Sikap yang tidak menghargai agama atau kepercayaan yang berbeda ini akhirnya dapat menimbulkan pelanggaran- pelanggaran yang merugikan berbagai pihak. Salah satu pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang pernah terjadi di Indonesia adalah penyerangan Gereja St Lidwina di Yogyakarta. Dimana, pelaku penyerangan melakukan penyerangan dengan senjata tajam pada saat misa sedang berlangsung di gereja tersebut, yaitu seorang pastor, seorang jemaah dan seorang pengurus gereja.Â
Dengan adanya penyerangan ini, tentunya melanggar hak asasi manusia untuk memiliki kebebasan dalam beribadah yang sudah dijamin oleh negara Indonesia. Apalagi hal ini dilakukan oleh orang yang berbeda agama, tentu saja hal ini akan menjadi permasalahan baru yang sewaktu- waktu dapat berubah menjadi perseteruan antar agama yang lebih mengerikan dan merusak kerukunan antar umat beragama yang diharapkan dapat terus terjalin dengan baik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu ditekankan pentingnya rasa toleransi terhadap semua umat beragama. Agar hal- hal buruk seperti ini tidak terjadi lagi. Karena Indonesia didasari oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti walaupun berbeda- beda tetapi tetap satu jua.Â
 Dengan adanya perbedaan agama dan kepercayaan yang beragam di Indonesia diperlukan adanya upaya yang dilakukan oleh setiap umat beragama maupun penganut kepercayaan agar tercipta Trilogi kerukunan umat beragama. Trilogi kerukunan umat beragama ini adalah kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Oleh karena itu dalam menjaga kerukunan umat beragama perlu dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengatur dan pemberdayaan.Â
Perkembangan keagamaan dari kepercayaan pada masa praaksara hingga saat ini mengalami perkembangan. Dari animisme, dinamisme, totemisme hingga monoisme. Dari perkembangan keagamaan dan kepercayaan tersebut, umat Kristen harus mengingat tujuh dosa mematikan yang merupakan pengelompokkan dan penggolongan atas dosa-dosa atau tindakan-tindakan tercela dalam ajaran Kekristenan.Â
 Tujuh dosa tersebut adalah kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, dan kemalasan. Dari perkembangan ini, dapat dilihat bagaimana paham animisme, dinamisme, dan totemisme merupakan paham yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Dimana manusia dengan sombongnya percaya bahwa dengan menyembah arwah nenek moyang, benda-benda tertentu dapat mendatangkan keselamatan, tumbuhan atau hewan tertentu memiliki kekuatan yang dapat memberikan keselamatan bagi mereka. Mereka mengharapkan sesuatu dengan menyembah atau melakukan hal- hal yang tidak disenangi oleh Tuhan Allah. Hal ini dengan jelas telah disebutkan Allah dalam 10 hukum Taurat (Keluaran 20:2-17).Â
 Dengan menyembah segala sesuatu selain Allah, manusia telah mengikuti ketamakan dan hawa nafsu mereka dalam mencari pembenaran atas perbuatan yang mereka lakukan dalam mencari keselamatan dan memperoleh keinginan yang mereka harapkan. Namun dengan semakin majunya teknologi dan perkembangan yang terjadi manusia mulai mencari tahu siapakah yang menciptakan dunia dan segala isinya. Mereka mulai menganut berbagai agama dan kepercayaan yang mempercayai adanya pencipta yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tidak terbatas atas alam semesta dan segala isinya. Dari berbagai agama yang ada, agama Kristen adalah salah satu agama yang banyak dianut oleh manusia di dunia ini. Hal itu tidak lepas dari kepercayaan akan adanya Tritunggal yaitu Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Sehingga mereka mempercayai Kristus sebagai jalan hidup dan kebenaran yang nyata adanya. Allah memberikan janji keselamatan bagi kita umatNya yang percaya kepadaNya.
Janji Allah yang menjadi puncak dari segala janji adalah hidup yang kekal bagi umatNya yang percaya. Untuk mendapatkan janji Allah itu, Allah telah menolong kita dengan memberikan roh kudus untuk menuntun kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Agar kita sebagai orang percaya dapat terbebas dari dosa, menguatkan iman, menuntun kita dalam jalan kebenaran dan hidup. Dengan adanya roh kudus yang menyertai kita, tentunya kita sebagai umat kristen akan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih baik. Dalam setiap tindakan yang kita lakukan, kita akan memikirkan akibat baik buruknya sehingga tidak merusak hubungan kita dengan Allah. Tidak lupa untuk selalu berdoa dan membaca Alkitab sebagai jembatan untuk kita dapat berkomunikasi dengan Allah. Dengan melakukan hal tersebut, penyertaan Allah melalui roh kudus akan semakin terasa dan memberikan dampak yang jauh lebih baik bagi hidup kita.Â
 Hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita sehari- hari untuk berterima kasih atas penyertaan Allah terhadap hidup kita adalah tidak lupa untuk selalu mengucap syukur dengan apapun yang telah kita dapatkan, melakukan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, selalu percaya dan taat bahwa Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa dan mampu membawa kita ke jalan kebenaran dan hidup yang kekal.Â
Hendaknya kita sebagai umat Kristen yang taat dan percaya kepada Allah dapat menjadikan buah- buah roh (Galatia 5:22- 23) sebagai sifat sejati umat Kristen. Dengan menerapkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri terhadap orang lain maka hubungan antara umat Kristen dengan sesamanya, dengan umat beragama lain maupun dengan pemerintah dapat berjalan dengan baik dan selaras dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Daftar Pustaka
Chairunnisa, Ninis. "4 Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama Di Era Jokowi." Tempo, 23 Oct. 2018, nasional.tempo.co/read/1138894/4-kasus-pelanggaran-kebebasan-beragama-di-era-jokowi.