Usaha keripik pisang Sinta semakin besar. Namun, pada tahun 2010, Sinta punya pengalaman pahit ditipu oleh rekan usahanya hingga harus menanggung utang Rp 1 miliar. Ia sempat terpuruk karena usahanya kala itu hampir bangkrut.
Namun, Sinta tidak mau menyerah. Ia mencicil utang dengan menjual sebagian aset yang ada. Beberapa hadiah kompetisi wirausaha, seperti sepeda motor hingga mas kawin dari suaminya, terpaksa ia jual demi menyelamatkan bisnis keripik pisang itu.
"Saya mendapat pelajaran berharga dari peristiwa itu dan harus fokus mengurus usaha. Saya melakukan banyak inovasi produk dan kemasan untuk meningkatkan penjualan," katanya.
Selain menciptakan keripik pisang beraneka rasa, Sinta juga membuat produk keripik pisang dengan berbagai bentuk, misalnya diiris dengan pisau bergerigi sehingga bentuknya lebih menarik. Ia juga menciptakan produk keripik pisang lumer yang diminati pasar.
Saat ini, ia juga membuat berbagai produk oleh-oleh baru, seperti pie pisang, bolu, hingga pisang goreng beku. Keseriusan Sinta menjaga kualitas produk membuat usahanya meraih piagam One Village One Produk sejak tahun 2018.
Sejak tahun 2014, ia dipercaya sebagai orangtua asuh buruh migran melalui program Mandiri Sahabatku. Hingga saat ini, Sinta telah membimbing ribuan buruh migran yang ingin mengembangkan usaha setelah kembali ke Indonesia.
Ia mengajari buruh migran yang bekerja di sejumlah negara mengenai cara berwirausaha keripik pisang. Pelatihan diberikan secara daring. Selain itu, Sinta juga menerima buruh migran yang ingin magang atau belajar secara langsung di tokonya. Beberapa buruh migran asli Jawa Timur dan Jawa Tengah yang sudah pulang lalu membuka usaha keripik pisang.
Tidak ingin sukses sendiri, Sinta juga mengajak para pelaku UMKM di Bandar Lampung untuk ikut naik kelas. Ia mendampingi pelaku usaha untuk mengurus berbagai dokumen izin usaha dan sertifikat produk.
Sebagai pelaku UMKM yang sudah memiliki pengalaman, Sinta menjadi pembuka jalan pelaku usaha baru ketika mereka ingin berkomunikasi dengan dinas dan perbankan. Ia juga menunjukkan peluang pasar yang bisa diraih pelaku usaha baru.
Saat ini, Sinta menjabat sebagai Ketua Koperasi Produsen Keripik Pisang Bangek. Ia membantu pembantu pelaku UMKM yang ingin mendapat program peminjaman modal usaha dengan bunga nol persen yang digulirkan Pemkot Bandar Lampung.
Dengan program itu, pelaku usaha amat terbantu karena bisa mendapat pinjaman modal usaha dari perbankan tanpa bunga. Bunga pinjaman itu dibayarkan oleh pemerintah.
Ia sangat paham, selain tekad dan kemauan pribadi, untuk mengembangkan usaha butuh dukungan, baik dari pemerintah, perbankan, maupun orang sekitar. Itu sebabnya ia ingin terus membangun ekosistem untuk mendukung pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung.
SINTA;
Lahir: Bandar Lampung, 24 Oktober 1986
Pendidikan:
- SD Negeri 2 Segalamider (1993-1999)
- SMP Negeri 10 Bandar Lampung (1999-2002)
- SMA Negeri 7 Bandar Lampung (2002-2005)
- S-1 Ekonomi Pembangunan Unila (2005-2011)
Pengalaman organisasi:
- Asosiasi Pengusaha Indonesia (2021)
- BPD Hipmi Lampung (2021) - Ketua Produsen Keripik Pisang Bangek (2020-sekarang)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI