Mohon tunggu...
Shifa Rahma alya
Shifa Rahma alya Mohon Tunggu... Administrasi - Universitas Lampung

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Policy Brief "Tantangan Inflasi di Provinsi Lampung : Analisis dan Rekomendasi Kebijakan"

19 Desember 2024   00:36 Diperbarui: 19 Desember 2024   00:36 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar inflasi (Sumber : foto oleh Deepak Kumar di Getty images)

Ringkasan eksekutif

Di Provinsi Lampung, inflasi telah menjadi masalah besar yang berdampak pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Inflasi tahunan sebesar 2,16% tercatat pada September 2024 di sektor makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi terutama disebabkan oleh kebijakan moneter yang tidak tepat dan perubahan dalam pasokan dan permintaan. Karena kenaikan harga barang dan jasa, kelompok berpenghasilan rendah mengalami penurunan daya beli karena inflasi, yang merupakan efek yang paling signifikan. Untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kesejahteraan masyarakat, pengendalian inflasi menjadi sangat penting. Peningkatan kapasitas sistem distribusi pangan melalui pembangunan infrastruktur logistik dan kolaborasi antara petani dan pedagang lokal adalah salah satu rekomendasi kebijakan untuk mengatasi inflasi di Lampung, Untuk menghadapi kemungkinan inflasi, pemerintah dan pemangku kepentingan di Provinsi Lampung harus mengambil tindakan yang direncanakan secara strategis. Solusi dapat berupa kebijakan seperti subsidi pada komoditas penting, penguatan sektor pertanian untuk memastikan ketersediaan makanan, dan pengelolaan logistik yang efektif. Untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semua orang, termasuk mereka yang tinggal di pedesaan dan terpencil, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kesejahteraan masyarakat dapat dipertahankan meskipun ada masalah ekonomi. Untuk menjaga stabilitas ekonomi, partisipasi sektor swasta dan masyarakat juga diperlukan.

Latar Belakang

Salah satu indikator ekonomi yang paling signifikan yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat adalah inflasi. Pemerintah dan masyarakat Provinsi Lampung sangat memperhatikan inflasi, terutama dalam kaitannya dengan kemajuan ekonomi. Inflasi tahunan pada bulan September 2024 tercatat sebesar 2,16%, dengan kontribusi tertinggi untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51%, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung. Karena harga barang dan jasa naik ketika inflasi meningkat, daya beli masyarakat cenderung menurun. Ini dapat memengaruhi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah yang lebih banyak menghabiskan uang untuk kebutuhan dasar. Di Provinsi Lampung, ada tantangan ekonomi seperti kenaikan harga pangan, kenaikan biaya produksi, dan dinamika pasar global yang dapat memengaruhi situasi lokal, meskipun inflasi pada tahun 2024 diperkirakan tetap terkendali. Inflasi di Lampung juga disebabkan oleh berbagai faktor. Peningkatan harga makanan yang disebabkan oleh perubahan pasokan dan permintaan merupakan komponen penting. Menjelang hari besar atau saat musim tanam, harga bahan pokok seperti beras dan bawang merah sering naik, menyebabkan tekanan inflasi yang besar. Selain itu, kebijakan moneter dan fiskal pemerintah sangat penting untuk mengontrol inflasi. Meskipun pemerintah daerah berusaha mengendalikan inflasi melalui operasi pasar dan strategi distribusi, kestabilan harga barang dan jasa masih sulit di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu. Sektor swasta dan masyarakat juga berperan penting, dalam konteks sektor swasta yakni merekadapat memainkan peran dengan menjaga stabilitas harga dan mendukung produksi lokal, sedangkan masyarakat dapat didorong untuk meningkatkan literasi keuangan sehingga mampu mengelola pendapatan secara lebih bijak di tengah perubahan harga. Diharapkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta akan memungkinkan Provinsi Lampung untuk mengatasi inflasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata. Inflasi yang tinggi dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama mereka yang rentan. Jika harga barang dan jasa naik, hal tersebut dapat meningkatkan risiko kemiskinan karena masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka. Pengendalian inflasi menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan menjaga kesejahteraan masyarakat. Untuk menyikapi hal ini, sangat penting bagi pemerintah Provinsi Lampung membuat kebijakan yang efisien untuk mengatasi inflasi. Rekomendasi kebijakan yang didasarkan pada analisis data dan bukti empiris akan sangat membantu dalam membuat rencana yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi di wilayah tersebut.

Metode

Metode ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan kuantitatif, data dikumpulkan dari berbagai jurnal dan buku yang relevan. Studi literatur adalah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data dengan analisis literatur dari sumber tulis terdahulu yang terpercaya untuk mendapatkan data dan pemahaman yang mendalam mengenai masalah yang sedang diteliti. Dengan analisis data dan statistik kondisi inflasi di Provinsi Lampung, termasuk tingkat inflasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan menggunakan data statistik terbaru. Ini membantu menentukan konteks dan urgensi masalah. Metode ini juga mengidentifikasi masalah dengan berkonsentrasi pada satu masalah tertentu untuk menganalisis penyebab dan dampak inflasi terhadap masyarakat. Ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait terhadap inflasi, seperti kebijakan moneter dan harga pangan.

1.Analisis Kuantitatif

Mengumpulkan tren inflasi dan proyeksi dampak kebijakan menggunakan data statistik dari Bank Indonesia dan BPS.

2.Studi kasus

Membandingkan metode pengendalian inflasi di daerah lain yang memiliki karakteristik yang mirip dengan Provinsi Lampung.

Implikasi dan Rekomendasi Kebijakan

Berikut adalah beberapa implikasi dan rekomendasi kebijakan.

1.Meningkatkan Kapasitas Sistem Distribusi Pangan

Inflasi di Provinsi Lampung disebabkan oleh kenaikan harga bahan pangan, yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus meningkatkan efisiensi distribusi pangan melalui pembangunan infrastruktur logistik dan memperkuat kolaborasi antara petani dan pedagang lokal, yang diharapkan dapat menstabilkan harga dan mengurangi kesenjangan ekonomi.

2.Pemantauan Proaktif Harga

Ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia memengaruhi fluktuasi harga barang, yang memengaruhi stabilitas ekonomi lokal. Oleh karena itu, teknologi informasi harus digunakan untuk memantau harga secara real-time. Pemerintah dapat menggunakan data ini untuk membuat kebijakan intervensi yang lebih cepat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

3.Menawarkan Dukungan Teknologi kepada Petani Lokal

Inflasi dapat meningkat jika tidak ada pasokan pangan lokal. Menawarkan petani pelatihan, akses teknologi, dan subsidi akan meningkatkan produktivitas dan membantu menekan harga kebutuhan pokok. Selain itu, langkah-langkah ini akan memperkuat sektor pertanian sebagai pilar ketahanan pangan.

4.Varietas Ekonomi Lokal

Karena ketergantungan pada komoditas tertentu yang rentan terhadap dinamika pasar global meningkatkan risiko inflasi, diperlukan diversifikasi sumber pangan dan ekonomi lokal dengan memperkenalkan komoditas lain yang lebih tahan terhadap perubahan harga dan iklim. Diversifikasi ini juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif.

5.Memberikan Pendidikan Keuangan kepada Masyarakat

Konsumen dan kelompok produsen keduanya terkena dampak inflasi. Pendidikan literasi keuangan, seperti pengelolaan pendapatan dan penghematan, diperlukan

untuk membantu orang beradaptasi. Langkah ini akan membuat masyarakat lebih tahan terhadap perubahan harga barang.

6.Kerja Sama Antara Pemangku Kepentingan

Berbagai pihak harus aktif terlibat dalam menekan inflasi. Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada produsen lokal, sementara sektor swasta membantu distribusi yang lebih efisien. Dengan kerja sama ini, kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi dapat dipertahankan.

Referensi

Arif, I. T. B., Wati, S., Gunanto, M., Ardiansyah, A., & Malik, A. (2024). ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI PROVINSI LAMPUNG PADA TAHUN 2021-2023. Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara, 1(5), 8654-8662.

Damanik, T. H., & Damanik, D. (2023). Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung. Jurnal Kendali Akuntansi, 1(3), 75-85.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. (2024). Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan III 2024 Tumbuh 4,81 Persen (y-on-y). BPS Provinsi Lampung.

Bank Indonesia (2023). Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024: Inflasi Gabungan Dua Kota di Lampung. BI Lampung.

Pemerintah Provinsi Lampung (2024). Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tantangan Inflasi. Diskominfotik Provinsi Lampung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun