Mohon tunggu...
Shifa Maharani
Shifa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anak-Anak Takut ke Dokter Gigi? Kok Bisa?

24 Juni 2024   00:16 Diperbarui: 24 Juni 2024   01:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak dan dokter gigi. Sumber: freepik.com

Untuk sejumlah orang dewasa dan juga anak-anak, pergi ke dokter gigi sudah jadi hal lumrah. Namun, untuk yang lainnya, ini mungkin bisa menjadi pengalaman menakutkan yang hanya mereka rasakan ketika rasa sakit gigi sudah tidak tertahankan lagi. 

Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, saya ingin membahas topik yang jarang dibicarakan,yaitu ketakutan anak-anak terhadap dokter gigi. 

Rasa takut akan dokter gigi dan perawatan gigi bisa menjadi penghalang besar dalam menerima layanan perawatan gigi yang berkualitas. Menurut beberapa survei, 5% hingga 6% dari populasi dan sekitar 16% anak-anak usia sekolah mengaku merasa cemas ketika berkunjung ke dokter gigi.

Wah, sangatlah penting bagi dokter gigi untuk membangun hubungan yang ramah dengan pasien mereka, terutama anak-anak. Dengan cara tersebut, kecemasan pasien dapat diatasi sehingga perawatan gigi menjadi lebih efektif dan efisien. 

Membangun hubungan yang kuat sejak kunjungan pertama anak dapat menciptakan suasana nyaman bagi mereka, sehingga mereka merasa aman. 

Sang anak-anak kerap mengevaluasi dokter gigi mereka dari segi penampilan dan mengamati secara seksama setiap kata, gerakan, serta isyarat di seluruh janji temu gigi. 

Oleh karena itu, seorang dokter gigi yang ramah dan selalu tersenyum akan menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak ketika berkunjung ke klinik gigi!

Mempunyai hubungan yang akrab dengan dokter gigi dapat sangat membantu pasien dalam mengatasi rasa takut terhadap hal-hal menakutkan seperti jarum suntik atau suara alat-alat gigi yang sering membuat bulu kuduk merinding. 

Dikarenakan rasa takut ini sering muncul sejak masa kanak-kanak, menjadi wajar untuk memusatkan perhatian pada anak-anak. Anak-anak yang memiliki pengalaman baik dengan dokter gigi mereka akan merasa lebih sedikit takut dan cemas ketika mengunjungi kembali. Sebagai akibatnya, ketika mereka dewasa, mereka menjadi lebih tekun dalam menjaga kesehatan gigi mereka dan memiliki gigi yang lebih sehat.

Sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi, sehingga dokter gigi harus memahami bagaimana pasien memandang, pilih-pilih dan takut agar dapat memberikan perawatan yang berkualitas dengan cara yang menenangkan. 

Hingga saat ini, belum pernah ada penilaian atau dokumentasi mengenai persepsi anak-anak terhadap dokter gigi dan perawatan gigi secara keseluruhan. Namun, informasi ini memiliki arti penting karena dapat membantu dokter gigi dalam menyesuaikan praktik mereka sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasien terutama pasien anak-anak.

Nah, bagaimana caranya supaya dapat mengatasi ketakutan ini? Terdapat beberapa rencana yang dapat diimplementasikan. Dokter gigi pertama-tama dapat menggunakan cerita atau permainan sebagai pendekatan untuk membuat anak merasa lebih nyaman. 

Contohnya, menggunakan boneka sebagai cara untuk menjelaskan bagaimana prosedur gigi akan dilakukan. Selain itu, memberikan hadiah kecil seperti stiker atau mainan setelah perawatan juga dapat meningkatkan suasana hati anak terhadap kunjungan ke dokter gigi. 

Selain itu, anak yang merasa cemas dapat mencoba menggunakan teknik relaksasi seperti bernapas dalam-dalam atau mendengarkan musik untuk membantu menenangkan diri mereka.

Dengan demikian, penting sekali bagi kita untuk mengatasi ketakutan terhadap dokter gigi, khususnya pada anak-anak agar mereka dapat menerima perawatan gigi yang baik. Ketika membangun hubungan yang ramah dan menggunakan pendekatan kreatif, Anda dapat merasa lebih tenang dan mengurangi rasa takut serta kecemasan ini. 

Dengan seperti itu, pergi ke dokter gigi bisa berubah dari pengalaman yang menakutkan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Dokter gigi yang memiliki pemahaman dan penerapan teknik-teknik ini akan berperan dalam menciptakan generasi yang memiliki kesehatan gigi optimal dan lebih percaya diri saat pergi ke dokter gigi. Mari kita menjadikan kunjungan ke dokter gigi menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi semua!

Sumber:
Ainscough, S. L., Windsor, L., & Tahmassebi, J. F. (2019). A review of the effect of music on dental anxiety in children. European archives of paediatric dentistry : official journal of the European Academy of Paediatric Dentistry, 20(1), 23–26. https://doi.org/10.1007/s40368-018-0380-6
Alsarheed M. (2011). Children's Perception of Their Dentists. European journal of dentistry, 5(2), 186–190.
Armfield, J. M., & Heaton, L. J. (2013). Management of fear and anxiety in the dental clinic: a review. Australian dental journal, 58(4), 390–531. https://doi.org/10.1111/adj.12118
Sivakumar, P., & Gurunathan, D. (2019). Behavior of Children toward Various Dental Procedures. International journal of clinical pediatric dentistry, 12(5), 379–384. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10005-1670

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun