Mohon tunggu...
Sheryl Vasya Hariyanto
Sheryl Vasya Hariyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student

Seorang mahasiswa yang ingin membagikan ketikannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengamalkan Islam dengan Muhammadiyah

5 Januari 2023   15:40 Diperbarui: 5 Januari 2023   15:51 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Sheryl Vasya H.
NIM : 202010230311494

Menempuh pendidikan di salah satu institusi milik Muhammadiyah, membuat saya secara langsung mengenal lebih jauh mengenai gerakan ini. Tepatnya di Universitas Muhammadiyah Malang saya belajar mengenai serba serbi Muhammadiyah terutama melalui mata kuliah wajib AIK. Mata kuliah ini membawakan materi mulai dari pembelajaran sejarah, ideologi, hingga pergerakan Muhammadiyah yang dikemas secara modern dan dapat diselaraskan dengan kehidupan sehari-hari.

Saya belajar bahwa dalam menaungi semua pergerakannya, Muhammadiyah memiliki teologi Al-Ma'un yang menjadi spirit Muhammadiyah. Apa yang dimaksud dengan teologi ini? Kala itu Kyai Haji Ahmad Dahlan seringkali membahas mengenai Al-Ma'un dengan tidak hanya membaca dan menghafalnya, namun beliau menekankan kepada murid-muridnya untuk mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.

Surah ini dapat kita maknai bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan kemanusiaan dengan contoh menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Ayat ini kemudian menjadi landasan bagi gerakan-gerakan sosial dalam Islam yang melalui Muhammadiyah, hal ini menjadi sebuah praktek nyata amalan dari firman Allah.

Berbicara mengenai pergerakannya, Muhammadiyah aktif dalam berbagai bidang yang tidak hanya difokuskan untuk masyarakat Islam, namun untuk bangsa secara utuh. Salah satunya Muhammadiyah bergerak di bidang sosial. Di dalam bidang ini, Muhammadiyah terus menerus berkembang untuk mendirikan layanan sosial kepada kaum miskin dan kepentingan umat. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 500 panti asuhan milik Muhammadiyah. Muhammadiyah juga memiliki rumah sakit yang dikembangkan di Indonesia dengan jumlah lebih dari 500 (Rifqa Nisyardhana, 2022).

Selain itu, Muhammadiyah pun gencar dalam kegiatan penanggulangan bencana melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang dirintis sejak tahun 2007. MDMC ini bekerja dengan mengadopsi kode etik kerelawanan kemanusiaan dan piagam kemanusiaan yang berlaku secara internasional. Sesuai dengan Hygo Framework for Action, MDMC juga bekerja dengan mengembangkan misis pengurangan risiko bencana dan mengembangkan basis kesiapsiagaan di tingkat yang beragam yaitu komunitas, sekolah dan rumah sakit yang dimana ini adalah basis gerakan Muhammadiyah sejak 100 tahun yang lalu. 

Tidak hanya aktif dalam mengorganisir sumberdaya Muhammadiyah di tingkat lokal dan Nasional, MDMC juga aktif dalam misi kemanusiaan Internasional. Dalam berbagai forum internasional, MDMC turut serta dalam menentukan arah dan kebijakan masalah kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana disamping membangun hubungan baik dengan pemerintah negara lain.

Selain di bidang sosial, Muhammadiyah juga berkembang di bidang pendidikan. Pendidikan di dalam Muhammadiyah dilandasi atas ilham teologis bahwa manusia akan dapat mencapai tingkat keimanan dan ketakwaan yang sempurna jika dibarengi dengan kedalaman ilmu pengetahuan. Dorongan teologis inilah yang menginspirasi KH. Ahmad Dahlan untuk mengatur pendidikan di teras rumahnya dan memberikan pelajaran agama ekstra kurikuler di OSVIA dan kweekschool hingga sampai saat ini permulaan itu berkembang menjadi ratusan institusi pendidikan.

Dikutip dari Rifqa Nisyardhana (2022), Muhammadiyah hingga Oktober 2022 memiliki 173 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain perguruan tinggi, Muhammadiyah juga mengembangkan sekolah dan madrasah yang berdasarkan catatan terakhir dari keterangan Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berjumlah 6.500-an dan lebih dari 23.000 TK Bustanul Athfal dan PAUD. 

Tidak hanya di dalam negeri, pendidikan Muhammadiyah juga berkembang hingga kanca internasional diantaranya mendirikan SD di Melton, negara bagian Victoria, Australia dan TK Bustanul Athfal di Kuala Lumpur, Malaysia dan Kairo, Mesir. Terdapat pula 1 perguruan tinggi di Kerajaan Perlis, Malaysia. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut dikelola sebagai bentuk amal usaha.

Dengan banyaknya lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah, organisasi ini pun terus menciptakan dan mencetak inovasi-inovasi di bidang pendidikan ini agar peserta didiknya dapat menjawab permasalahan zaman. Salah satunya dengan mendirikan unit bisnis yang menguntungkan di berbagai wilayah dan cabang Muhammadiyah seperti SPBU, supermarket, minimarket dan lain-lainnya. 

Di kampus saya sendiri, Universitas Muhammadiyah Malang, didirikan berbagai fasilitas publik. Diantaranya adalah Rumah Sakit UMM sebagai layanan kesehatan yang sangat membantu masyarakat Kota Malang dan mahasiswanya. Lalu ada Sengkaling Kuliner UMM yang merupakan tempat rekreasi dengan menyediakan ratusan tenant yang menjual beragam menu. Selain itu, terdapat Toko Buku New Book Store (NBS) UMM yang merupakan upaya UMM dalam membangun iklim akademik dan juga untuk memberikan kemudahan akan akses dan fasilitas literasi. 

Terdapat pula unit usaha di bidang hospitality, dengan berbagai pilihan yaitu Rayz Hotel UMM, Kapal Garden Hotel by UMM, dan My Dormy Hostel UMM yang masing masing memiliki fasilitas beragam. Di depan kampusnya pun, dibangun SPBU yang merupakan salah satu upaya UMM dalam mengembangkan profit centre untuk mendukung finansial selain biaya pendidikan dari mahasiswa.

Fasilitas itu kemudian mendorong mahasiswa Muhammadiyah dalam bekerja secara praktik dari apa yang dipelajari di dunia perkuliahan. Hal ini pun menjadi wadah untuk menjawab tantangan zaman sehingga orang yang belajar di dalam Muhammadiyah tidak hanya mantap secara ilmu agama namun juga berkompetensi untuk menjawab kebutuhan duniawi. Bagi saya pun, saya merasa berkuliah di salah satu universitas Muhammadiyah, membuka banyak peluang untuk saya karena institusi yang suportif terhadap mahasiswanya.

Saya didukung dalam mengikuti perlombaan hingga diberikan kesempatan untuk menempuh program transfer credit di Malaysia. Jadi jangan menilai, jika universitas Muhammadiyah hanya condong pada ajaran agama dan sulit untuk mengejar prestasi untuk mengembangkan kompetensi duniawi.

Dapat saya lihat dari perjalanan saya selama kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang, Muhammadiyah yang saya kenal adalah sebuah organisasi yang memurnikan ajaran Islam dari Al-Qur'an dan Hadist dan senantiasa mengamalkan dengan bergerak di berbagai bidang yang memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun