Mohon tunggu...
Shifa Rauda
Shifa Rauda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

"SIDO, Good Company-Bad Stock?"

20 Desember 2017   19:40 Diperbarui: 20 Desember 2017   20:14 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PT Industri Jamu Sido Muncul merupakan perusahaan yang cukup besar dalam industry jamu dan obat-obatan tradisonal.dan merupakan perusahaan herbal bertaraf modern yang selalu berupaya untuk memberikan produk-produk terbaik dan menyehatkan bagi konsumennya.  

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,ruang lingkup kegiatan SIDO antara lain menjalankan usaha dalam bidang industri jamu yang meliputi industri obat-obatan (farmasi), jamu, kosmetika, minuman dan makanan yang berkaitan dengan kesehatan, perdagangan, pengangkutan darat dan jasa. Kegiatan utama Sido Muncul adalah produksi dan distribusi jamu herbal, minuman energi, minuman dan permen serta minuman kesehatan, seperti Sidomuncul, Tolak Angin dan Kuku Bima.

PT Industri Jamu Sido Muncul baru saja menjadi perusahaan Go Publik pada tahun 2013 lalu. Dalam Bursa Efek Indonesia terdapat perusahaan yang tergolong “good company bad stock” yang akan menjadi topik pembahasan dalam artikel ini. Saya memilih PT Industri Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) sebagai ‘’good company bad stock” didasarkan pada harga saham perusahaan yang cenderung mengalami penurunan disertai dengan nilai PER dan PBV perusahaan yang cukup rendah akan tetapi memiliki ROA dan ROE yang tergolong tinggi diantara perusahaan lainnya dalam sub industry yang sama. 

Dengan begitu saham yang dimiliki perusahaan berada pada posisi undervalued sehingga perusahaan tergolong “good company bad stock”. Untuk analisis mengenai SIDO dapat dilihat pada penjelasan berikut.

Analisis Makro Ekonomi

Menurut data dari woldbank, PDB Indonesia meningkat sebesar 5,0% tahun ke tahun pada triwulan ke 2 tahun 2017 dan tidak berubah dari triwulan ke 1. Tingkat pertumbuhan telah stabil sebesar 5% sejak triwulan ke 1 tahun 2014. Seperti yang dicatatkan oleh Badan Pusat Statistik bahwa pada kuartal III 2017 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,06%. Fundamental ekonomi makro Indonesia pun tergolong baik dan telah meningkat, dikarenakan pemerintah terus menerapkan reformasi struktural yang penting. 

Pada September 2017 pun Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi 4,25%. Hal ini tentu merupakan suatu hal yang baik dalam pasar modal Indonesia, dikarenakan hubungan yang terbalik antara harga saham dan dengan tingkat suku bunga. Dengan adanya penurunan suku bunga, maka akan banyak investor yang melakukan investasi dibandingkan dengan melakukan deposito di Bank.

Tingkat inflasi di Indonesia pun terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula. Berdasarkan data dari BI inflasi indeks harga konsumen pada Agustus 2017 tercatat 2,5% atau secara tahunan mencapai 3,82%. Hal ini merupakan dampak dari membaiknya pasokan serta kontribusi positif berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah. Inflasi inti pada periode ini terbilang cukup rendah dan bahkan lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi inti Agustus tiga tahun terakhir. 

Menurut Bank Indonesia, inflasi ke depannya diperkirakan akan tetap rendah dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Hal ini merupakan sinyal baik dalam investasi pasar modal. Selain itu, BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 berada pada kisaran 5,1 persen – 5,5 persen, dengan permintaan domestic sebagai penggerakan utamanya. BI pun optimis pertumbhan ekonomi tersebut akan tercapai.

Kondisi pasar modal Indonesia terus mengalami pertumbuhan selama tiga tahun ke belakang. Pertumbuhan IHSG tercatat mencapai 17,02% per Oktober 2017 dan berkali-kali menyentuh rekor tertingginya sepanjang tahun ini. Kondisi pasar modal yang kian membaik ini tentu membuat banyak orang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Analisis Industri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun