Mohon tunggu...
Money Pilihan

Ini Dia 3 Keuntungan Mengajarkan Akuntansi pada Anak-anak

28 Februari 2017   20:19 Diperbarui: 1 Maret 2017   18:00 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai akuntansi, kita sering melihat produk-produk akuntansi, termasuk software, seminar, serta berbagai training berbasis akuntansi yang materinya sangat dewasa. Sebut saja mengenai kalkulator keuangan yang dapat menghitung cicilan per bulan yang harus dibayar, tax amnesty, dan penjurnalan hingga masuk keenam laporan keuangan. Coba, Anda sekalian tebak: Kira-kira, apakah anak-anak dapat "masuk"?

Kalau sebagian besar di antara kita menjawab "tidak", saya tidak akan kaget. Di saat yang bersamaan, saya sungguh prihatin karena berdasarkan yang saya pelajari selama kuliah, tidak pernah disebutkan bahwa akuntansi hanya untuk orang dewasa atau orang tua saja. 

Faktanya, pendidikan akuntansi yang dimulai sejak masih kanak-kanak akan membawa banyak manfaat. Dengan menggunakan bahasa dan media gambar, video, maupun animasi lain yang dapat dicerna si kecil, anak-anak akan belajar untuk mengatur salah satu hal terpenting di dunia ini, yaitu uang, dengan baik. 

Penasaran apa saja keuntungan yang dihasilkan? Berikut adalah uraian untuk tiga keuntungan mengajarkan akuntansi kepada anak-anak:

1. Membuat Anak Menjadi Lebih Pintar

Sumber Gambar: https://www.flickr.com/

Yang ini sudah jelas. Akuntansi yang umumnya identik dengan pelajaran super-njelimet dan penuh hitung-hitungan, apabila digabungkan dengan kemampuan anak dalam mencerna informasi yang lebih hebat dibandingkan orang dewasa, akan menjadi nutrisi yang baik bagi otak anak.

Selain itu, masa kanak-kanak juga adalah masa di mana kita belajar hal-hal baru. Lihat saja, anak-anak pada umumnya memiliki pikiran yang lebih terbuka dan siap diajar dibandingkan orang-orang yang telah mengecap asam garam kehidupan. Dengan mengajarkan dasar-dasar akuntansi sejak kecil, tentunya anak akan lebih mudah mengingat angka-angka sekaligus "koma-komaan" yang tidak dapat diingat dengan mudah oleh para orang dewasa. 

Mengajari anak pelajaran akuntansi akan membuat anak lebih dapat bertanggung jawab dengan uang jajan yang orang tua berikan. Anak juga memiliki memori jangka panjang yang lebih baik, karena dari kecil sudah dibiasakan dengan hitung-hitungan eksak seperti akuntansi.

2. Meningkatkan Ketelitian Dan Keseimbangan Anak

3153633998-d4dc7184d7-o-min-58b57839ad7e61bc074d156a.jpg
3153633998-d4dc7184d7-o-min-58b57839ad7e61bc074d156a.jpg
Sumber Gambar: https://www.flickr.com/

Saya tidak bisa tidak setuju dengan komentar mantan dosen saya yang mengatakan bahwa akuntansi identik dengan keseimbangan. Saya juga masih ingat saat-saat di mana debet dan kredit tidak balance, sehingga harus mengecek hitungan koma dari awal penjurnalan. 

Namun, kalau berbicara mengenai kampus, itu semua pastilah saat-saat di mana belajar itu sudah agak terlambat. Kalau seandainya dapat dipelajari sejak kecil, tentu semuanya itu akan lebih berperan dalam pembentukan otak anak. Saya memprediksi, anak-anak yang belajar akuntansi sejak kecil akan bertumbuh menjadi anak-anak yang teliti melihat detail yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang dewasa kebanyakan.

Selain itu, kinerja otak kiri dan kanan anak akan lebih seimbang dibandingkan teman-teman sebayanya. Otak kiri anak akan terpakai saat menghitung menggunakan kalkulator atau rumus tertentu, sementara otak kanan akan terstimulasi dengan mencari nama-nama akun yang identik serta meng"kreasi"kan laporan keuangan yang (lama-kelamaan) nama akunnya tidak harus sesuai dengan yang di buku manual (Misalnya: Akun "Laba hasil penjualan scrap").

3. Mengasah Kepedulian Anak Terhadap Anak-Anak Dan Orang Lain

baby-623417-58b578a7f87e6128096810a3.jpg
baby-623417-58b578a7f87e6128096810a3.jpg
Sumber Gambar: http://www.pixabay.com/

Mungkin Anda para pembaca sekalian akan terkaget dengan keuntungan ketiga ini. Namun, sebagai seorang lulusan akuntansi, saya dapat mengatakan kalau keuntungan poin ketiga ini dapat kita capai ketika mengajari anak-anak pelajaran akuntansi.

Di mantan kampus saya, dalam matakuliah akuntansi sektor publik, ada bab mengenai akuntansi untuk organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba sendiri adalah organisasi-organisasi di mana orang-orang dalamnya bekerja untuk suatu tujuan yang mulia, misalnya melestarikan lingkungan, memberdayakan perempuan, membantu akses ke sekolah-sekolah, yayasan, dan lain-lain. Dalam semua hal mulia ini, ada berbagai perhitungan dan pencatatan akuntansi yang harus dipertimbangkan. 

Hal ini membuat anak dapat mengasah kepedulian terhadap anak-anak maupun orang-orang lain di sekitar lingkungan tempat mereka hidup dan tinggal. Sebagai titik permulaan, anak dapat melakukannya dengan cara memperhitungkan dana atau uang yang dapat ia sisihkan untuk kegiatan amal yang dapat membantu sesama di lingkungan mereka.

Saya pikir, ketiga keuntungan di atas dapat Anda semua pertimbangkan, sehingga mengajar anak materi akuntansi akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Jangan lupa juga untuk menyusunnya dengan bahasa yang mudah dicerna bagi anak-anak, sehingga anak-anak dapat terus semangat belajar akuntansi. Lagipula, belajar akuntansi sejak kecil membawa banyak manfaat di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun