"Aku tidak mau seperti ini aku mau memulai dengan yang baru. Aku tidak mau seperti kemarin aku mau memulai dari hari ini", kata-kata yang selalu diucapkan ku ketika aku mau hidupku berubah. Kata orang lakukanlan apa yang kita sukai untuk menemukan jadi diri kita dan itu akan membatu diri kita. Aku pun mencoba memulai untuk melakukannya.
"Hidup itu bukan soal menemukan diri Anda sendiri, hidup itu membuat diri Anda sendiri." - George Bernard Shaw.
Saat di SMA aku mencoba untuk ikut kegiatan ekstrakulikuler dan itu musik. Awalnya aku tidak mau tapi aku tetap harus mencoba. Aku masuk ekstrakulikuler musik karena aku bisa bermain gitar dan piano dan hanya itulah yang aku bisa. Aku pun tidak tau apakan ini akan berhasil atau tidak. Hasilnya setelah beberapa bulan aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler musik ini, aku sangat menyukainya. Aku sampai-sampai lupa apa yang terjadi pada diriku sebelumnya. Mungkin ini karena waktu, aku lupa waktu karena aku melakukan hal yang aku sukai. Dan aku tidak sendirian, Aku ditemani temanku yang baru aku kenal sejak SMA yaitu Tian. Aku dan Tian sering mengabiskan waktu bersama dengan yang lainnya. Tetapi tetap saja ketika aku pulang ke rumah hal itu tetap sama saja, aku masih mendengarkan mereka bertengkar. Dan sekarang dengan menenangkan diriku, akumengalihkannya dengan bermain gitar atau mendengarkan musik. Sekarang aku sudah menemukan cara menenangkan diriku. Aku merasa senang tepapi disisi lain aku merasa tidak senang.
Dan setelah beberapa lama aku berteman dengan Tian,aku jadi suka camping denganya dan aku sedikit menjadi terbuka, aku berbagi cerita tentang musik, lagu kesukaanku, dan sedikit tentang keluargaku. Tidak seperti respon teman lainnya saat aku bercerita tentang keluargaku yang selalu menunjukkan wajah sedih, respon Tian sangat berbeda dia sangat pintar mengahlikan pembicaraan mungkin karena Tian tau apa yang selanjutnya akan terjadi.
Tanpa sadar ternyata aku baru mengetahui bahwa musik benar-benar fashionku. Mungkin aku  tidak pintar dalam pelajaran atau lainnya, tetapi tentang musik aku tau sengalanya. Setiap orang pasti memiliki kemampuannya masing-masing. Sampai akhirnya aku mendalami dunia musik ini dan aku tidak sendirian aku dibantu oleh Tian. Kami jadi sering mengedit lagu, mengaransemen lagu dan sekarang akmi sudah bisa membuat lagu. Mungkin sudah ribuan lagu yang kami ciptakan dan semuanya tersimpan dilaptopku. Beberapa lagu yang kami buat pun, sering kami bawakann bersama tim musik laiinya untuk acara-cara festival atau lainnya. Sudah banyak sekali acara-acara yang kami datangin. Dan hasil yang kami dapatkan itu bukan untuk kami tetapi kami kumpulkan dan kami berikan kepada panti asuhan dan panti jompo.Rasanya senang sekali melihat apa yang telah dikerjakan selama ini diberikan kepada orang yang lebih penting mendapatkannya dan melihat mereka merasa senang dan tersenyum membuat kami untuk selalu bekerja keras.
Saat di panti asuhan kami bermain bersama anak-anak disana tetapi aku melihat ada satu anak perempuan yang tidak ikut bermain, anak itu sedang membaca buku ditempat yang tenang. Aku pun mendekatinya dan ternyata buku yang dia baca adalah Alkitab. Wow! Aku sempat berpikir sebentar sebelum menyapanya, ketika anak lain sedang asik bermain tetapi dia sedang membaca Alkitab. Aku pun lansung menyapanya dan bertanya "De kenapa tidak ikut main dengan yang lainnya?". Dan jawaban anak itu membuat aku terdiam " Membaca Alkitab lebih menyenangkan ka dari pada bermain". Disitu aku tidak bisa berkat-kata lagi dan aku bertanya "Apa kamu tidak bosan hanya dengan membaca Alkitab saja disini?", bahkan aku saja jarang sekali menyentuh apa lagi membacanya. Jawabnya "Kenapa harus bosan ka bagiku ini sangat menyenangkan, aku bisa mengetahui banyak hal dari Alkitab" dari situ pun aku lansung merasa tersindir, aku yang selalu merasa tidak bersyukur apa yang telah aku dapatkan terlebih bakatku dalam bermain musik. Aku tahu sekarang semua bakat yang aku punya di musik ini adalah pemberian Tuhan.
Dari situ aku berpikir lagi sudah lama sekali aku tidak pergi ke gereja aku merasa diriku sangat jauh dengan Tuhan. Aku pun mulai mendekatkan diri kepada Tuhan, mulai pergi ke gereja dan selalu mengucapkan syukur. Seketika saat aku sedang digereja aku merenungkan diri atas perbuatan dan keluargaku selama ini. Dan tiba-tiba seorang pendeta menghampiriku dan dia bertanya kepadaku "Apa yang sedang anda alami?" Aku kaget ketika pendeta bertanya seperti itu. Aku pun tanpa sadar menjelaskan tentang situasi dan keluargaku saat ini. Kata-kata yang ia berikan sangat masuk kehatiku dan membuat hati ini tergerak.
Pulang dari gereja aku yang awalnya jarang sekali berbicara dengan orangtuaku, memberanikan diri untuk mengungkapkan apa isi hatiku kepada mereka. Aku tidak tau keberanian ini muncul dari mana. Dan seketika itu orangtuaku yang mendengar aku berbicara dengan tegas mereka menangis, mamah dan papah minta maaf kepadaku. Aku pun langsung menangis dan aku tidak percaya dengan kata-kataku ini dapat mengubah semuanya. Senang? Ya, aku senang sekali. Dan aku sangat menyesal pernah berpikiran untuk bunuh diri.
"Kamu tidak bisa kembali dan mengubah awal saat kamu memulainya, tapi kamu bisa memulainya lagi dari di mana kamu berada sekarang dan ubah akhirnya." - C.S Lewis
Besoknya kami memulai dari awal, tidak ada kata terlambat untuk memulai ini, aku membuka diri kepada orantuaku dan begitu pun mereka walaupun kami masih belum terbiasa dan masih merasa canggung. Aku mengajak mereka untuk pergi ke gereja. Untuk pertama kalinya kami  pergi ke gereja bersama-sama. Senang sekali  hati ini. Dan aku mengajak mereka bertemu dengan pendeta yang pernah menghampiri diriku. Dan disitu kami lansung berdoa bersama untuk mengucap syukur.
Saat itu pun aku tidak pernah takut lagi untuk menghadapi hari esok karena aku mengandalkan Tuhan disetiap rencanaku. Dan aku salah menggap diriku tidak beruntung. Setelah ini aku merasa didunia ini aku lah yang paling beruntung. Aku juga menyampaikan tujuanku saat aku lulus sekolah kepada orangtuaku. Aku mau melanjutkan pendidikan ku ke dunia musik dan mereka menyetujuinya dan disitu aku merasa sangat bersyukur.