Mohon tunggu...
Shiho News
Shiho News Mohon Tunggu... Lainnya - Novelis

Creator pemula.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Baca WN Rewrite: Rising from the Villain's Fate Chapter 1 Bahasa Indonesia

4 Januari 2025   11:33 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku, putra mahkota kerajaan ini, dengan ini memutuskan pertunanganku denganmu!"


Suara tegas itu bergema di aula istana yang megah, membuat semua orang menahan napas. Putri Lusia, putri dari keluarga adipati, seketika kehilangan kekuatan di kakinya. Dengan gemetar, ia jatuh berlutut ke lantai marmer, wajahnya yang cantik berubah pucat pasi.

Sementara itu, sang pangeran melangkah ke sisi gadis lain—Leen. Gadis desa sederhana yang konon mendapatkan perhatian pangeran berkat bakat luar biasanya dalam sihir. Dengan lembut, sang pangeran melingkarkan tangannya di pundak Leen, seolah mengukuhkan pilihannya di depan semua orang.

Melihat pemandangan itu, mata Lusia dipenuhi air mata. “Kenapa... Kenapa ini harus terjadi? Aku mencintainya... Tapi semua ini hanya karena Leen...”

Namun, aku tahu cerita ini. Aku bahkan bisa mengulangnya kata per kata. Lagipula, ini adalah adegan akhir dari Eternal Academy: Crimson Love, sebuah otome game yang dipaksa adik perempuanku untuk kumainkan.

"Aku tahu Putri Lusia itu tokoh antagonis, tapi bukankah dia juga korban nasib sial?" gumamku sambil menghela napas panjang. Aku meregangkan tubuh, lalu beranjak dari kursi gaming. Tapi saat aku melangkah, entah kenapa keseimbanganku hilang, dan—

Brak!

"Argh, apa-apaan ini...?"

Saat aku membuka mata, pemandangan di sekitarku berubah drastis. Bukan lagi kamar tidurku yang berantakan dengan tumpukan makanan instan, melainkan sebuah kamar luas penuh perabotan mewah seperti di istana.

"Eh? Sejak kapan aku pindah ke hotel bintang lima?" Aku menggaruk kepala sambil tertawa kecil. "Mimpi? Tapi ini terasa... terlalu nyata."

Sebelum aku sempat merenungkan lebih jauh, pintu kamar terbuka dan seorang wanita pelayan berpakaian rapi masuk dengan hormat.

“Tuan Friedrich, sudah saatnya Anda bersiap untuk akademi.”

"Friedrich? Siapa itu?" Aku melirik ke arah pelayan dengan bingung. Namun, dia hanya tersenyum kecil dan menjawab,

“Anda adalah Tuan Friedrich Altmann, pewaris keluarga Altmann.”

...Tunggu, apa aku dengar dengan benar? Friedrich Altmann? Bukankah itu... karakter side villain di Eternal Academy?

Aku mendadak membeku. Friedrich Altmann adalah bangsawan sombong dan lalim yang akhirnya dihancurkan oleh para pemberontak di rute utama game. Kematiannya adalah salah satu adegan paling mengerikan, di mana kepala seluruh keluarganya dipajang di alun-alun sebagai simbol kebebasan rakyat.

"Ini tidak mungkin..." Aku menggenggam bahu pelayan itu, gemetar. "K-katakan, ini cuma mimpi, kan? Ini hanya lelucon aneh, kan?!"

Namun, tatapan serius pelayan itu menghancurkan harapanku. Tubuhku terasa lemas, dan aku menjatuhkan diri ke sofa.

“Aku mati... Aku pasti akan mati di rute ini. Kalau keluarga Altmann sudah ditakdirkan hancur, maka aku juga akan—”

Pelayan itu tampak kebingungan melihatku panik, tapi aku langsung menunjuk wajahnya dengan serius. “Cepat! Cubit aku atau tampar aku! Aku harus memastikan ini mimpi!”

Tanpa ragu, pelayan itu mengayunkan tangannya.

Plak!

Rasa sakit langsung menjalar di pipiku. Aku menyentuhnya dengan gemetar, kemudian tertawa keras. “Jadi... ini nyata?! Aku benar-benar masuk ke dunia game ini?!”

**

Friedrich Altmann, yang kini mendapati dirinya terperangkap di dunia otome game sebagai karakter sampingan, mondar-mandir di ruangannya. Wajahnya penuh kecemasan, dan ujung jarinya terus digigit sambil memikirkan apa yang harus dilakukan.

“Oke... Friedrich Altmann, kalau kau ingin hidup, sepertinya kau harus mulai mengatur strategi,” gumamnya, mencoba menenangkan diri.

Setelah beberapa saat, Friedrich memanggil pelayan pribadinya dan dengan nada tegas berkata, “Siapkan kereta. Kita akan berangkat ke Akademi Kerajaan sekarang.”

Pelayan itu menggangukan kepala pelan. Dalam waktu singkat, kereta mewah keluarga Altmann sudah menunggu di depan mansion. Friedrich melangkah masuk dengan tekad yang baru terbentuk.

Di sepanjang perjalanan menuju Akademi Kerajaan, Friedrich masih tidak percaya bahwa dia benar-benar dilempar ke dunia game ini.

“Jadi, ini bukan mimpi,” desahnya sambil memandangi tangan dan tubuhnya yang kini bukan miliknya sendiri. Dia adalah Friedrich Altmann, bangsawan sombong yang dalam cerita asli akan menemui akhir tragis karena pemberontakan rakyat. “Kalau aku tidak hati-hati, aku akan mati di sini. Tapi aku tidak mau menjadi NPC yang hanya menunggu akhir. Kalau aku harus bertahan hidup, aku harus melakukan sesuatu yang drastis!”

Ketika tiba di Akademi Kerajaan, Friedrich mendapati dirinya berada di aula besar, tempat perkenalan para siswa baru dilakukan.

“Perkenalkan, namaku Leen. Aku berasal dari desa Eldora. Salam kenal semuanya,” suara lembut itu memecah keheningan. Leen, gadis yang menjadi tokoh utama dalam game ini, berdiri di tengah aula dengan senyuman cerah. Dia mengangkat sedikit roknya dan membungkuk, menampilkan sopan santun yang tak terduga dari seseorang yang berasal dari keluarga petani.

Friedrich memandang Leen dari kejauhan. “Karakter utama memang beda. Pantas saja pangeran langsung jatuh cinta padanya,” pikirnya sambil mendengus.

Namun, perhatian Friedrich tidak tertuju pada Leen. Sebaliknya, dia menatap gadis lain yang duduk di barisan depan, mengenakan gaun bangsawan yang anggun. Itu adalah tunangan sang pangeran, tuan putri dari keluarga adipati, Lusia.

“Jadi, dia adalah Lusia...” Friedrich mengingat adegan di mana Lusia akan menjadi antagonis dalam cerita ini. Akibat rasa cemburu terhadap Leen, Lusia akan mencoba menjatuhkan gadis itu berkali-kali hingga akhirnya dipermalukan secara publik oleh sang pangeran.

“Aku jelas tidak peduli dengan drama mereka. Ceritaku berbeda, dan aku harus fokus menyelamatkan hidupku sendiri.”

Namun, masalah besar segera muncul: Friedrich Altmann dalam game ini adalah karakter yang sangat lemah.

“Sial, aku bahkan berada di peringkat 1... satu dari belakang! Tubuh ini payah, kekuatanku nihil, dan statistikku memalukan. Bagaimana aku bisa bertahan hidup dengan kondisi seperti ini?”

Setelah merenung, Friedrich akhirnya memutuskan bahwa dia harus melatih diri. “Kalau karakter ini lemah, maka aku harus memanfaatkan kelemahannya dan mengubahnya menjadi kekuatan!”

[Statistik Karakter: Friedrich Altmann]

Daya Tahan: 3

Kekuatan: 2

Stamina: 4

Kepemimpinan: 1

Setelah selesai dengan urusan di akademi, Friedrich membawa pasukan kecil ke sebuah hutan monster yang terletak di pinggiran kota.

“Tuan, kenapa Anda membawa kami ke tempat berbahaya seperti ini? Ini adalah zona yang dilarang!” protes salah satu prajuritnya dengan nada ketakutan.

Friedrich menyentuh bibirnya dengan jari telunjuk, memberikan isyarat agar mereka diam. “Sttt... Ikuti saja perintahku. Kita akan menggunakan formasi bertahan. Fokus pada goblin itu.”

Dengan suara gemetar, para prajurit akhirnya mengikuti perintah Friedrich. Mereka mengepung seekor goblin kecil dengan formasi setengah lingkaran. Saat pertarungan dimulai, Friedrich berdiri di belakang, memberikan perintah kepada pasukannya.

“Serang sisi kirinya! Jangan biarkan dia melarikan diri!”

Setelah pertarungan singkat, goblin itu akhirnya tumbang, dan sebuah suara dingin bergema di telinga Friedrich.

[+1 Kepemimpinan]

Mata Friedrich berbinar-binar melihat pemberitahuan itu. “Ternyata benar! Sistem ini masih bekerja seperti dalam game. Aku bisa meningkatkan statistikku dengan cara ini!”

Friedrich terus mengarahkan pasukannya sepanjang hari, menyerang goblin demi goblin. Poin kepemimpinannya perlahan bertambah.

[+1 Kepemimpinan]

[+1 Kepemimpinan]

[+1 Kepemimpinan]

Semakin banyak poin yang dikumpulkan, efeknya mulai terasa. Awalnya, para prajurit tampak ragu dan enggan mengikuti perintahnya. Namun, setelah beberapa waktu, mereka mulai menunjukkan rasa hormat dan kepatuhan.

“Tuan Friedrich, kami telah membersihkan area seperti yang Anda perintahkan!” salah seorang prajurit melapor dengan suara tegas.

Friedrich menyeringai. “Sepertinya ini mulai membuahkan hasil.”

**

Setelah mengumpulkan cukup poin kepemimpinan, Friedrich memutuskan untuk meningkatkan statistik lainnya.

“Gimana caranya aku meningkatkan kekuatan? Tubuh ini bahkan lebih lemah dari goblin yang kami kalahkan tadi.”

Dia memutuskan untuk berburu monster yang lebih besar di wilayah yang lebih berbahaya. Kali ini, targetnya adalah seekor babi hutan monster yang terkenal sulit dikalahkan.

“Tapi Tuan, babi hutan itu adalah makhluk yang sangat berbahaya. Bahkan prajurit terlatih pun sering kalah melawan mereka!” salah seorang prajurit mencoba memperingatkan.

“Diam! Aku tidak membutuhkan ceramah. Aku tahu apa yang kulakukan,” bentak Friedrich sambil melangkah ke depan.

Dengan hati-hati, mereka mengepung babi hutan itu. Prajurit-prajuritnya menyerang makhluk itu secara bertahap, mengikis HP-nya sedikit demi sedikit. Friedrich menunggu hingga saat yang tepat untuk memberikan serangan terakhir.

Jreng!

Suara pemberitahuan bergema di telinganya.

[+1 Kekuatan]

[+1 Stamina]

Friedrich tersenyum puas. “Jadi, inilah cara untuk bertahan hidup. Aku harus terus berkembang, terus menjadi lebih kuat. Kalau tidak, aku tidak akan bertahan di dunia ini.”

----

Catatan: WN karya Shiho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun