Hal tersebut tentunya selalu menjadi kekhawatiran bagi masyarakat sipil karena sewaktu-waktu mereka sendiri pun akan  menjadi korban dari konflik bersenjata tersebut. Selain itu juga tak hanya senjata ganas saja yang mereka gunakan, namun pada tahun 2013 mereka juga menyerang menggunakan senjata kimia, dan konflik tersebutpun semakin memanas.kejadian tersebut telah menelan banyak korban yang meninggal dan luka-luka yang mana kebanyakan dari korbannya merupakan anak-anak.
Â
- Krisis Ekonomi
Â
Selain dampak keamanan, dampak selanjutnya yang akan menimpak masyarakat Suriah adalah dampak ekonomi, karena ekonomi merupakan kebutuhan sehari-hari. Berbagai senjata telah bergelut dengan konflik di Suriah ini, seperti pada penggunaan senjata berat, penggunaan serangan udara bahkan hingga penggunaan senjata kimia. Dengan adanya serangan-serangan dengan menggunakan senjata tersebut, maka banyak dari infrastruktur yang rusak, seperti bangunan dalam bidang kesehatan, pendididkan, energi, air, pertanian, transportasi, rumah tangga, dll.
Â
Menurut laporan dari Badan Bantuan Kebutuhan dan Kerusakan Bank Dunia yang menyatakan bahwa kerusakan tersebut ada di enam ibu kota provinsi di Suriah, yaitu Alepo, Dera, Hama, Homs, Idlib dan Latakia yang mana kerusakan tersebut jika ditotalkan maka akan mencapai kurang lebih $3,7 sampai 4,5 milyar pada bulan Desember 2014. GDP diperkirakan telah mengurang per tahun kira-kira 19% itu pada tahun 2015, itu semua menyebabkan keuangan masyarakat telah memburuk. Defisit fiskal meningkat dengan tajam dengan rata-rata 12% GDP selama periode 2011 sampai dengan 2014. Dari tahun 2014-2015 penghasilan total jatuh sampai dibawah 7% GDP karena menyusutnya penghasilan minyak dan penghasilan pajak,[11] dan pada akhir tahun 2014, menurut SCPR (Syrian Center for Policy Research) sekitar 82% orang-orang Suriah berada dalam kemiskinan, sedangkan 296 juta orang telah kehilangan pekerjaan mereka karena konflik berkepanjangan tersebut dan pengangguran telah mencapai 58%.[12]
Â
- Krisis Kemanusiaan
Â
Berikut pernyataan yang menggambarkan bahwa Suriah mengalami krisis kemanusiaan, "bahwa krisis di Suriah adalah krisis kemanusiaan terbesar di masa sekarang ini yang tidak dapat disebutkan dalam dunia yang beadab" Pernyataan tersebut disampaikan disaat Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss yang bertepatan dengan adanya konferensi perdamaian Suriah di Montreux, kota lain di Suriah.[13] Selain itu, konflik ini merupakan konflik yang bisa diangap berskala besar dan telah menimbukan gelombang pengungsian terbesar setelah adanya Perang Dunia II. PBB mengatakan bahwa pada bulan Juni 2013 korban meninggal di Suriah mencapai 90.000 orang. Dari tahun ke tahun, jumlah korban meninggal semakin menngkat yang mana telah mencapai 191.000 orang dan pada tahun 2014 dan 2015 korban meninggal telah mencapai 250.000 orang.[14]
Â
      Selain dampak-dampak diatas, ada juga dampak yang ditimbulkan dari konflik Suriah yang berkepanjangan adalah psikologi. Dalam konflik ini, mengakibatkan banyak korban, terutama anak-anak yang mana mereka merupakan kelompok yang paling rentang menjadi korban dikarenakan mereka tidak mempunyai senjata ataupun kekuatan untuk mempertahankan diri mereka. Menurut UNICEF terdapat 652 orang anak yang tewas akibat kekerasan, lalu naik 20 persen dari tahun 2015 dengan lebih dari 250 orang korban yang di antaranya tewas di dalam sekolah dan di dekat sekolah mereka.[15]Â