tentunya membuat miris. Hal ini termasuk dalam self-injury, apa sih itu ?? Mari kita simak pembahasan mengenai ini.

Masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan yang penuh dengan permasalahan, seperti yang dikatakan oleh Santrock (2011), masa remaja yang usianya berkisar 12-23 tahun yang ditandai dengan berbagai macam permasalahan, yang dimana tahapan pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati. Bahkan fase remaja inilah yang sangat rentan melakukan suatu tindakan atau sikap yang tidak berfikir panjang salah satunya dengan menyakiti diri sendiri sebagai bentuk pelampiasan dari masalah yang dialaminya.

Self-Injury, Gangguan Psikologis Menyakiti Diri Sendiri. 

Self-Injury merupakan perilaku merugikan diri sendiri yang dilakukan dengan sengaja, tanpa ada niat untuk melakukan bunuh diri. perilaku tersebut antara lain memotong bagian kulit dengan menggunakan pisau atu silet, memukul dirinya sendiri, membakar bagian tuuh tertentu bahkan memoyong bagian tubuh tertentu. Hal ini dilakukan tanpa adanya niat untuk melakukan tindakan bunuh diri (Shabrina, 2011). Perilaku menyakiti diri sendiri biasanya ditujukan untuk melepaskan segala emosi negatif yang terjadi pada individu. seorang individu melakukan perilaku atau tindakan tersebut dikarenakan ketidakmampuan diri dalam mengungkapkanmasalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan kata-kata, sehingga lebih memilih untuk melakukan perilaku tersebut.

Whitlock (2009) mengemukakan bahwa perilaku self injury sebagian besar dilakukan oleh remaja pada usia 14 hingga  16 tahun, akan tetapi ada juga individu yang melakukan tindakan ini dimulai ketika pada masa kanak-kanak dan masa dewasa.

Bentuk yang dilakukan individu dalam melakukan self-injury dapat dilakukan menggunakan dengan benda tajaman atau benda tumpul seperti meyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala, mengigit diri seniri dan mencabut rambut. Inidvidu self-injury juga dapat dengan sengaka menelan sesuatu yang berbahaya, seperti cairan detergen atau obat nyamuk cair, bahkan mentuntikkan racun ke dalam tubuhnya.

Alasan seseorang menyakiti diri sendiri

Self-injury kerap dilakukan untuk melampiaskan, mengalihkan perhatian, atau mengatasi emosi berlebih misalnya stress, marah, cemas, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, rasa bersalah, atau benci kepada diri sendiri.

Berbagai emosi tersebut bisa muncul akibat beberapa hal, seperti :

1. Masalah Sosial

Perilaku self-injury rentan terjadi pada orang yang sedang mengalami kesulitan hidup dan masalah sosial, misalnya menjadi korban bully atau perundungan di sekolah maupun mengalami tekanan akibat tuntutan dari orang sekitar.

Selain itu, konflik dengan keluarga, pasangan, atau teman, serta krisis identitas yang menyangkut orientasi seksual, dapat pula memicu perilaku menyakiti diri sendiri.

2. Trauma psikologis

Beragam trauma psikologis, misalnya kehilangan orang yang dicintai dan menjadi korban kekerasan emosional, fisik, atau seksual, juga bisa membuat seseorang merasa hampa, mati rasa, dan rendah diri.

Penderita akan menganggap dengan menyakiti diri sendiri bisa mengingatkan dirinya bahwa ia masih hidup dan merasakan sesuatu layaknya orang normal lainnya.

3. Gangguan mental

Self-injury juga bisa muncul sebagai gejala dari beberapa penyakit mental, seperti depresi, gangguan makan, gangguan stres pascatrauma (PTSD), gangguan penyesuaian, atau gangguan kepribadian ambang.

Ciri-ciri Pelaku Self-Injury

1. Memiliki sejumlah luka di tubuhnya, seperti luka sayat di pergelangan tangan.Hal ini yang paling sering terjadi dan ditemukan di kalangan remaja bahkan dibuat konten tiktok. Memar di buku jari-jari tangan, atau luka bakar di lengan, paha dan badan.

2. Menyembunyikan luka tersebut dan menghindar bila ditanya apa penyebabnya bahkan memberikan keterangan di cakar kucing.

3. Memperlihatkan gejala depresi seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis dan tidak memiliki motivasi hidup.

4. Menunjukkan kesulitan dalam ersosialisasi, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja.

5. Merasa tidak percaya diri atau menyalahkan diri seniri atas masalah apa pun yang terjadi.

6. Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh.

Bagaimana cara mendeteksi pelaku self-injury

1. Sebagai Guru disekolah

Sebagai Guru dapat berkerjasama dan berkoordinasi dengan Guru BK atau petugas kesehatan di sekolah untuk dapat mengecek bagian tubuh anak seperti di lengan atas persetujuan siswa dan sebelumnya diberikan pemahaman bahwa pengecekan ini dilakukan demi kebaikan siswa sebagai bentuk kepedulian sekolah. Sehingga dapat ditindak lanjuti oleh Guru BK mengenai latar belakang pelaku self-injury dengan kode etik BK.

2. Sebagai Teman

Kita harus peka sebagai teman dengan melihat dari cerita atau gerak-gerik pelaku. Jika kita sudah mengetahuinya maka kita harus membuat pelaku percaya dan kita siap mendengarkan pelaku perihal masalah yang dihadapinya.

Penanganan Self-Injury

Pelaku self-injury perlu mendapatkan perawatan khusus dari ahli kejiwaan, baik psikolog maupun psikiater. Psikolog atau psikiater akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis perilaku self-injury dan menentukan penyebabnya. Penanganan yang diberikan pun akan disesuaikan dengan penyebab munculnya perilaku ini.

Secara umum, ada beberapa langkah penanganan pada pelaku self-injury, yaitu:

Perawatan medis

Penderita self-injury yang mengalami luka atau masalah kesehatan lain, perlu segera mendapat pertolongan medis, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Pemberian obat-obatan juga diperlukan untuk mengendalikan gejala yang muncul.

Terapi dan konseling

Terapi dan konseling dengan psikiater atau psikolog bertujuan untuk mencari tahu penyebab perilaku self-injury sekaligus menemukan cara terbaik untuk mencegah pelaku melakukan tindakan ini lagi. Jenis terapi yang bisa dilakukan meliputi psikoterapi, terapi kelompok, terapi perilaku kognitif, dan terapi keluarga.

Selain menjalani terapi dan pengobatan di atas, orang yang memiliki tendensi untuk menyakiti diri sendiri juga disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mencari dukungan sosial dan psikologis dari teman, keluarga, atau kerabat dekat
  • Menjauhkan diri dari benda tajam, zat kimia, atau obat-obatan yang bisa digunakan untuk melukai diri sendiri
  • Melakukan kegiatan positif, misalnya bergabung dengan komunitas atau melakukan kegiatan yang disukai
  • Mendalami hobi, seperti bermain musik atau melukis, guna membantu mengekspresikan emosi dengan cara yang positif
  • Menghindari konsumsi minuman keras dan narkoba
  • Mengalihkan perhatian ketika ada keinginan untuk melakukan self-injury
  • Menerapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, mencukupi waktu tidur dan istirahat, serta mengonsumsi makanan bergizi

Referensi :

https://www.alodokter.com/self-injury-gangguan-psikologis-menyakiti-diri-sendiri

Rukmana, Bagus. 2021. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Self-Injury pada Mahasiswa yang Berkuliah di Universitas Swasta di Kota Pekanaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun