Mohon tunggu...
Shiannie AurelSugianto
Shiannie AurelSugianto Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Random aja yahh guyss.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkembangan Kepercayaan Dari Masa Ke Masa

15 November 2022   12:04 Diperbarui: 15 November 2022   12:16 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan Kepercayaan dari Masa ke Masa

Pada saat ini di berbagai negara di dunia, anggota masyarakat atau warganegaranya menganut berbagai jenis agama dan kepercayaan. Tentunya jumlah dan jenisnya juga banyak dan beragam. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Agama yang diakui di Indonesia antara lain; Islam, kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Tetapi ternyata, agama atau kepercayaan yang dianut manusia sudah ada sejak zaman pra-aksara. Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum datangnya agama Hindu dan Budha adalah animisme dan dinamisme. 

Berdasarkan peninggalannya, manusia pada masa pra-aksara sudah mengenal sistem kepercayaan sejak zaman Neolitikum (Batu baru). Kita dapat menelusuri konsep dan karakteristik sistem kepercayaan manusia purba dari artefak zaman Neolitikum. Pada zaman neolitikum berkembang kebudayaan megalitikum yang erat kaitannya dengan eksistensi sistem kepercayaan manusia purba. 

 Kebudayaan megalithikum merupakan suatu tradisi dan kebudayaan manusia purba yang menghasilkan batu-batu besar untuk keperluan religius. Hasil kebudayaan megalitikum seperti menhir, dolmen, arca, waruga, sarkofagus dan punden berundak dapat memberikan penjelasan kepada kita tentang sistem kepercayaan manusia purba. 

Selain itu sistem kepercayaan manusia purba pada masa pra-aksara dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu animisme, dinamisme dan totemisme. Animisme adalah sistem kepercayaan yang memuja makhluk halus dan roh nenek moyang. Karakteristik manusia purba yang menganut paham animisme adalah mereka selalu memohon perlindungan dan permintaan kepada roh nenek moyang seperti kesehatan, kesuburan, keselamatan dan lainnya. 

Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap memiliki kekuatan supranatural seperti pohon besar dan batu besar. Manusia purba pada masa pra-aksara memiliki banyak keterbatasan sehingga mereka membutuhkan pertolongan dari benda- benda yang dianggap mampu memberikan keselamatan. 

Totemisme adalah kepercayaan yang menganggap bahwa hewan atau tumbuhan tertentu memiliki kekuatan supranatural untuk memberikan keselamatan atau malapetaka kepada penganutnya. Manusia purba yang menganut kepercayaan Totemisme cenderung mengeramatkan hewan atau tumbuhan tertentu, sehingga mereka tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi hewan dan tumbuhan tersebut. 

Manusia pada saat ini telah menyadari adanya agama atau kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Setelah masa pra-aksara, manusia mulai banyak mengalami pertanyaan dalam diri mereka tentang penciptaan dunia ini dan segala isinya, sehingga muncullah paham monoisme atau monoteisme. Monoisme atau monoteisme adalah tingkat akhir dalam evolusi kepercayaan manusia. Monoisme adalah sebuah kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Pada tahap ini, manusia mulai berpikir atas apa yang dialaminya Mulai dari pertanyaan siapa yang menciptakan manusia dan seluruh isi bumi ini. Berdasarkan pertanyaan itu, manusia membuat kesimpulan bahwa ada kekuatan yang maha besar dan tidak tertandingi oleh kekuatan manusia. 

Dari paham-paham diatas yang menimbulkan kepercayaan yang beragam di dalam kehidupan masyarakat hingga berkembang menjadi agama dan kepercayaan yang ada pada saat ini. Negara juga melindungi setiap warga negaranya dalam memeluk agama dan kepercayaan- nya masing- masing. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk suatu agama atau kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Jaminan kemerdekaan beragama ini tercantum dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada pasal 29 UUD 1945 menyatakan bahwa negara berdasar atas Tuhan yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya itu. Kebebasan beragama adalah prinsip yang sangat penting dalam kehidupan beragama dan bernegara, sehingga harus dipahami makna dan konsekuensinya baik oleh negara maupun masyarakat. 

Namun demikian, sepanjang sejarah keberagaman hidup dan pemikiran manusia yang beragam, jalan untuk menemukan Tuhan dan agama itu tidak selalu mulus dan sampai pada sasaran yang dituju. Karena dapat dipastikan terdapat sekelompok orang maupun perorangan yang memiliki ritual- ritual menyimpang dari agama yang dianutnya. Akibatnya, selalu ada pihak yang dinyatakan salah, sesat, menyimpang dan keluar dari rel keagamaan yang umum. Salah satu contoh penyimpangan aliran agama yang pernah ada di Indonesia adalah kelompok Lia Eden. 

Selain itu pengaturan mengenai hak beragama sebagai bagian dari hak asasi manusia juga diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28E ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya dan berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Sehingga negara dan masyarakat wajib menjaga toleransi antar umat beragama, menghargai adanya perbedaan dan tidak menghina agama atau pemeluk agama lainnya. 

 Sikap yang tidak menghargai agama atau kepercayaan yang berbeda ini akhirnya dapat menimbulkan pelanggaran- pelanggaran yang merugikan berbagai pihak. Salah satu pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang pernah terjadi di Indonesia adalah penyerangan Gereja St Lidwina di Yogyakarta. Dimana, pelaku penyerangan melakukan penyerangan dengan senjata tajam pada saat misa sedang berlangsung di gereja tersebut, yaitu seorang pastor, seorang jemaah dan seorang pengurus gereja. 

Dengan adanya penyerangan ini, tentunya melanggar hak asasi manusia untuk memiliki kebebasan dalam beribadah yang sudah dijamin oleh negara Indonesia. Apalagi hal ini dilakukan oleh orang yang berbeda agama, tentu saja hal ini akan menjadi permasalahan baru yang sewaktu- waktu dapat berubah menjadi perseteruan antar agama yang lebih mengerikan dan merusak kerukunan antar umat beragama yang diharapkan dapat terus terjalin dengan baik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditekankan pentingnya rasa toleransi terhadap semua umat beragama. Agar hal- hal buruk seperti ini tidak terjadi lagi. Karena Indonesia didasari oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti walaupun berbeda- beda tetapi tetap satu jua. 

 Dengan adanya perbedaan agama dan kepercayaan yang beragam di Indonesia diperlukan adanya upaya yang dilakukan oleh setiap umat beragama maupun penganut kepercayaan agar tercipta Trilogi kerukunan umat beragama. Trilogi kerukunan umat beragama ini adalah kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Oleh karena itu dalam menjaga kerukunan umat beragama perlu dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengatur dan pemberdayaan. 

Perkembangan keagamaan dari kepercayaan pada masa praaksara hingga saat ini mengalami perkembangan. Dari animisme, dinamisme, totemisme hingga monoisme. Dari perkembangan keagamaan dan kepercayaan tersebut, umat Kristen harus mengingat tujuh dosa mematikan yang merupakan pengelompokkan dan penggolongan atas dosa-dosa atau tindakan-tindakan tercela dalam ajaran Kekristenan. 

 Tujuh dosa tersebut adalah kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, dan kemalasan. Dari perkembangan ini, dapat dilihat bagaimana paham animisme, dinamisme, dan totemisme merupakan paham yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Dimana manusia dengan sombongnya percaya bahwa dengan menyembah arwah nenek moyang, benda-benda tertentu dapat mendatangkan keselamatan, tumbuhan atau hewan tertentu memiliki kekuatan yang dapat memberikan keselamatan bagi mereka. Mereka mengharapkan sesuatu dengan menyembah atau melakukan hal- hal yang tidak disenangi oleh Tuhan Allah. Hal ini dengan jelas telah disebutkan Allah dalam 10 hukum Taurat (Keluaran 20:2-17). 

 Dengan menyembah segala sesuatu selain Allah, manusia telah mengikuti ketamakan dan hawa nafsu mereka dalam mencari pembenaran atas perbuatan yang mereka lakukan dalam mencari keselamatan dan memperoleh keinginan yang mereka harapkan. Namun dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang terjadi manusia mulai mencari tahu siapakah yang menciptakan dunia dan segala isinya. Mereka mulai menganut berbagai agama dan kepercayaan yang mempercayai adanya pencipta yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tidak terbatas atas alam semesta dan segala isinya. Dari berbagai agama yang ada, agama Kristen adalah salah satu agama yang banyak dianut oleh manusia di dunia ini. Hal itu tidak lepas dari kepercayaan akan adanya Tritunggal yaitu Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Sehingga mereka mempercayai Kristus sebagai jalan hidup dan kebenaran yang nyata adanya. Allah memberikan janji keselamatan bagi kita umatNya yang percaya kepadaNya.

Janji Allah yang menjadi puncak dari segala janji adalah hidup yang kekal bagi umatNya yang percaya. Untuk mendapatkan janji Allah itu, Allah telah menolong kita dengan memberikan roh kudus untuk menuntun kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Agar kita sebagai orang percaya dapat terbebas dari dosa, menguatkan iman, menuntun kita dalam jalan kebenaran dan hidup. Dengan adanya roh kudus yang menyertai kita, tentunya kita sebagai umat kristen akan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih baik. Dalam setiap tindakan yang kita lakukan, kita akan memikirkan akibat baik buruknya sehingga tidak merusak hubungan kita dengan Allah. Tidak lupa untuk selalu berdoa dan membaca Alkitab sebagai jembatan untuk kita dapat berkomunikasi dengan Allah. Dengan melakukan hal tersebut, penyertaan Allah melalui roh kudus akan semakin terasa dan memberikan dampak yang jauh lebih baik bagi hidup kita. 

 Hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita sehari- hari untuk berterima kasih atas penyertaan Allah terhadap hidup kita adalah tidak lupa untuk selalu mengucap syukur dengan apapun yang telah kita dapatkan, melakukan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, selalu percaya dan taat bahwa Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa dan mampu membawa kita ke jalan kebenaran dan hidup yang kekal. 

Hendaknya kita sebagai umat Kristen yang taat dan percaya kepada Allah dapat menjadikan buah- buah roh (Galatia 5:22- 23) sebagai sifat sejati umat Kristen. Dengan menerapkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri terhadap orang lain maka hubungan antara umat Kristen dengan sesamanya, dengan umat beragama lain maupun dengan pemerintah dapat berjalan dengan baik dan selaras dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Daftar Pustaka

Chairunnisa, Ninis. "4 Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama Di Era Jokowi." Tempo, 23 Oct. 2018, nasional.tempo.co/read/1138894/4-kasus-pelanggaran-kebebasan-beragama-di-era-jokowi.

Kardi, Dika Dania. "Kronologi Penyerangan Gereja St Lidwina Bedog Sleman." Nasional, 11 Feb. 2018, www.cnnindonesia.com/nasional/20180211133527-20-275381/kronologi-penyerangan-gereja-st-lidwina-bedog-sleman. Accessed 14 Nov. 2022.

Kresnoadi. "Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah | Sejarah Kelas 10." Www.ruangguru.com, 22 Dec. 2017, www.ruangguru.com/blog/sistem-kepercayaan-manusia-purba. Accessed 14 Nov. 2022.

Media, Kompas Cyber. "Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Praaksara." KOMPAS.com, 10 Nov. 2020, www.kompas.com/skola/read/2020/11/10/160201469/sistem-kepercayaan-manusia-purba-masa-praaksara. Accessed 14 Nov. 2022.

N, Oleh, and ang Hermawan. "Menjaga Kerukunan Umat Beragama." Tniad.mil.id, 26 Nov.

2015, tniad.mil.id/menjaga-kerukunan-umat-beragama/. Accessed 14 Nov. 2022.

Sumiwi, Asih Rachmani Endang. "Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini." JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO, vol. 1, no. 1, 14 Dec. 2018, 10.46929/graciadeo.v1i1.19. Accessed 21 June 2021.

Times, I. D. N., and Adyaning Raras Anggita Kumara. "7 Dosa Besar Menurut Ajaran Kristen, Mematikan Dan Harus Dihindari." IDN Times, 30 July 2021, www.idntimes.com/life/inspiration/adyaning-raras-anggita-kumara-1/7-dosa-besar-menurut-ajaran-kristen. Accessed 14 Nov. 2022.

blessedday4us. "BUAH ROH." Blessedday4us's Blog, 24 May 2010, blessedday4us.wordpress.com/2010/05/25/buah-roh/. Accessed 15 Nov. 2022.

Ratna, Dewi. "3 Kepercayaan Ini Ternyata Dianut Oleh Manusia Purba." Merdeka.com, 27 Apr. 2016, m.merdeka.com/pendidikan/3-kepercayaan-ini-ternyata-dianut-oleh-manusia-purba.html. Accessed 15 Nov. 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun